Fitrah Manusia

Cara manusia dalam beragama memang kadang-kadang semau gue, seenaknya sendiri, sak enak udele dewe (orang jawa bilang). Seringkali Tuhan dinomor-sekiankan untuk mengurusi kebutuhan duniawinya dan memenuhi keinginan nafsunya. Bahkan karena kurang ajarnya, kaum atheis berpendapat bahwa Tuhan itu tidak ada. Manusia lahir, hidup dan mati di dunia ini ya karena proses alami saja. Astaghfirullah!
Memang seringkali tingkat kesadaran manusia lebih rendah dari binatang (terhijab), sehingga tidak menyadari betapa manusia adalah makhluk yang lemah. Coba perhatikan kalau anda mengaku bahwa mata ini milik anda. Ini berarti anda berhak mengatur sendiri mata anda.
Kalau memang begitu pengakuan anda, coba jangan kedipkan mata anda selama 5 menit saja! Mampukah anda? Saya jamin anda tidak mampu. Lalu siapa yang menggerakkan mata anda selama ini secara reflek dan otomatis? Tentu saja Allah, SWT. Ini juga berlaku atas nafas anda, jantung anda, paru-paru anda, dll. Sadarkah anda selama ini?

Namun serendah-rendahnya manusia, pada suatu saat nanti, disadari atau tidak disadari manusia kan merindukan Sang Pencipta dan Pelindungnya, terutama ketika manusia dihadapkan pada suatu masalah yang dia tidak sanggup lagi. Meskipun setelah datang pertolongan dari Allah SWT, pada akhirnya banyak yang ingkar kembali. Coba perhatikan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
”Dan apabila manusia itu ditimpakan kemudharatan dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan itu dan dia mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah :”Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka” (QS Az-Zumar 39 : 8).
”Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata:”sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanya kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Az-Zumar 39 : 49).
Dalam hadits Qudsi Allah SWT berfirman :”Sesungguhnya kalau bukan karena sebagian dari hamba-hamba-Ku adalah orang-orang yang shaleh, maka akan Ku-musnahkan seluruh peradaban manusia!” (diterjemahkan secara bebas tanpa mengurangi esensinya).
Ya…ini semua karena Rahmah dan Rahim (Cinta dan Kasih Sayang) Allah SWT lebih luas dibandingkan murkanya. Coba anda bayangkan kalau benar-benar Allah SWT marah kepada kita? Mau jadi apa manusia ini?
Mengapa manusia tidak mau belajar dari peristiwa musnahnya raja Namrud dan bala tentara ketika Allah SWT menghukum mereka dengan mengirim burung Ababil yang membawa batu dari neraka? Mengapa manusia tidak belajar dari hancurnya raja Fir’aun dan pasukannya ketika ditenggelamkan Allah SWT di laut? Dan banyak peristiwa lain tentang azab Allah SWT kepada manusia yang terangkai dan tertulis dalam Al-Qur’an.
Pada umumnya suara fitrah manusia muncul terdengar dan menjerit memanggil Rabb-nya manakala manusia dihadapkan malapetaka, kesulitan yang dahsyat. Saat itu manusia baru patuh, tunduk, khusyuk, tawakal & tidak ingkar kepada-Nya.
”Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mareka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai daratan, lalu sebagian meraka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar”. (QS Luqman 31:32).
”Tuhanmu adalah yang melayarkan kapal-kapal dilautan untukmu, agar kamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu. Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan; niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia (Allah). Maka tatkala Dia (Allah) menyelematkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Allah) yang menjungkir-balikan sebagian daratan bersama kamu atau Dia (Allah) meniupkan (angin yang keras membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapat seorang perlindungan bagi kamu, atau apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taufan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) Kami”. (QS. Al-Isra’ 17 : 66-69).
”Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhan-Nya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Allah merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat dari-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya”. (QS. Ar-Rum 30 : 33).

0 komentar: