Sholat

MANFA’AT SHOLAT BERJAMA’AH

- Mematuhi perintah Allah swt.
43.  Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'*.
* :  yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk. (QS. Al Baqarah 2:43)

- Sebagai saksi keimanan
18.  Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At Taubah 9:18)

- Mendapatkan Tazkiyah (pernyata’an kesucian) dan anugerah besar dari Allah swt.
36.  Bertasbih* kepada Allah di masjid-masjid yang Telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
37.  Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
38.  (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. An Nuur 24:36-38) (lihat tafsir Ibnu Katsir, 3.23)(lihat tafsir al-Qurthubi, 2/264)
*:  yang bertasbih ialah laki-laki yang tersebut pada ayat 37 berikut.

- Mematuhi perintah rasul
“Siapa yang mendengar adzan lalu tidak mendatanginya (untuk sholat berjama’ah) maka tidak sholat baginya kecuali udzur.” (lihat Shahihul Jami’ 6300)

- Selamat karena mengikuti rasul
“Segenap umatku akan masuk surga kecuali orang yang tidak mau. Siapa yang menta’atiku pasti masuk surga dan siapa yang mendurhakaiku maka dia tidak mau (masuk surga).” (HR. al-Bukhari; Fathul Bari 13/249).

- Sholat berjama’ah termasuk sasaran Islam yang agung
“Tangan Allah swt. bersama jama’ah (umat Islam).” (HR. at-Tirmidzi; Shahih Sunan at-Tirmidzi 1760)
“Berjama’ah (bersatu) adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi 1791).

- Mengagungkan dan melakukan syi’ar agama Allah swt.
“Demikianlah (perintah Allah swt.). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah swt. maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketaqwa’an hati.” (QS. Al Hajj 22:32).

- Termasuk sunnah-sunnah petunjuk
“Sesungguhnya Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada kita jalan-jalan petunjuk. Dan diantara jalan-jalan petunjuk itu adalah sholat di masjid yang dikumandangkan adzan di dalamnya.” (HR. Muslim; Syarh an-Nawawi 5/156)

- Lebih utama dari sholat sendirian
“Sholat berjama’ah itu lebih utama 25 derajat daripada sholat sendirian.” (HR. al-Bukhari). Dalam riwayat lain disebutkan, “(Lebih utama) 27 derajat.” (Fathul Bari’ 2/131)
- Lebih suci di sisi Allah swt. daripada sholat sendiri-sendiri
“Sholat 2 orang laki-laki dengan salah seorang dari mereka menjadi imam adalah lebih suci di sisi Allah swt. daripada sholat 4 orang secara sendiri-sendiri. Sholat 4 orang dengan salah seorang dari mereka menjadi imam adalah lebih suci di sisi Allah swt. daripada sholat 8 orang secara sendiri-sendiri. Dan sholat 8 orang dengan salah seorang dari menjadi imam adalah lebih suci di sisi Allah swt. daripada 100 orang secara sendiri-sendiri.” (lihat Shahihul Jami’ 3836)

- Menjaga diri dari setan
“Tidaklah 3 orang berada di suatu desa atau dusun dan mereka tidak mendirikan sholat (berjama’ah) kecuali mereka telah dikuasai setan. Karena itu, hendaklah kalian senantiasa berjama’ah. Sungguh serigala itu itu hanya makan (hewan piara’an) yang jauh (dari gerombolan kawan-kawannya).” (lihat Shahiul Jami’ 5701)

- Jauh dari menyerupai orang-orang munafik
“Tak ada sholat yang lebih berat menurut orang-orang munafik melebihi (beratnya) sholat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak…” (Muttafaq ‘alaih; lihat al-Lu’lu` wal Marjan 383)

- Diantara sebab diampuninya dosa-dosa
“Jika imam mengucapkan, ‘Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin,’ (bukan orang-orang yang engkau murkai  bukan pula mereka yang tersesat) maka ucapkanlah, `amin,` karena sesungguhnya siapa yang ucapan (aminnya) bersama’an dengan ucapan malaikat, niscaya ia akan diampuni daro dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaih; Al Lu`lu’ wal Marjan 231)
“Jika imam mengucapkan, `Sami ` allahuliman hamidah,` (Allah Maha Mendengar terhadap orang yang memujiNya) maka ucapkanlah, `Allahumma rabbana lakal hamd,` (Ya Tuhanku, bagimu segala puji). Karena sesungguhnya siapa yang ucapannya bersama’an dengan ucapan malaikat, niscaya ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq `alaih; Al Lu`lu’ wal Marjan 229).
“Siapa yang berwudhu untuk sholat dan ia menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan (untuk menunaikan) sholat wajib, dan ia sholat bersama manusia atau jama’ah atau di dalam masjid, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim; Mukhtashar Muslim 132)

- Berpahala lebih besar, jika berjalan untuk menunaikannya
“Siapa yang pergi menuju masjid dan pulang (darinya) niscaya Allah menyediakan tempat tinggal baginya di surga setiap kali ia pulang pergi.” (Muttafaq `alaih; Al-Lu`lu` wal Marjan 390)
“Siapa yang berwudhu di rumahnya lalu berjalan menuju rumah diantara rumah-rumah Allah swt. untuk menunaikan salah satu kewajiban (dari) Allah swt. maka salah satu dari kedua langkahnya menghapus dosa-dosa dan yang lain meninggikan derajat.” (HR. Muslim dan lihat Shahihut Targhib wat Tarhib)
“Berilah kabar gembira kepada para pejalan kaki di kegelapan ke mesjid-mesjid dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat.” (lihat Shahihul Jami’ 2823)
“Siapa yang berjalan untuk shalat fardhu berjama’ah maka ia laksana haji. Dan siapa yang berjalan untuk (sholat) sunnah maka ia seperti umrah sunnat.” (lihat Shahihul Jami’ 6556)
“Siapa yang mandi sebersih-bersihnya pada hari Jum’at dan (membiasakan) mandi, lalu ia datang pagi-pagi dan bersegera, ia tidak naik (kendara’an) tetapi berjalan, dan ia dekat dengan imam lalu ia mendengarkannya, ia pun tidak berbuat sia-sia, niscaya pada setiap langkah (yang ia ayunkan) pahalanya (sama dengan pahala) satu tahun dari ibadah puasa dan sholat.” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majjah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab shahih, serta diriwayatkan pula oleh al-Hakim dan ia menshahihkannnya. Lihat shahih at-Targhib wat Tarhib 690)

- Berkumpulnya para malaikat dan memohonkan ampun bagi yang berjama’ah
“Para malaikat malam dan malaikat siang bergantian menyertai kalian dan mereka berkumpul pada sa’at (diselenggarakan jama’ah) sholat Shubuh dan sholat Ashar. Lalu malaikat yang (sudah) menyertai kalian naik (ke langit), dan mereka ditanya oleh Tuhan mereka, padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka, “bagaimana keada’an hamba-hambaKu yang kalian tinggalkan?” Mereka menjawab, “Kami meninggalkan mereka sedang dalam keada’an sholat dan kami mendatangi mereka sedang dalam keada’an sholat (juga).” (lihat Shahihain)
Dalam riwayat lain menurut Ibnu khuzaimah: “Mereka menjawab, “Kami datang sedang mereka dalam keada’an sholat dan kami tinggalkan mereka dalam keada’an sholat (pula), maka ampunilah mereka pada hari pembalasan.”

- Menyamai sholat separuh malam atau sepanjang malam
“Siapa yang sholat Isya’ secara berjama’ah, maka seakan-akan ia sholat separuh malam. Dan siapa yang sholat Shubuh secara berjama’ah, maka seakan-akan ia sholat sepanjang malam.” (HR. Muslim; Mukhtashar Muslim 324)

- Berada dalam jaminan Allah swt.
“Siapa sholat Shubuh secara berjama’ah maka ia berada dalam jaminan Allah swt.” (lihat Shahihut Targhib wat Tarhib)
“Ada 3 golongan manusia yang berada di bawah jaminan Allah swt. Laki-laki yang keluar ke mesjid diantara mesjid-mesjid Allah swt., laki-laki yang keluar untuk berperang di jalan Allah swt., dan laki-laki yang keluar untuk menunaikan haji.” (lihat Shahihul Jami’ 3051)

- Berada dalam naungan Allah swt. pada hari berbangkit (padang Mahsyar)
“7 golongan manusia yang Allah akan menaunginya pada hari kiamat, sa’at tiada lagi naungan kecuali naungan-Nya… laki-laki yang hatinya senantiasa bergantung kepada mesjid-mesjid.” (dari Abu Hurairah dalam Shahihain dan Al-Lu`lu` wal Marjan 610)

- Bebas dari neraka
“Siapa yang melakukan sholat berjama’ah selama 40 hari, dan ia mendapatkan takbir pertama, niscaya dituliskan untuknya 2 pembebasan; bebas (selamat) dari neraka dan bebas dari nifak.” (dari Anas; lihat Shahihul Jami’ 6365)


KAJIAN KHUSUS KIAMAT

            Assalamualaikum Wr. Wb. Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, Segala Puji Bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Shalawat dan salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw., pemimpin para Rasul, Nabi, imam orang-orang bertaqwa, imam akhirat dan dunia. Juga kepada keluarga dan sahabat beliau. Dan kepada pengikutnya hingga akhir zaman.
Amma ba’du.
            Pada kesempatan kali ini, pada perkumpulan dengan para mujahadah, yang gemar mendekati kekasihnya, yang gemar mencintai Allah swt. dengan berbagai tanda-tandanya. Maka Allah pun lebih mencintai hambaNya yang mujahadah, lebih dari cinta yang telah diberikan hamba kepada-Nya. Sebagian dari bukti tanda cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Maka Allah Mengutus baginda besar Nabi Muhammad saw., yang darinya turun Al Qur’an dan Al Hadits. Maka dengan Al Qur’an dan Al Hadits ini banyak hal di masa depan hingga berakhirnya umur Islam dan dunia ini dapat kita ketahui. Salah satu yang Rasulullah saw. kabarkan tentang masa depan adalah hari kiamat (Berakhirnya umur umat Islam dan dunia). Maka inilah tema yang akan saya bawa pada kesempatan kali ini. Yaitu tanda kiamat hingga berdirinya kiamat. Dengan pembawaan tema ini saya hanya bermaksud mengajak, karena saya tau pada perkumpulan kali ini saya berjumpa dengan para mujahadah yang gemar dengan ilmu, bahkan saya tidak pantas menjadi pembawa tema, karena begitu kurangnya ilmu yang saya miliki.
            Semoga tulisan ini mudah dipahami oleh pembaca. Saya yakin akan banyak kesalahan dan kritikan yang akan muncul terhadap apa yang saya lakukan tanpa maksud sengaja dalam tulisan ini. Saya berharap semua pihak memberikan koreksi dan kritikannya untuk menuju kebaikan dan kebenaran. Semoga Allah memberikan pahala-Nya bagi kaum muslimin dan muslimat yang melakukan itu.
            Saya mohon taufik dan jalan yang lurus. Semoga Allah menjadikan apa yang saya lakukan ini semata-mata mencari ampunan, ridho, dan cinta-Nya, dan yang paling penting mudah-mudahan ini manjadi jalan untuk berjumpadengan Alloh. Di samping itu, mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada setiap kaum muslimin dan muslimat yang membacanya. Selamat membaca.

 No. 1-5 Tanda Kecil Kiamat pada Permula’an Islam

1.   Diutusnya Nabi Muhammad saw.
“Aku diutus adalah bersama’an dengan kiamat seperti dua jariku ini,” Dan beliau mengisyaratkan dengan menggiringkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Keshahihan hadits ini adalah Muttafaq ‘Alaih, yang juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Anas dan Sahal bin Sa’ad), (HR. shohih Muslim dari Sahl bin Sa’ad, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2062, hal-1065, terbitan Gema Insani).
Dalam riwayat lain Beliau bersabda : “Aku diutus bersama’an dengan kiamat, dan sungguh ia hampir saja mendahuluiku.” (Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad dan Ath Thabari dengan sanad yang hasan dari hadits Buraidah bin Hushaib).
“Amma ba’du, maka sesungguhnya perkata’an yang paling benar adalah Kitabullah, dan sesungguhnya petunjuk yang paling utama adalah petunjuk Muhammad dan seburuk-buruk perkata’an adalah kabar baru yang tidak jelas asal-usulnya, sedangkan segala kabar baru yang tidak jelas asal-usulnya adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan adalah di neraka, hari kiamat akan datang kepadamu dengan tiba-tiba, saya diutus oleh Allah bersama’an dengan hari kiamat seperti ini, kiamat itu akan datang kepada kamu di pagimu atau di petang harimu.” (Hadits riwayat Ahmad, Muslim, Nasa’I, dan Ibnu Majah dari Jabir).
“Saya diutus pada waktu yang beriringan dengan hari kiamat yang mana aku mendahuluinya sebagaimana ini mendahului ini.” Dan Beliau saw. mengisyaratkan kepada kepada jari telunjuk dan jari tengah beliau.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ath Thabari dari Al Mustaurad bin Syaddad).
“Aku diutus bersamaan dengan akan datangnya kiamat.” (HR. Imam Qurthubi dalam kitabnya At Tadzkirah).

2.   Terbelahnya bulan
Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan*. (QS. Al Qamar 54:1).
(Kabar terbelahnya bulan ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Ahmad dan lain sebagainya. Tafsir Ibnu Katsir, surat Al Qamar, Juz. 4).

3.   Penaklukan Baitul Maqdis dan Kematian Masal oleh wabah penyakit yang mematikan dengan cepat
“Hitunglah ada enam perkara yang akan terjadi menjelang (di gerbang) hari kiamat, yaitu : Kematianku, kemudian penaklukan Baitul Maqdis, kemudian kematian massal seperti penyakit Qu’as (penyakit yang mematikan kambing dengan cepat). Kemudian melimpahnya uang (harta) sehingga apabila seseorang diberi gaji seratus dinar (dinar adalah uang yang terbuat dari emas murni), maka ia tetap tidak puas (kesal), kemudian munculnya fitnah (goda’an, kekacauan dan kemaksiatan) yang memasuki setiap rumah-rumah orang ‘Arab, kemudian adanya gencatan senjata (perdamaian) antara kamu dengan Bani Ashfar (Eropa dan Amerika), kemudian mereka mengkhianati kamu, dimana mereka akan menyerangmu di bawah 80 bendera dan di bawah tiap-tiap bendera itu terdapat 12000 orang (tentara). (Riwayat Bukhari dalam kitab Shahihnya dari ‘Auf bin Malik, kitab Al Jizyah wa Al Mawada’ah, Juz. 6. diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dari Mu’adz bin Jabal. Dan di dalam Asshahihah Al Albaani 1883).”
(Kitab sejarah “Tarikh Ath Thabari”, Juz. 3, pembahasan mengenai Penaklukan Baitul Maqdis. Kitab
“Mu’jamul Buldan, Yaaquutul Hamra,” Juz 1, hal. 180-181. kitab “Al Mausu’ah Adzahabiyah,” oleh Dr. Fathimah Mahjub, Juz. 8, Baitul Maqdis). (Dapat juga dilihat pada buku Sejarah Islam :Ahmad Al-Usairy, terbitan Akbar dan buku Umur Umat Islam : Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia)

4.   Pertempuran dua kelompok besar dari Kaum Muslimin
“Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga dua kelompok yang besar dari Kaum Muslimin saling berperang dengan satu seruan (slogan kebenaran) yang sama.” (Ini adalah sebagian teks hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim dan lain sebagainya dari Abu Hurairah), ((HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2007, hal-1027-1028, terbitan Gema Insani).
(Dapat juga dilihat pada buku Sejarah Islam :Ahmad Al-Usairy, terbitan Akbar dan buku Umur Umat Islam : Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia)

5.   Munculnya api Hijaz
“Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga keluar api dari negeri Hijaz yang akan menerangi leher-leher onta di Bashra.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab shahihnya dengan nomor 7118 dan juga diriwayatkan oleh Hakim dari Abu Hurairah), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2011, hal-1029, terbitan Gema Insani).
.”Imam Nawawi telah berkata : “Pengetahuan akan keluarnya api ini sudah tidak perlu diragukan lagi (mutawatir, valid) bagi semua penduduk Syam.” (Lihat kitab Fathul Baari, Juz. 13, kitab Al Fitan. Dan lihat juga kitab At Tadzkirah oleh Imam Qurthubi dan kitab Asyratussya’ah oleh Al Barzanji).

No. 6-46 Tanda Kecil Kiamat Setelah Permula’an Islam Hingga Pembatas dengan Tanda Besar Kiamat.

6.   Budak wanita atau wanita merdeka akan melahirkan tuannya
“Ketika Rasulullah saw. ditanya oleh malaikat Jibril tentang kiamat, maka beliau menjawab : “Yang ditanya tentangnya tidaklah lebih mengetahui dari si penanya.” Kemudian Jibril berkata lagi : “Kalau begitu kabarkanlah kepada saya tentang tanda-tandanya.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab : “Seorang budak wanita (atau wanita merdeka, al amah) akan melahirkan tuan wanitanya, dan engkau akan melihat orang-orang yang tidak berterompa, tidak berpakaian, miskin dan para pengembala kambing (para rakyat jelata yang miskin) akan tinggal di gedung- gedung yang menjulang tinggi.” (Ini adalah sebagian dari teks hadits shahih yang muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Umar bin Khaththab dan diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah dengan lafadz yang berbeda. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini dimuat oleh Albaani dalam kitab shahihnya dengan nomor 1345 dan diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan Nasa’i dari Abu Hurairah dan Abi Dzar).

7.   Orang-orang bodoh dijadikan pemimpin & rakyat yang miskin akan tinggal di gedung-gedung yang tinggi menjulang
“Apabila engkau melihat orang-orang yang tidak berterompa, tidak berpakaian (para rakyat jelata yang miskin), yang tuli dan bisu menjadi raja bumi, maka itulah. Tanda-tanda kiamat. Dan apabila engkau melihat para pengembala binatang ternak yang hitam tinggal di gedung-gedung yang menjulang tinggi, maka itulah. Tanda-tanda kiamat.” (HR. Muslim dalam kitab Shahih Muslim).
“Apabila para pengembala onta yang hitam yang tidak jelas asal-usulnya tinggal di gedung-gedung yang tinggi.” (HR. Bukhari).

8.   Penghalalan zina, penghalalan sutera bagi laki-laki, penghalalan minuman keras, penghalalan alat musik, harta umum (umat atau negara) akan menjadi milik bagi sekelompok orang, sekelompok orang akan mena’ati isterinya sedangkan ia durhaka kepada ibunya, seorang bersikap kering kepada ayahnya dan lemah lembut kepada temannya, manusia bersuara tinggi di masjid-masjid, seorang akan dihormati karena orang takut akan kejahatannya, penghalalan para penyanyi wanita.
“Sungguh akan ada dari umatku beberapa kelompok manusia yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan musik-musiknya.” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya no. 5590 dari Abu Amir atau Abu Malik Al Asy’ari. Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Malik, dalam Ash Shahihah Al Albaani No. 91).
“Terhadap umat ini akan terjadi pembenaman bumi, perubahan bentuk (kepada yang buruk) dan bumi longsor, apabila sudah muncul para penyanyi wanita, alat-alat musik dan minuman-minuman keras (khamer).” (Hadits shahih dari Tirmidzi dari ‘Umran bi Hushain. Dan dalam Ash Shahihah Al Albaani, no. 2203).
“Sesungguhnya Allah telah melaknat khamer, pemerasnya, orang yang mengambilnya, peminumnya, penuangnya, pembawanya, orang yang akan dibawakan untuknya, penjualnya, pembelinya dan orang yang memakan hasil usaha darinya.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Baihaqi dan Ibnu majjah dari ‘Abdullah bin ‘Umar).
“Apabila umatku melakukan 15 perkara maka mereka akan mendapat bala bencana. Beliau Shallallhu ‘Alaihi wa Sallam ditanya: “Apakah ia wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Apabila harta rampasan perang (milik umum) dikuasai oleh segelintir orang, amanah jadi rampasan, harta zakat jadi hutang (denda), seorang laki-laki menaati isrinya sedangkan ia mendurhakai ibunya, ia berbuat baik kepada temannya dan berbuat kasar kepada bapaknya, suara-suara meninggi di mesjid-mesjid, yang menjadi pemimpin suatu kaum (bangsa) adalah orang yang paling hina (bersifat keji). Seorang laki-laki dihormati disebabkan oleh karena orang takut akan sifat jahatnya, khamer sudah biasa diminum, sutera sudah biasa dipakai (olaeh kaum laki-laki), munculnya para penyanyi perempuan (biduawanita) dan alat-alat musik, orang-orang yang dari umat yang terakhir melaknat umat yang terdahulu, maka ketika itu hendaklah mereka menunggu kedatangan angin merah atau pembenaman manusia ke dalam bumi atau perubahan kepada bentuk yang buruk.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari dua jalan yaitu ‘Ali dan Abu Hurairah, ia
berkata : “Bahwa ini adalah hadits gharib, dan kami tidak mengetahui seorangpun yang meriwayatkan hadits ini dari Yahya bin Sa’id Al Anshari selain dari Al Faraj bin Fudhalah, sedangkan sebagian ahli ilmu yang mengkritiknya dari segi kemampuan hafalannya terhadap hadits ini. Sedangkan Waki’ dan banyak para imam telah mengambil riwayat darinya. Menurut pandangan Amin Muhammad Jamaluddin, walaupun hadits ini mempunyai kelemahan dari satu segi akan tetapi kelemahan ini adalah tipis dan hadits seperti ini tidak ditinggalkan (tidak boleh diabaikan). Dan Amin Muhammad Jamaluddin sengaja mengetengahkan hadits ini karena semua tanda yang disebut dalam hadits ini terjadi).

9. Musuh berlomba-lomba memperebutkan kaum Muslimin.
“Hampir saja umat-umat (selain kamu) memperebutkan kamu dari segala penjuru sebagaimana orang-orang yang sedang makan memperebutkan semangkuk makanan mereka.” Para sahabat bertanya : “Apakah jumlah kita sedikit pada waktu itu wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab : “Pada saat itu jumlah kamu banyak, akan tetapi keberadaan kamu tak ubahnya seperti buih air bah, ketakutan (keseganan) musuh-musuhmu akan tercabut dari dada mereka, dan di dada masing-masing kamu terdapat Al Wahan.” Para sahabat bertanya : “Apakah Al Wahan itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda : “Cinta dunia dan takut akan mati.” (Hadits hasan yang diriwayatkan olah Ahmad dalam kitab musnadnya, 5;78, dan dalam kitab Al Hilyah Abu Nu’aim), (HR. shohih: Al Misykah (5369), Ash-Shahihah (956) dari Tsauban, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4297, hal-36, terbitan Pustaka Azzam).

10. Salam hanya diucapkan sebagai tanda kenal & wanita ikut bekerja.
“Di pintu gerbang (dekat)hari kiamat :Salam (ucapan Assalamu’alaikum) hanya diucapkan pada orang-orang yang khusus (yang sudah kenal saja), tersebar dan berkembangnya perdagangan, sehingga seorang istri membantu suaminya untuk berdagang.” (Hadits shahih lighairihi, riwayat Ahmad dan Ath Thayalisi dari Ibnu Mas’ud, I;405).

11. Tidak adanya kehati-hatian manusia dalam mencari rizki yang halal
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana orang-orang tidak perduli lagi terhadap apa-apa yang mereka peroleh, apakah rizki itu dari yang halal ataukah dari yang haram.” (HR. Bukhari dan Nasa’I dari Abu Hurairah. Diriwayatkan Thabrani dari ‘Urwah bin Zubair dan dari Anas. Telah berkata Al Haitsami bahwa sanadnya adalah baik dan para perawinya adalah para periwayat hadits-hadits shahih).

12. Banyak dan menyebarnya perbuatan bohong dan banyaknya pasar
“Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa (jarak waktu) akan terasa dekat (cepat) dan pasar-pasar akan berdekatan (karena sangat banyaknya).” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitabnya shahihnya, no. 1882 dari Abu Hurairah).
“Celakalah orang yang berbicara dusta dengan maksud agar membuat orang-orang tertawa (karena lucu), celakalah ia dan kemudian celakalah ia.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan dihasankan oleh Tirmidzi dan Bahaz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya yang bernama Mu’awiyah bin Haidah, sanadnya adalah kuat. Lihat kitab Subulussalam, Juz. 4;1599).

13.  Tersebarnya pena
“Sesungguhnya di pintu gerbang kiamat akan muncul dan tersebarnya banyak pena.” (Hadits ini adalah sebagian dari matan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam kitab Musnadnya dari Thariq bin Shihab dari ‘Abdullah bin Mas’ud).
“Sesungguhnya diantara syarat-syarat kiamat adalah dan meluasnya ilmu.” (HR. Nasa’I dari ‘Umar bin Taghlib dalam Sunan An Nasa’I, 7;244).

14. Menggembungnya bulan, Mesjid hanya dijadikan sebagai jalan-jalan dan banyak mati mendadak
“Diantara tanda dari sudah mendekatnya kiamat adalah menggembungnya bulan sabit (awal bulan).” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Albaani dalam kitab Ash Shahihah dengan nomor 2292, hadits ini dalam riwayat Thabrani adalah berasal dari Ibnu Mas’ud dan dalam riwayat Ath Thayalisi adalah berasal dari Abu Hurairah).
“Diantara tanda dari sudah mendekatnya kiamat adalah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan mesjid akan dijadikan sebagai jalan-jalan serta meluasnya mati mendadak.” (Ini adalah hadits hasan menurut Ath Thayalisi dari Anas dan dalam kitab Ash Shahihah Al Albaani dengan nomor 2292).

15. Banyaknya jumlah polisi, penjual belian jabatan atau amanah, memandang remeh darah, adanya manusia yang menjadikan Al Qur’an sebagai seruling, pemutusan silaturahim
“Diantara syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, kevulgaran dalam kekejian, pemutusan silaturahim, pengkhianatan terhadap orang-orang jujur dan kepercayaan terhadap orang-orang berkhianat.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Al Bazzar dari Ibnu ‘Umar dan dimuat oleh Al Albaani dalam Ash Shahihah, nomor 2290).
“Bersegeralah kamu untuk melakukan amal shaleh sebelum datang 6 perkara: pemerintahan orang-orang jahil, banyaknya jumlah polisi, penjual belian hukum (jabatan), memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang menjadikan Al Qur’an sebagai seruling dimana mereka memajukan salah seorang dari mereka (untuk menjadi imam) agar ia dapat menyanyikannya untuk mereka walaupun ia adalah orang yang paling sedikit kefaqihannya.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Thabrani dari ‘Abis Al Ghifari. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam kitab Musnadnya. Dan dimuat oleh Al Albaani dalam Ash Shahihah dengan nomor 979).
“Bacalah Al Qur’an dengan tata cara dan tata suara orang ‘Arab, dan hendaklah kamu menjauhi cara bacaan orang-orang fasik, karena setelah (meninggalnya) aku akan muncul sekelompok orang yang akan menggaungkan Al Qur’an seperti nyayian-nyanyian, senandung para rahib dan rintihan yang mana bacaannya hanya sampai di kerongkongan mereka sedangkan hati mereka dipenuhi fitnah (jauh dari isi ajaran Al Qur’an) dan hati orang-orang yang menyimak bacaan mereka adalah seperti hati mereka juga.” (HR. Ibnu Waddhah dari Hudzaifah).

16. Ilmu agama akan dituntut dari orang yang berilmu dangkal
“Sesungguhnya dari syarat-syarat hari kiamat adalah ilmu akan dituntut dari orang-orang kecil.” (Hadits shahih riwayat Thabrani dari Abu Umayyah Al Jamhi, dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Mubarak, serta dimuat dalam shahih Albaani nomor 695).

17. Munculnya wanita mutabarrijat (yang membuka aurat), polisi menyakiti rakyat, munculnya mobil
“Ada dua macam ahli  neraka yang belum aku saksikan, yaitu: Suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor-ekor sapi untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian akan tetapi sebenarnya mereka tidak berpakaian yang menanggalkan tutup kepala yang menarik kepada maksiat, kepala mereka seperti punuk-punuk onta yang miring, mereka itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya sedangkan bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian.” (Imam Nawawi berkata: “Hadits ini adalah merupakan salah satu dari mu’jizat Nabi Muhammad saw. karena apa-apa yang Beliau kabarkan tersebut telah terjadi, adapun orang-orang pembawa cemeti itu adalah para anggota polisi.” (Kitab shahih Muslim Syarhun –An Nawawi, Juz. 17, hal. 190).
“Akan muncul di akhir zaman umatku orang-orang yang berkendaraan di atas beberapa pelana, seperti pelana-pelana kendaraan tunggangan, mereka berhenti dengan kendaraan tersebut di depan mesjid, wanita-wanita mereka berpakaian akan tetapi sebenarnya mereka adalah telanjang, di atas kepala mereka ada sesuatu seperti punuk onta yang kering, maka laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka adalah terlaknat.” (Diriwayatkan oleh ibnu Hibban dalam hadits shahihnya, kitab Al Mustadrak, dan juga diriwayatkan oleh Hakim dari ibnu ‘Umar).

18  Manusia akan bermegah-megah dalam membangun mesjid
“Tidak akan terjadi kiamat, sehingga manusia bermegah-megah (berbangga-bangga) dengan mesjid-mesjid.” (Hadits shahih riwayat Ahmad dalam kitab Musnadnya 3:134, 145. Dalam kitab Sunan Nasa’i 2:23. Dalam Sunan Abu Dawud 449 dan dalam Sunan Ibnu Majjah 739 dari Anas ra.).

19. Orang-orang akan mewarnai rambut mereka dengan warna hitam
“Akan ada suatu kaum di akhir zaman yang mewarnai (mencelup) rambut mereka dengan warna hitam seperti bulu merpati sedangkan mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (Hadits shahih dalam kitab Sunan Abu Dawud 4212, dan dalam kitab Sunan Nasa’i 8;138 dari Ibnu Abbas).
“Silahkan rubah warna uban ini akan tetapi jauhilah warna hitam.” (HR. Bukhari).

20. Adanya keinginan yang mendalam untuk dapat melihat Nabi Muhammad saw.
“Sungguh akan datang kepada seseorang diantara kamu suatu zaman, dimana melihatku (bertemu dengan beliau) lebih ia sukai dari pada keluaganya dan hartanya.” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah. Dan juga riwayat Muslim serta Imam Ahmad).

21. Munculnya angan-angan untuk mati
“Tidak akan berdiri kiamat, sehingga apabila seorang laki-laki melewati sebuah kubur, maka ia akan berkata: “Aduhai, alangkah baiknya seandainya aku juga berada di tempatnya.”” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya (nomor 7115) pada kitab Al Fitan dari Abu Hurairah. Kitab Shahih Muslim (157) dalam kitab Al Fitan. Dan Sunan Ahmad 5;530), ((HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2008, hal-1028, terbitan Gema Insani).
Dalam riwayat Muslim berbunyi: “Dan ia berkata: “Aduhai betapa baiknya sekiranya saya berada pada tempat penghui kubur ini. Sedangkan ia tidak karena agama (sebagai pegangan) kecuali bencana (itu saja).”
Dalam riwayat Ahmad berbunyi: “Sedangkan ia tidak mempunyai kecintaan untuk dapat bertemu dengan Allah.”

22. Tersebarnya rumah dan kendara’an untuk setan
“Akan muncul onta untuk setan-setan dan rumah-rumah untuk setan-setan. Adapun onta untuk setan, maka aku (Abu Hurairah) sudah melihatnya dimana salah seorang kamu ada yang bepergian dengan kendaraan-kendaraan (onta-onta) pendampingnya yang telah dipasangkan pelananya, maka satupun dari onta-onta tersebut yang dia kendarai, kamudian ia melalui seorang saudaranya yang telah terputus jalannya (tidak mampu lagi melanjutkan perjalanannya) akan tetapi, ia tidak menumpangkannya (di atas kendaannya yang kosong tersebut). Adapun rumah-rumah untuk setan-setan maka aku belum menyaksikannya.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud 2568 dari Abu Hurairah. Hadits ini dalam kitab Ash Shahihah Albaani nomor 93).



23. Pembunuhan sesama manusia tanpa tujuan
“Demi yang diriku di tangan-Nya, sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman dimana si pembunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh dan si terbunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh.” (HR. Muslim dalam kitab Shahihnya dari Abu Hurairah 2908), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2010, hal-1028-1029, terbitan Gema Insani).

24. Munculnya cara hidup mewah, manja dan boros
“Maka demi Allah, bukan kefakiran yang aku takutkan kepada kamu akan tetapi yang aku takutkan adalah bahwa dunia akan dilapangkan untuk kamu sebagaimana ia telah diluaskan kepada orang-orang yang sebelum kamu, maka kamu akan berlomba-lomba untuknya sebagaimana mereka (para pendahulu tersebut) berlomba-lomba, lalu ia akan menghancurkan kamu sebagaimana ia telah menghancurkan mereka.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majjah dari ‘Amru bin ‘Auf Al Anshari).
“Sesungguhnya dunia akan dibukakan untuk kamu sehingga kamu menghiasi. Kami bertanya: “sedangkan kami tetap dalam agama kami seperti hari ini?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Ya, sedangkan kamu
tetap berada dalam agamamu seperti hari ini.” Kami bertanya: “Apakah kami pada zaman ini lebih baik ataukah zaman tersebut?” Beliau menjawab: “Bahkan kamu pada zaman ini lebih baik.” (HR. Bazzar dari Abu Juhfah).
“Kamu pada hari ini lebih baik daripada zaman dimana apabila diangkat dari salah seorang kamu sepiring makanan maka akan datang pula kepada kamu piring yang lain (banyaknya makanan dengan piring makanan yang berganti-ganti) dan kamu akan berangkat pagi dengan suatu pakaian yang lain dan kembali sore dengan pakaian yang lain dan kamu akan melapisi rumahmu dengan kain sebagaimana ka’bah dilapisi dengan kain.” (HR. Bazzar dan Thabrani dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin Yazid Al Khathami).
“Demi Allah sekiranya aku mempunyai roti dan daging sungguh aku akan memberikannya kepada kamu, akan tetapi kamu hampir saja akan menemui orang-orang yang bertemu dengan masa tersebut dimana ia akan didatangkan dengan banyak mangkuk makanan dan kamu akan memakai pakaian seperti kain-kain penutup ka’bah.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (Juz. 3, hal. 487) dari Thalhah, dimana riwayat hadits ini mencukupi syarat hadits Muslim).
“Apabila umatku berjalan dengan sombong dan yang menjadi pelayan mereka adalah putra putri raja, putra putri Parsi dan Romawi, maka orang yang paling buruk (bersifat jelek) akan berkuasa terhadap orang-orang yang paling baik (pilihan).” (HR.shohih  Tirmidzi dari Abdullah bin Umar dalam Ash Shahihah Albani nomor 957).

25. Taklid buta terhadap adat dan kebiasa’an kaum Yahudi dan Nasrani
“Sungguh kamu akan mengikuti jalan hidup orang-orang yang sebelum kamu sejengkal dengan sejengkal, sehasta dengan sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka masuk ke lubang kadal maka kamu juga akan mengikuti mereka. Kami bertanya: “Wahai Rasulullah saw. (apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah) kaum Yahudi dan Nasrani?”, maka beliau menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR. Bukhari nomor 7320, kitab Al I’tisham bi Al kitab wa As Sunnah dari Abi Sa’id Al Khudri. Dan diriwayatkan Muslim dalam kitab Shahihnya), (HR. shohih Muslim dari Abu Sa’id Al -Khudri, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2002, hal-1025, terbitan Gema Insani).
“Tidak akan berdiri kiamat sehingga umatku mengikuti (umat) abad-abad yang sebelum mereka. Maka ditanyakan kepadanya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah saw., seperti Persia dan Romawi?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada manusia lain selain mereka.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah nomor 7319).


26. Terpecahnya umat Islam kepada beberapa kelompok
“Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan Kaum Nasrani telah terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” (HR. Abu Dawud nomor 4596 dari Abu Hurairah dan dengan sanad yang lain dari Mu’awiyah. Dalam kitab Ash Shahihah Albaani dengan nomor 204. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Tirmidzi sedangkan ia berkata bahwa hadits ini adalah hasan shahih. Dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan lainnya).

27. Munculnya para qori Al Qur’an yang menjadikan Al Qur’an sebagai dagangan
“Bacalah karena semuanya adalah baik dan akan datang beberapa kelompok manusia nantinya yang akan membacanya dengan sangat teliti (untuk membaguskan bacaan) seperti anak panah yang dilempar setelah disetel dengan teliti, mereka menginginkan (upahnya) dengan segera dan tidak mengakhirkannya (di akhirat).” (Hadits shahih sesuai dengan syarat Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Juz. 3 hal. 58 dari Jabir).

28. Munculnya para pengingkar sunah
“Ingatlah aku telah dianugerahi Allah dengan Al Qur’an dan sesuatu yang sederajat dengannya? Dan ingatlah hampir saja akan muncul seorang laki-laki yang kenyang di atas kursinya sambil berkata: “Kamu harus memegang Al Qur’an, maka segala sesuatu yang kamu jumpai halal di dalamnya maka halalkanlah ia dan segala sesuatu yang kamu temukan haram di dalamnya, maka haramkanlah ia.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Miqdam bin Ma’ad Yakrab dan diriwayatkan oleh Tirmidzi. Hadits ini dishahihkan oleh Al ‘Alamah Albaani dalam kitab Al Misykat nomor 163 dan ia banyak mempunyai riwayat).
            Menurut Amin Muhammad Jamaluddin, tafsir dari hadits ini adalah. kelompok sesat yang disebut dengan Alqur’aniyyin atau Farmawiyyah (yang kenyang). Mereka terdapat di Mesir dan India. Kata kenyang yang dimaksud adalah kata celaan dari Nabi saw. terhadap orang yang suka hidup mewah ini (pemalas) yang kekenyangan yang menolak sunnah atau hadits Nabi saw. dan membuat keraguan padanya.

29. Munculnya kaum Khawarij
            Al Khawarij yang secara bahasa adalah berarti orang–orang yang keluar, mereka dinamakan demikian oleh karena mereka keluar dari kelompok Ali bin Abi Thalib atau dari Jamaah atau kelompok Muslimin. Rasulullah bersabda:
“Akan datang setelah (kematian) aku suatu kaum yang membaca Al Qur’an yang tidak melebihi tenggorokan mereka, mereka akan keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari sasarannya kemudian mereka akan kembali kepadanya, merekalah seburuk-buruk manusia dan makhluk dan yang menjadi tanda mereka adalah kepala yang dicukur (botak).” (Hadits muttafaq ‘Alaih atas keshahihannya yang diriwayatkan dari banyak sahabat diantaranya: Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Abu Dzar dan lain sebagainya).
“Mereka akan memerangi orang-orang Islam dan akan membiarkan orang-orang musyrik.” (HR. Bukhari).
“Kaum Khawarij itu adalah anjing-anjing penduduk neraka.” (hadits ini adalah shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majjah, dan Hakim dari Abu Dzar).

30. Kurangnya keberkatan waktu, berkurangnya amal, muncul dan tersebarnya kekikiran, diangkatnya ilmu dan diturunkan kejahilan, banyaknya fitnah, banyaknya pembunuhan sesama muslim, banyaknya gempa bumi
“Sesungguhnya di pintu gerbang hari kiamat akan datang hari-hari (suatu masa), dimana turun padanya kejahilan,
diangkat padanya Al ‘Ilmu (ilmu akhirat), dan banyaknya terjadi kegaduhan. Dan kegaduhan dimaksud mengakibatkan terjadinya pembunuhan.” (muttafaqun ‘alaih, juga diriwayatkan oleh Bukhari (7062 dan 7063). Dan oleh Muslim 2672. Dari Ibnu Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari ra.), (HR. shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4255, hal-13, terbitan Pustaka Azzam).
“Kiamat tidak akan berdiri kecuali apabila ilmu telah diangkat, banyaknya terjadi gempa bumi, timbulnya huruhara-huruhara, banyaknya kegaduhan yaitu, pembunuhan.” (HR.Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Abu Hurairah. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majjah dalam kitab Sunannya), (HR. shohih Abu Daud dari Abu Musa, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4278, hal-25, terbitan Pustaka Azzam).
“Berkurangnya amal dan tersebarnya kebakhilan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari Abu Hurairah).
“Jarak waktu akan saling mendekat, amal akan berkurang, kekikiran akan diturunkan, akan muncul fitnah-fitnah (cobaan, huru-hara) dan akan banyak Al Haraj (kegaduhan), mereka bertanya: “Apakah Al Haraj itu wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya nomor 7061 dari Abu Hurairah. Dan dalam Shahih Muslim 107 dan Sunan Abu Dawud 4088), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2009, hal-1028, terbitan Gema Insani).
“Tidak akan berdiri kiamat sehingga zaman akan semakin dekat, maka setahun seperti sebulan, sebulan seperti sepekan, sepekan seperti sehari, sehari seperti sesaat dan sesaat (sejam) seperti terbakarnya sumbu lampu.” (dari Anas pada riwayat Tirmidzi dan dari Abu Hurairah pada riwayat Ahmad).
“Sesungguhnya pada waktu menjelang kiamat akan ada Al Haraj.” Aku bertanya : “Apakah Al Haraj itu wahai Rasulullah saw.?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Pembunuhan.” Maka sebagian kaum Muslimin bertanya: “Wahai Rasulullah saw. sesungguhnya kami pada saat sekarang dalam waktu satu tahun membunuh sekian kamu musyrikin.” Maka Rasulullah saw. menjawab : “ia tidak dimaksud peperangan terhadap kaum musyrikin akan tetapi peperangan sesama kamu sehingga seorang laki-laki akan membunuh tetangganya, anak pamannya atau kerabatnya.” (HR. Ibnu Majjah pada kitab Sunannya dan Ahmad dalam kitab Musnadnya).
“Menjelang hari kiamat akan terjadi kematian massal dan tahun-tahun gempa bumi.” (Hadits shahih pada Musnad Ahmad 4;104, begitu juga halnya bagi Abu Ya’la Al Mausuli dan Ad Darami).

31. Agama dipelajari bukan untuk kemaslahatan agama
“Apabila harta rampasan perang dikuasai oleh sekelompok orang, lalu orang belajar bukan karena agama, maka ketika itu hendaklah mereka menunggu angin merah dan pembenaman manusia ke dalam perut bumi dan perubahan kepada bentuk yang buruk dan tanda-tanda yang akan datang secara beriringan seperti ikatan kawat usang yang terputus maka terlepaslah ia secara beriringan.” (HR. Tirmidzi dari Ali bin Ab Thalib).

32. Anak-anak akan menjadi pemarah & hujan akan menjadi bencana
“Diantara tanda dan syarat kiamat adalah bahwa anak akan menjadi pemarah, hujan akan menjadi bencana (panas) dan bahwa jumlah orang-orang jahat akan membanjir.” (HR. Thabrani dari Ibnu Mas’ud).
“(Pada waktu itu) seorang laki-laki yang memelihara anak anjing adalah lebih baik daripada memelihara seorang anak.” (HR. Thabrani dari Abi Dzar).

33. Tersebarnya pengkhianatan dan tuduhan terhadap orang-orang jujur & mempercayai atau mendekati orang-orang yang suka berkhianat dan Munculnya orang-orang bodoh yang ikut berbicara tentang urusan-urusan umum masyarakat
“Di pintu gerbang hari kiamat akan muncul tahun kepalsuan (yang penuh dengan penipuan), dimana orang-orang jujur akan menjadi tertuduh dan orang-orang yang semestinya tertuduh dipercayai. Dan pada masa itu pula muncul Ar Rawaibidhah. Lalu para sahabat bertanya: “Apakah Ar Rawaibidhah itu?” Berkata Rasulullah saw. : “Yaitu orang bodoh yang berbicara tentang urusan-urusan masyrakat umum.” (Hadits shahih Ahmad dan Thabrani dari Abu Hurairah ra. Dan dimuat oleh Albaani dalam Ash Shahihah nomor 1888).
“Diantara syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, kevulgaran dalam kekejian, pemutusan silaturrahim, pengkhianatan terhadap orang yang jujur dan kepercayaan terhadap orang-orang berkhianat.” (HR. shohih Ahmad dan Al Bazzar dari Ibnu Umar dan dimuat oleh Albani dalam Ash Shahihah, nomor 2290)
“Pada umatku yang terakhir akan muncul orang-orang yang akan mengatakan hal-hal yang belum pernah kamu dengar, dan hal-hal itu juga belum pernah didengar oleh bapak-bapakmu (nenek moyangmu), maka hendaklah kamu menjauhi orang-orang tersebut.” (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh).

34. Berkurangnya sifat amanah
“Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah kiamat. Dan apabila telah diserahkan suatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (Ini adalah sebagian dari matan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab shahihnya pada Kitabul ‘Ilmi dari Abu Hurairah).

35. Kepada seorang laki-laki dikatakan: “Sungguh hebat ia, sungguh jarang orang seperti dia, dan sangat pintar ia! Sedangkan di dalam dadanya tidak ada iman.
(Hadits Muttafaqun ‘alaih atas keshahihannya. HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majjah dari Hudzaifah), (HR. shohih Muslim dari Abu Hudzaifah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2035, hal-1040-1041, terbitan Gema Insani).

Tanda Kecil Kiamat no. 36-46, inilah saat mendekati kemunculan Imam Mahdi (Imam Mahdi sebagai batas tanda kecil kiamat dan tanda besar kiamat)

36. Invasi Irak ke Kuwait dan Pengepungan Irak
“Aku mempunyai informasi tentang peperangan-peperangan yang terjadi di akhir zaman.” Maka orang-orang berkata : “Beritahukan kepada kami, tidak mengapa, semoga Allah memberimu pahala yang lebih baik.” Maka beliau berkata: “Pada dekade-dekade hijrah setelah tahun 1300, dan hendaklah kalian menghitung beberapa dekade kemudian, Raja Romawi berpendapat bahwa perang dunia yang melibatkan seluruh dunia pasti terjadi, maka Allah menghendaki peperangan baginya. Tidak lama masa berlalu, satu dekade dan satu dekade lagi, berkuasalah seorang laki-laki dari negara yang bernama (Jerman), ia mempunyai nama hirr/kucing, ia ingin menguasai dunia dan memerangi semua negeri bersalju dan kaya, maka ia berada dalam murka Allah setelah berlangsung tahun-tahun api, ia dibunuh secara hina oleh rahasia Rusy atau Rus.* Pada dekade-dekade hijrah setelah 1300 tahun, hitunglah 5 atau 6, Mesir akan diperintah oleh seorang pria yang dijuluki sebagai (Nashir), orang-orang Arab menyebutnya Syuja’ul-Arab (pemberaninya orang-orang Arab), Allah menghinakannya dalam sebuah peperangan dan sebuah peperangn lagi, ia tidaklah mendapat kemenangan. Allah menghendaki untuk memberikan kemenangn bagi Mesir, kemenangan sejati bagi-Nya, pada bulan yang paling dicintai-Nya dan milik-Nya, maka pemilik rumah dan bangsa Arab menyenangkan Mesir dengan Asmar Sada, ayahnya Anwaru Minhu, lebih bercahaya dari dia, akan tetapi ia membuat perjanjian damai dengan pencuri-pencuri Masjidil Aqsha di negeri yang penuh duka. Dan di Irak Syam, ada pria yang sangat kejam …dan…sufyani, pada salah satu dari kedua matanya ada kasal, kelopak mata yang turun sedikit, namanya diambil dari pecahan kata shidam, dan dia shaddam liman aradhahu (penghancur bagi siapa saja yang menentangnya), dunia berkumpul menyerangnya di (Kut) kecil yang dimasukinya, dan ia tertipu. Tidak ada kebaikan di dalam diri sufyani kecuali dengan Islam. Ia adalah orang yang baik dan jahat, dan kecelakaan bagi pengkhianat Al Mahdi Al Amin (pemimpin yang mendapat petunjuk lagi dipercaya). Pada dekade-dekade hijrah setelah 1400 tahun, hitunglah dekade itu 2 atau 3…akan muncul Al Mahdi Al Amin (pemimpin yang mendapat petunjuk dan dapat dipercaya), ia memerangi seluruh dunia, bersatu padu memeranginya orang-orang yang tersesat (Nasrani :Abu Adam (penterjemah buku Huru-Hara Akhir Zaman)), orang-orang yang dimurkai  (Yahudi: Abu Adam) serta orang-orang yang keterlaluan dalam kemunafikannya di negeri Isra’ dan Mi’raj di dekat Gunung Mageddon. Akan keluar menghadapinya Ratu dunia dan tipu muslihat, pezina namanya (Amerika). Ia merayu dunia pada hari itu dalam kesesatan dan kekafiran. Yahudi dunia ketika itu berada di puncak ketinggian, menguasai Al Quds dan kota suci. Seluruh negeri datang dari laut dan udara, kecuali negeri-negeri salju yang sangat dingin dan negeri-negeri panas yang sangat panas. Al Mahdi melihat bahwa seluruh dunia sedang membuat tipu muslihat jahat terhadapnya dan meyakini bahwa Allah bisa membuat tipu muslihat yang lihai. Ia yakin bahwa seluruh alam adalah milik Allah, kepada Allah saja semua kembali. Seluruh dunia adalah pohon baginya akan dikuasainya sejak ranting hingga akarnya(…) maka Allah melempari mereka dengan anak panah yang paling dahsyat, yang membakar bumi, laut, dan langit mereka. Langit pun menurunkan hujan yang buruk dan seluruh penduduk bumi mengutuk semua orang kafir di bumi dan Allah mengizinkan hilangnya semua kekufuran.” (atsar Kaldah bin Zaid bin Barkah Al Madani. Asmal-Masalik li-Ayyamil-Mahdiy Al-Malik li Kullid-Dunya bi-Amrillahil-Malik. Yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Ali bin Abi Thalib ra. Dalam sebuah riwayat, semula Abu Hurairah takut menceritakannya, namun setelah beliau merasa maut hendak menjemput, ia takut menyembunyikan ilmu).
* : Keraguan pada perawi, adapun bagian bertitik merupakan ucapan yang terhapus dan rusak pada manuskrip asli.
“Akan muncul seorang laki-laki yang berasal dari suku Quraisy yang hidungnya pendek lagi mancung (runcing) yang akan menguasai suatu kekuasaan, kemudian ia dapat dikalahkan atau ia dicabut dari kekuasaannya, maka ia melarikan diri ke Rum dan kemudian ia membawa mereka ke Iskandariyah, maka ia memerangi  Ahli Islam (kaum Muslimin) dengan mereka, maka itulah awal dari pertempuran-pertempuran besar.” (HR. Arruyani dalam kitab Musnadnya dari Abu Dzar, dan ia juga disebut oleh pemilik kitab Al Isya’ah fii Asyratissa’ah, hal. 163).
“Dan peperangan di sebuah negeri yang lebih kecil daripada tulang ekor, yang menghimpun semua penduduk dunia (Ahlud-dunya), seakan-akan ia adalah negara paling kaya yang sedang berpesta pora. Pemimpin di negeri itu menyerahkan panjinya kepada seorang pemimpin kejahatan yang datang dari pantai jauh Barat sebagai awal proses berakhirnya zaman. Maka, pemimpin kejahatan itu mengumpulkan semua suaranya dari seluruh dunia, mengembalikan singgasana sang raja, menghancurkan Irak dalam pembantaian-pembantaian yang merupakan permulaan berakhirnya zaman. Amir negara tulang ekor yang kecil itu akan memerangi Al Mahdi dan sudah tiba kehancuran negeri itu sekali lagi, Karena amirnya adalah biang kerusakan…Al Mahdi (memerintah) membunuhnya, dengan terbunuhnya sang Amir maka tulang ekor kembali pada tubuh…).” (atsar Kaldah bin Zaid bin Barkah Al Madani, seorang ulama Madinah abad ke 3 Hijiriyah. Asmal-Masalik li-Ayyamil-Mahdiy Al-Malik li Kullid-Dunya bi-Amrillahil-Malik. Manuskrip di Darul-Kitabakhanah, Turki dengan label atau nomor (3664 / Turatsul- Madinah Al-Munawwarah).
“Akan datang dari Bani Umayyah seorang pria Akhnas (bersembunyi) di sebuah negeri yang berdekatan dengan sultan, kesultanannya dikalahkan dan direbut darinya. Lantas ia melarikan diri kepada orang-orang Romawi, kemudian datanglah orang-orang Romawi kepada orang-orang Islam, itulah awal terjadinya berbagai malhamah.” (Nu’aim bin Hammad dalam fitan, hal-291, 294, dari Abu Dzar dalam riwayatnya yang pertama dan dari Abdullah bin Amru dalam riwayat kedua. Diriwayatkan pula oleh Ruyani dalam Musnadnya dari Abu Dzar).
“Jika kamu melihat atau mendengar seorang laki-laki dari keturunan jababirah (orang-orang bengis) di sebuah negara, ia mempunyai kekuasaan yang dikalahkan, kemudian ia melarikan diri kepada orang-orang Romawi, maka itu adalah awal dari berbagai malhamah, orang-orang Romawi akan mendatangi orang-orang Islam.” (HR. Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin Amru bin Ash).

37. Irak diboikot dan makanan ditahan darinya, dikepungnya Syam dan diboikotnya darinya makanan
“Jika perkara Sufyani telah muncul, maka tidak akan selamat dari bencana itu kecuali siapa yang bersabar menghadapi kepungan.” (HR. Nu’aim bin Hammad (Syaikh Imam Bukhori) meriwayatkan, dari Ali bin Abi Tholib).
“Hampir saja tidak boleh dibawa ke negeri Irak secupak (qafizh) makanan atau sebuah dirham,” kami (sahabat) bertanya :”Siapa yang melakukan itu ya Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Orang-orang ‘ajam (non ‘Arab) yang melarang hal tersebut.” Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaih wa Sallam berkata “Hampir saja tidak boleh dibawa secupak makanan (mudyun) atau sebuah dinar kepada penduduk Syam,” kami bertanya : “Siapa yang melakukan itu ya Rasulullah saw.?” Beliau menjawab : “Orang-orang Rum (Romawi) kemudian ia (jabir) diam sejenak dan berkata: “Telah bersabda Rasulullah saw.: Pada akhir masa umatku akan ada seorang khalifah yang melimpahkan harta selimpah-limpahnya dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. shohih Muslim dalam kitab Al Fitan. Dan diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya, Dari Jabir. Perawi berkata: “Saya bertanya kepada Abu Nadhrah dan Abul ‘Ala, apakah menurut anda, ia adalah Umar bin Abdul Aziz?” Keduanya menjawab: “Bukan, ia adalah Al Mahdi”).

38. Fitnah kesusahan dan lari dari peperangan & fitnah sarrak (coba’an, pengaruh buruk dan kekacauan yang disebabkan oleh harta benda)
“Pada suatu waktu kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Beliau berbicara tentang fitnah-fitnah (cobaan, huru-hara) sehingga beliau menyebut fitnah Al Ahlas. Lalu seseorang bertanya kepada beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah saw., apakah fitnah Al Ahlas itu?” Beliau menjawab: “Pelarian diri (dari tanggung jawab seperti lari dari medan perang) dan hilangnya harta dan keluarga. Kemudian (beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut) fitnah As Sarrak (fitnah kesenangan) yang mana kekisruhannya berasal dari dua tapak kaki seorang laki-laki yang berasal dari kaumku yangmana ia mengaku berasal dari turunanku, sedangkan ia bukanlah dari turunanku, akan tetapi para wali saya adalah orang-orang bertaqwa. Kemudian manusia akan dipimpin seorang laki-laki seperti paha di atas rusuk (yang tidak stabil dan berlangsung tidak lama) kemudian datanglah fitnah Duhaimak (bencana huru-hara), yangmana ia tidak akan membiarkan seorang dari umat ini kecuali akan diserangnya. Apabila dikatakan ia telah selesai, maka ia akan menjadi-jadi. Pada pagi harinya seorang laki-laki akan beriman sedangkan pada sore harinya ia akan menjadi kafir sehingga manusia akan menjadi dua blok yaitu blok iman yang tidak ada kefasikan padanya dan blok fasik yang tidak ada iman padanya, apabila telah terjadi hal tersebut, maka tunggulah dajjal dari hari itu atau dari besoknya.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud 4077, Ahmad 2;133 dan Hakim, ia berkata: “Hadits ini sanadnya shahih dan dishahihkan olah Adz Dzahabi. Hadits ini dimuat oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitabnya Al ‘Ilal. Lihat perincian tentang Fitnatul Ahlas, Fitnatus Sarra’ dan Duhaima’ dalam buku Amin Muhammad Jamaluddin: Al Qaulul Mubin fi Asyraathish Shughraa li Yaumid Din 108-113. Amin Muhammad Jamaluddin berpendapat hadits ini adalah shahih dan padanya ada cahaya kenabian), (HR. shohih Abu Daud dari ‘Umair bin Hani’ Al ‘Ansi dari Abdullah bin ‘Umar, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4242, hal-3, terbitan Pustaka Azzam).

39. Turki akan memerangi Irak
“Sekelompok manusia dari umatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang akhir zaman datanglah Bani Qanthura’ (mereka adalah bangsa Turki) yang bermuka lebar dan bermata kecil sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yaitu satu kelompok dari mereka mengikuti ekor-ekor sapi mereka di padang pasir (sibuk mengurus harta benda mereka) sedangkan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka hanya memperhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari mereka menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka berperang, maka mereka itulah para syuhada’.” (Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud 4318 dari Abu Bakrah, dan dalam sanad hadits ini ada satu kritikan yaitu tentang Sa’id bin Jumhan dimana Bukhari dan Ibnu Hatim mengkritiknya sedangkan Yahya bin Mu’in dan Abu Dawud menyatakan ketsiqahannya (kejujuran, kewaraan dan ketinggian kepribadiannya), sedangkan kritikan selalu didahulukan dari pujian sebagaimana yang sudah maklum dalam ilmu musthalah hadits, akan tetapi Amin Muhammad Jamaluddin menganggap hasannya hadits ini karena ia mempunyai tanda dan cahaya ke-Nabian), (HR. hasan Al Misykah (5432) dari Abu Bakrah dari Ibnu Yahya dari Abu Ma’mar, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4306, hal-39-40, terbitan Pustaka Azzam).

40. Munculnya Ashabur Rayatis Sud (para pembawa hitam)
“Akan keluar orang-orang dari Timur yang memberikan kekuasa’an kepada Al Mahdi (Ibnu Majjah, Thabrani, dan lain-lain).
“Akan muncul dari Khurasan (Afghanistan) bendera-bendera hitam, maka tidak ada sesuatu pun yang bisa mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya  (Al Quds).”  (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Nu’aim bin Hammad dari Abu Hurairah.  Ibnu Katsir berkata, “bendera-bendera hitam ini akan dibawa oleh para sahabat Al Mahdi”).
“Jika kalian melihat bendera-bendera hitam telah datang dari Khurasan, maka datangilah, sekalipun dengan merangkak di atas salju, karena di tengah mereka ada khalifahtullah Al Mahdi.”  (HR. Ahmad, Nu’aim bin Hammad, Hakim, dan Abu Nu’aim dari Tsauban, dishahihkan oleh Hakim dan disepakati oleh Imam Dzahabi. Musthafa Adawi menshahihkan hadits ini dalam Shahihul Musnad min Ahaditsi al-Fitan wal-Malahim).
“Akan muncul bendera hitam milik Bani Abbas, kemudian akan muncul dari Khurasan bendera lain yang berwarna  hitam, tutup kepala mereka hitam dan pakaian mereka putih…” Hingga beliau bersabda : Jarak antara kemunculannya dengan diserahkannya urusan kepada Al Mahdi adalah 72 bulan.” (Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanad dari Muhammad bin Hanafiyah, Kitabul Fitan, hal-188, Syaikh Imam Bukhari).
“Jika kalian mendengar ada orang-orang yang datang dari Timur yang memiliki kecerdasan, pakaian mereka menakjubkan manusia, maka hari kiamat telah membayangi kalian.” (Kitabul-Fitan, Nu’aim bin Hammad, hal. 121).
“Akan datang bendera-bendera hitam dari timur, dipimpin oleh pria-pria seperti unta yang dikerangkeng, mereka memelihara rambut, nasab mereka dinisbahkan kepada desa-desa dan nama-nama mereka merupakan kiasan…” (Kitabul Fitan, Nu’aim bin Hammad, hal. 118).
Munculnya Ashabur Rayasti Sud adalah tanda kecil kiamat yang terjadi sebelum perang Armageddon. Tentang tanda ini telah secara gamblang dijelaskan oleh Amin Muhammad Jamaluddin. Inilah penjelasan Amin Muhammad Jamaluddin. Gerakan Thaliban muncul dengan panji-panjinya yang hitam, yaitu serba hitam dan baju putih. Sebuah model pakaian yang menakjubkan mausia dari segi bentuk dan cara pemakaian. Sunah dan atsar menyebut Rayatis Sud Ash Shigar (bendera-bendera hitam yang kecil) untuk membedakan dengan Rayatis Sud Al Kibar (bendera-bendera hitam yang besar) milik bani Abbas (Iran Syi’ah). Yang dimaksud dengan atsar-atsar Nabi saw. adalah bendera-bendera hitam milik Thaliban Afghanistan. Dari atsar tersebut menginformasikan adanya jarak antara kemunculan Ashabur Rayatis Sud dengan kemunculan Al Mahdi, yakni 72 bulan atau 6 tahun. Dan Ashabur Rayatis Sud inilah kelompok pertama yang membela Imam Mahdi dan menyerahkan kekuasa’an padanya.  
            Dengan kemunculan Ashabur Rayatis Sud, maka semakin dekatlah tanda akan terjadi perang Armageddon yang akan di’iringi 9 bulan kemudian perang malhamah kubra. Dan semakin dekatnya kiamat. Maka sungguh berita ini bukanlah berita biasa karena yang mengabarkan adalah Rasulullah saw., kita hanya tinggal menuggu waktu, karena rentetan kejadian yang Rasulullah saw. kabarkan telah terjadi. Semoga Kaum Muslimin dan Muslimat terhindar dari azab kiamat yang dahsyat. Amin. Wallahu a’lam bisawab.




41. Kedatangan Barat (Rayatul Gharb) untuk menggempur para pembawa bendera hitam (Ashabur Rayatis Sud (memerangi terorisme)
            Dengan kedatangan Barat menggempur Thaliban, bertambah semakin dekatlah tanda perang Armageddon, perang Malhamah kubra, munculnya Imam Mahdi, dan kiamat. Rasulullah juga kabarkan tentang kedatangan Barat ini, dan inipun menjadi tanda kiamat yang semakin dekat. Mari kita simak hadits yang Rasulullah saw. kabarkan tentang kedatangan barat.
“Tanda kemunculan Al Mahdi adalah munculnya bendera-bendera yang datang dari Barat, dipimpin oleh seorang laki-laki pincang dari Kandah.” (Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanad dari Ka’ab, Al Fitan, Bab: “Tanda-tanda Terakhir Al Mahdi menjelang kemunculannya,” hal. 205).
            Amin Muhammad Jamaluddin berpendapat tentang hal ini : “Semula saya tidak menyangka bahwa orang-orang Amerika memilih seorang laki-laki pincang untuk menjabat sebagai pimpinan Dewan Jendral Pasukan Koalisi. Semula saya berkata dalam hati, barangkali yang dimaksud dengan kata “pincang” di sini adalah orang yang lemah misalnya, atau pikirannya lemah. Karena dalam benak saya, mustahil mereka akan mengangkat seorang yang pincang sebagai panglima untuk sebuah kekuatan militer paling besar di dunia. Tentu hal ini akan menimbulkan kesan bahwa pasukan tersebut juga pincang dan lemah sebagaimana komandonya. Tetapi ketika saya melihat Jendral Richard Meyer datang dengan ditopang dua buah tongkat untuk menyatakan kepada bangsa Amerika perihal dimulainya operasi militer terpadu dari udara, darat, dan laut terhadap Afghanistan, maka sontak saya berucap, “Allahu Akbar! Sugguh benar sabdamu, wahai Rasulullah!”

42. Gencatan senjata dan perdamaian antara kaum Muslimin dan Rum dan Perang persekutuan internasional (perang dunia (Armageddon)) yang akan datang, yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi. Di sini orang-orang Romawi (Amerika dan Eropa) meminta bantuan Kaum Muslimin untuk melawan kekuatan Timur komunis dan Syi’ah (Cina, Rusia, Iran dan sekutu-sekutu mereka).
“Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang mereka. Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian kalian akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka berdirilah seorang laki-laki dari kaum Rum, lalu ia mengangkat tanda salib dan berkata: “Salib telah menang.” Maka datanglah kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu ia membunuh laki-laki Rum tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah peperangan, dimana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap-tiap bendera terdapat 12000 tentara.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu dawud, Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban dari Dzu Makhmar ra. Hadits ini dishahihkan oleh Albaani dalam mentahqiq hadits-hadits Misyqat nomor 5424. dan juga ada dalam Shahih Al Jami’, juga dishahihkan oleh As Suyuthi serta ia mempunyai riwayat-riwayat yang lain (sebagai penguat, syahid). Padang rumput berbukit-bukit itu terdapat di Libanon. Hadits ini telah dijelaskan dalam buku ‘Umrul Ummah dan Al Qaulul Mubin).
“…Kemudian ketika kalian pulang dan sampai di daerah ysng hijau bertanaman banyak di daerah Dzu Tulul, ada seorang lelaki dari pengikut Nashrani mengangkat salib seraya berkata, ‘Salib telah menang!’ Lalu seorang lelaki dari kaum muslimin marah mendengarnya lantas ia mematahkan salib tersebut. Maka bangsa Romawi menyalahi perjanjian damainya, dan mereka pun mengumandangkan genderang perang.” (HR. shohih Abu Daud dari Hassan bin ‘Athiyah dari Makhul dan Ibnu Zakaria dari Khalid bin Ma’dan dari Jubair bin Nufair dari Dzu Mikhbar dari Rosululloh, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4292 & 4293, hal-34-35, terbitan Pustaka Azzam).



Apakah perang Armageddon?
1.   Peristiwa besar dan perang penghancuran
2.   Pertemuan strategi dari perang raksasa dari banyak pihak yang sudah dekat waktunya
3.   Perang persekutuan internasional (perang dunia) yang akan datang, yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi. Di sini orang-orang Romawi (Amerika dan Eropa) meminta bantuan Kaum Muslimin untuk melawan kekuatan Timur komunis dan Syi’ah (Cina, Rusia, Iran dan sekutu-sekutu mereka).
4.   Ia adalah perang politik dan agama
5.   Ia adalah awal dari kemusnahan
6.   Lokasi utama perang ini adalah lembah Mageddon, Palestina
7.   Ia adalah perang nuklir yang meluluhlantakan sebagian besar senjata strategis pemusnah masal

Armageddon adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Ibrani, yang terdiri dari dua kata, yaitu
1. “Ar” yang berarti gunung atau bukit
2. “Mageddon” adalah nama dari sebuah lembah di Palestina, yang mana lembah ini merupakan medan pertempuran yang akan datang tersebut. Yang akan membentang dari “Mageddon” di utara sampai ke “Edom” di selatan yang berjarak sekitar 200 mil dan sampai ke laut Putih (Tengah) di Barat dan ke bukit Mohab di timur yang berjarak 100 mil.
     
            Para ahli militer, khususnya ahli perang tempo dulu memandang, bahwa kawasan ini merupakan sebuah tempat yang strategis, dimana setiap panglima yang dapat menguasai kawasan ini, maka ia dapat mematahkan setiap perlawanan musuh.
            Jika kita melihat bahwa seluruh media telah memberitakan, bahwa aroma pertempuran antara Amerika dan Iran telah semakin memanas. Kedua belah pihak telah membentuk koalisi untuk memperkuat pasukan masing-masing. Inilah sa’at-sa’at kita menunggu perang Armageddon akan berkecamuk. Maka jika perang ini benar-benar terjadi, maka benarlah apa-apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw. setelah perang Armageddon ini. Maka Rasulullah sudah memberitakan bahwa 9 bulan dari pertempuran ini akan terjadi Perang terbesar (Malhamah Kubra). Yaitu Pertempuran antara Kaum Muslimin yang dipimpin oleh Imam Mahdi melawan pasukan Romawi (Amerika dan Eropa). Dan Allah swt. akan menangkan untuk Kaum Muslimin. Wallahu a’lam bi syawab.

43. Surutnya sungai Euphrat sehingga menyibakkan gunung emas
“Hampir saja akan muncul lumbung harta berupa emas dari kekeringan (terbukanya) sungai Euphrat, maka barangsiapa yang hadir di sana hendaklah ia tidak mengambil sedikit pun darinya.” (HR. Bukhari 7119 J. XIII hal. 81 dalam kitab Al Fitan dan Muslim dari Abu Hurairah), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2016, hal-1031, terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4313 & 4314, hal-44, terbitan Pustaka Azzam).
“Gunung emas akan muncul dari kekeringan (terbukanya) sungai Euphrat  (Furat) maka manusia akan saling berbunuh-bunuhan di atasnya, dan akan terbunuhlah pada tiap-tiap 100 sebanyak 99.” (HR. Muslim).
“Orang-orang Romawi tidak akan membiarkan ada air di pantai pada hari-hari malahim (petaka) kecuali mereka kuasai.” (HR. Nu’aim bin Hammad dalam Al Fitan, Bab, Ma Baqiya minal A’maq hal. 302), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2015, hal-1031, terbitan Gema Insani).


44. Kematian khalifah Saudi
“Akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang-orang yang berasal dari penduduk Makkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa, kemudian mereka membai’atnya antara sudut Ka’bah dengan maqam ibrahim.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu Salamah, riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dalam Al Ausath. Al Haitsami telah berkata dalam kitab Majma’ Az Zawaaid: “Para perawinya adalah para perawi hadits shahih.” Dihasankan oleh Ibnu Qayyim. Akan tetapi, pada sanadnya ada seorang perawi yang dilemahkan oleh lebih dari satu ulama hadits. Oleh karena itu, maka Albaani melemahkan hadits ini dalam kitab Adh Dha’ifah nomor 1965. akan tetapi, kemudian beliau menyebut hal-hal yang mengikutinya dalam Ash Shahihah nomor 1924).

45. Munculnya bintang berekor dan Huru-hara atau kekacauan dan malapetaka di bulan Syawal
“Apabila para raja pergi haji untuk jalan-jalan, dan para pedagang untuk berniaga dan orang-orang miskin untuk mengemis, sedangkan para qari mereka adalah untuk riya dan mencari nama baik (masyur), maka ketika itu muncullah bintang berekor.” (HR. Ibnu Mardawiyah dari Abu Umamah).
“Pada bulan Ramadhan terlihat tanda-tanda di langit, seperti tiang yang bersinar, pada bulan Syawwal terjadi malapetaka, pada bulan Dzulqa’dah terjadi kemusnahan, pada bulan Dzulhijjah para jamaah haji dirampok, dan pada Muharram, taukah apakah Muharram itu?” (HR. Nu’aim bin Hammad).
“Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan syawal…” Kami bertanya: “Suara apakah ya Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam Jum’at, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jum’at di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan shalat Shubuh pada hari Jum’at, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubang (ventilasi) nya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah: “Maha Suci Al Quddus, Maha Suci Al Quddus, Rabb kami Al Quddus, karena barangsiapa melakukan hal itu akan selamat, tetapi siapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Nu’aim bin Hammad, guru Imam Bukhari, dalam kitabnya Al Fitan, dengan nomor hadits :632, 630, 635).

46. Munculnya Al Mahdi di bulan Muharram dan Pasukan yang ditenggelamkan ke bumi dan populernya Al Mahdi

Munculnya Al Mahdi ini akan menjadi pembatas Tanda kecil kiamat dan tanda besar kiamat. Dan setelah itu akan terjadi rentetan tanda besar kiamat hingga berakhirnya umur umat Islam dan kiamat. Rosululloh bersabda:
“Tanda-tanda itu adalah seperti-biji-bijian yang tersusun di kalung kawat, kemudian kawat itu terputus, maka jatuhlah biji-bijian tersebut secara berurutan.” (HR. shohih Ahmad dari ‘Abdullah bin Umar. Dan riwayat Al Hakim. Juga dalam kitab Ash Shahihah karya Albani, nomor 1762).

“Ketika umur dunia hanya tingga satu hari lagi, maka Alloh akan memanjangkan hari itu, hingga Dia mengutus seorang lelaki dari golonganku, atau lelaki dari keluarga (ahli bait)ku, namanya mirip dengan namaku, nama bapaknya juga sama dengan nama bapakku, ia akan memenuhi muka bumi dengan keadilan, sebagaimana saat itu kezholiman dan kelaliman telah memenuhi dunia.” Dalam riwayat lain ditambah: “Dunia tidak akan hancur hingga datangnya (suatu masa ketika) bangsa Arab telah dipimpin oleh seorang lelaki dari kalangan keluarga (ahli bait)ku yang namanya sama dengan namaku.” (HR. hasan shohih Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud hadits no. 4282, hadits shohih : Ar-Raudh An-Nadhir (2/25) dari Ali bin Abu Tholib hadits no. 4283, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hal-29, terbitan Pustaka Azzam).
“Al Mahdi (akan datang) dari keturunanku dari anak Fathimah.” (HR. shohih Abu Daud dari Ummu Salamah, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4284, hal-30, terbitan Pustaka Azzam).
“Masa ke-Nabian akan terjadi dalam masa yang dikehendaki oleh Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekhalifahan sesuai dengan sunnah nabi dalam masa yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kerajaan yang sangat berkuasa dalam masa yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekuasaan diktator (system paksa, tanpa ada musyawarah) dalam waktu yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekhalifahan sesuai dengan sunnah nabi, kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diam.” (HR. Ahmad yang dishohihkan oleh Al Hafizh Al Iraqi dan disetujui oleh Albani dari Hudzaifah).
“Al Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kedzaliman dan kesemena-menaan, dan ia berumur 7 tahun.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Al Hakim dari Abi Sa’id Al Khudri. Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitab Al Manar Al Munif: “Sanadnya adalah baik.” Hadits ini dihasankan oleh Albaani dalam kitab Takhrijul Misykat dan Shahih Al Jami’), (HR. hasan Ar-Raudh An-Nadhir (2/35), Al Misykah (454) dari Abu Sa’id Al Khudri , dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4285, hal-30, terbitan Pustaka Azzam).
“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kedzaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kedzaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah swt. akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin ‘Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kedzaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanam-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun atau 8 tahun, dan paling lama 9 tahun.” (Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Thabrani, Al Bazzar dan Abu Nu’aim. Imam Suyuthi telah menunjukkan akan keshahihannya dalam kitab Al jami’. Dishahihkan juga oleh Albaani dalam kitab As Silsilah Ash Shahihah nomor 1529).
“Al Mahdi berasal dari umatku, yang diislah oleh Allah dalam satu malam.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya dan Ibnu Majjah dalam Sunannya dari Ali ra. Juga dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir ketika memberikan komentarnya dalam Musnad Ahmad. Serta dishahihkan oleh Albaani dalam Ash Shahihah nomor 2371).
“Al Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu dawud, Ibnu Majjah dan Al Hakim dari Ummu Salamah. Imam Suyuthi menunjukkan akan keshahihannya dalam kitab Al Jami’. Telah berkata Albaani : “Sanadnya baik, dimana semua perawinya adalah tsiqah, dan ia punya banyak penguat (saksi).” Lihat juga dalam kitab As Silsilah Ash Shahihah 1;108).
“Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Jabir bin Abdullah dan Abu Sa’id Al Khudri), (HR. shohih Muslim dari Al Jurairi dari Abu Nadhrah dari Jabir bin Abdullah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2036, hal-1041-1042 terbitan Gema Insani).
“Pada suatu hari tubuh Rosululloh saw. bergetar dalam tidurnya.” Lalu kami bertanya: “Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya wahai Rosululloh?” Rosululloh saw. menjawab: “Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju Baitulloh (Ka’bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka’bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai di sebuah padang pasir (Al Baida’), maka mereka ditelan bumi.” Kemudian kami bertanya: “Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat macam-macam orang?” Beliau menjawab: “Benar, diantara mereka yang ditelan tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Alloh swt. akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing.” (HR. Bukhori pada kitab Al Buyu’ (jual beli), bab Madzukira fii Al Aswaak (riwayat-riwayat tentang pasar). Riwayat  Muslim pada kitab Al Fitan, bab ‘Pembenaman tentara yang menuju ke Baitulloh’).
“Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka’bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu padang pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi.” (Shahih Muslim dari Ummu Salamah pada kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah (kitab Huru-hara dan isyarat-isyarat kiamat). Dikeluarkan oleh Nu’aim bin hammad dari ‘Amr bin Al ‘Ash, dimana ia berkata: “Tanda kemunculan Al Mahdi adalah apabila sebuah pasukan tentara ditelan bumi di sebuah padang pasir.” Telah berkata Qurthubi dalam kitab At Tadzkirah, bab berita kedatangan khalifah yang akan muncul di akhir zaman bernama Al Mahdi dan tanda-tanda kemunculannnya: “Bahwa tentara yang dibenamkan ini adalah tentara yang keluar menuju Makkah untuk memerangi Al Mahdi.”).
“Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi.” (HR. Muslim dalam shahihnya pada kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah (kitab Huru-hara dan isyarat-isyarat kiamat) dari Hafsah Ummul Mu’minin ra.).
“Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka.” ( HR. Muslim pada kitab Al Fitan dari Hafsah Ummul Mu’minin ra. Dan diriwayatkan juga oleh Ahmad, Nasa’i serta Ibnu Majjah).
“Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam menuju ke Baitullah (Ka’bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya dari Ummu Salamah. Telah berkata Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaaid: “Dan padanya terdapat ‘Ali bin Zaid, yangmana ia adalah perawi yang baik. Juga padanya ada suatu kelemahan. Akan tetapi, ia juga meriwayatkan hadits semisalnya dari ‘Aisyah, dimana ia berkata: “Para perawinya adalah tsiqah”).
“…jika kalian telah melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya, sekalipun dengan merangkak di atas salju, karena ia adalah Khlaifah Alloh Al Mahdi.” (HR. Ahmad dan Hakim dishohihkan berdasarkan syarat Bukhori Muslim, dari Tsauban dan disepakati oleh Adz Dzahabi. Musthafa Al ‘Adawi juga menshohihkannya dalam shahihul-Musnad).
“Akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Mekkah. Lalu datanglah orang-orang yang berasal dari penduduk Mekkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa. Kemudian mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu Salamah. Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dalam Al Ausath. Al Haitsami telah berkata dalam kitab Majma’ Az Zawaaid: “Para perawinya adalah para perawi hadits shohih.” Dihasankan oleh Ibnu Qoyyim. Akan tetapi, pada sanadnya ada seorang perawi yang dilemahkan oleh lebih dari satu ulama hadits. Oleh karena itu, maka Albani melemahkan hadits ini dalam kitab Adh Dha’ifah, nomor 1965. akan tetapi, kemudian beliau menyebutkan hal-hal yang mengikutinya dalam Ash Shahihah, nomor 1924). (HR. shohih Ahmad dalam Musnadnya dan Abu Dawud Ath Thayalisi dalam Musnadnya, serta Al Hakim dalam Al Mustadrak. Dishohihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dan Albani dalam Ash Shahihah, nomor 579)
“Jika perdagangan-perdagangan dan jalan-jalan telah terputus, fitnah (petaka) banyak terjadi, maka muncullah 7 ulama dari penjuru yang berbeda tanpa sebelumnya ada perjanjian diantara mereka. Masing-masing mereka dibaiat oleh tiga ratus sekian belas orang laki-laki sehingga mereka berkumpul di Mekkah. Lantas ketujuh ulama berjumpa, sebagian dari mereka bertanya kepada sebagian lain, ‘Apa penyebab kedatangan kalian?’ Lantas mereka menjawab, ‘Kami datang untuk mencari seseorang yang melalui tangannya petaka-petaka ini akan menjadi reda, Konstatinopel akan ditaklukan. Kami telah mengenal namanya, nama ayahnya, nama ibunya, dan perhiasannya.’ Maka ketujuh ulama itu brsepakat untuk melakukan pencarian bersama-sama, lantas mencarinya, lantas mendapatinya di Mekkah. Merekapun bertanya, ‘Engkaulah Fulan bin Fulan?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak, aku adalah seorang laki-laki Anshor.’ Ia pun menghindar dari mereka. Lantas mereka menceritakannya kepada orang yang berpengalaman dan pengetahuan mengenai orang itu, lantas diberikan jawaban kepada mereka, ‘Justru, dialah orang yang kalian cari itu, padahal ia telah berangkat ke Madinah.’ Merekapun mencarinya ke Madinah, tetapi ia justru menghindari mereka ke Mekkah, lantas merekapun mencarinya ke Mekkah, merekapun mendapatinya. Mereka bertanya, ‘Engkau adalah Fulan bin Fulan, ibumu Fulanah binti Fulan, dan di dalam dirimu ada pertanda begini dan begini, sedangkan engkau telah menghindar dari kamu satu kali, maka bentangkan tanganmu, kami akan berbaiat kepadamu.’ Orang itu menjawab, ‘Aku bukan orang yang kalian cari, aku adalah Fulan Al Anshori,’ sehingga ia pun menghindar dari mereka. Merekapun mencarinya di Madinah, tetapi ia berselisih jalan dengan mereka pergi ke Mekkah, lantas mereka mendapatinya di Mekkah di samping Rukun (Hajar Aswad). Merekapun berkata, ‘Dosa kami dan leher kami menjadi tanggungan anda apabila anda tidak bersedia membentangkan tangan anda untuk kami baiat. Lihatlah, tentara Sufyani telah berangkat untuk mengejar kami.’ Maka, ia duduk diantara Rukun dan Maqam. Ia membentangkan tangannya lantas dibaiat. Alloh meletakkan rasa cinta kepadanya di hati manusia, lantas ia berjalan bersama orang-orang yang mereka ibarat singa di siang hari dan pendeta di malam hari.” (atsar diriwayatkan Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin Mas’ud. Al Fitan, bab: ‘Berkumpulnya Manusia di Mekkah dan Pembaiatan Mereka terhadap Al Mahdi,’ hal. 214).
Dalam riwayat lain, “…lantas ia dibaiat oleh sejumlah orang seperti jumlah pengikut perang Badar (tiga ratus lebih beberapa belas orang).” Barangkali, riwayat terakhir ini lebih shohih daripada riwayat yang menyebutkan bahwa; ‘Masing-masing dari 7 orang di atas dibaiat oleh tiga ratus sekian belas orang. Karena riwayat terakhir lebih banyak jalurnya (diriwayatkan oleh Nu’aim, Hakim, dan Thabrani dalam Al Ausath dari Ummu Salamah).
Nu’aim meriwayatkan bahwa Al Mahdi muncul di Mekkah (di samping Ka’bah) pada malam hari. Seusai sholat Isya’, ia berseru dengan suara keras. Ia mulai dengan memuji Alloh selanjutnya berkhotbah, “Wahai sekalian manusia, aku ingatkan kalian kepada Alloh, juga pada saat-saat kelaka kalian berdiri di hadapan-Nya. Sesungguhnya Alloh telah menegakkan hujjah, mengutus para nabi, dan menurunkan kitab. Dia memerintahkan kalian agar tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, selalu tetap taat kepada-Nya dan taat kepada Rosul-Nya saw. Hidupkan apa yang dihidupkan oleh Al Qur’an dan padamkan apa yang dipadamkan oleh Al Qur’an. Jadilah kalian penolong-penolong dalam menjalankan petunjuk dan ketaqwaan. Sungguh dunia ini telah mendekati masa kefanaan dan kemusnahan. Ia telah mengucapkan salam perpisahan. Maka, aku mengajak kalian untuk kembali kepada Alloh dan kepada Rosul-Nya, melaksanakan kitab-Nya, memadamkan kebathilan,dan menghidupkan sunnah.”

47. Pertempuran Khalb (semenanjung Arabia) dan Penaklukan Persia (Iran)
“Kamu akan memerangi semenanjung ‘Arabia, lalu Allah akan menaklukannya untukmu. Setelah itu Persia, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian Rum, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian kamu akan memerangi Dajjal, dimana Allah akan menaklukannya untukmu.” (HR. Muslim dari Nafi’ bin ‘Atabah. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majjah), (HR. shohih Muslim dari Jabir bin Samurah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2028, hal-1037, terbitan Gema Insani).
“Kamu akan memerangi semenanjung ‘Arabia. Perang ini akan terjadi pada masa pengkhianatan Rum dan ketika mereka sedang mengumpulkan kekuatan untuk memerangi kaum muslimin. Maka tentara pertama yang memerangi Al Mahdi (setelah terjadinya pembenaman tentara ke dalam bumi) adalah pasukan semenanjung ‘Arab yang terdiri dari kaum muslimin dan dipimpin oleh seorang laki-laki yang berasal dari suku Quraisy. Laki-laki ini ada kemungkinan adalah laki-laki yang bernama Sufyani*, yang mana ia meminya kepada suku para pamannya, yaitu suku Kalab^. Kemudian mereka berangkat untuk memerangi Al Mahdi. Akan tetapi Imam mahdi mengalahkan mereka dengan seburuk-buruk bentuk kekalahan serta mendapatkan harta rampasan perang yang luar biasa banyaknya.” (* :Al Qurthubi telah menyebutkan dalam kitabnya yang berjudul At Tadzkirah, bahwasanya Al Mahdi akan memerangi As Sufyani dan para pengikutnya yang terdiri dari suku Kalab. Dimana hal ini bersesuaian dengan teks hadits tersebut, yakni:”Seorang laki-laki yang berasal dari suku Quraisy.”  ^ :”Sebagian orang mengatakan, bahwasanya para penguasa (emir) Kuwaitberasal dari suku Kalab.”)

48. Kekalahan orang-orang Yahudi, penaklukan Baitul Maqdis, pembebasan Masjidil Aqsa dan Hancurnya Yastrib (Madinah)
“Setelah pembangunan Baitul Maqdis adalah kehancuran Yatsrib (kota Madinah), setelah kehancuran Yatsrib adalah terjadinya pertempuran besar. Dan setelah terjadinya pertempuran besar.adalah penaklukan Konstantin. Lalu, setelahnya penaklukan konstantin adalah keluarnya dajjal. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meletakan tangannya di atas bahunya (Mu’adz) dan berkata: “Sesungguhnya kebenaran ini adalah sebagaimana adanya kamu di sini atau sebagai mana engkau duduk.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Mu’adz bin Jabal dan dishahihkan oleh Albaani dalam Al Misykat nomor 423. Ibnu Katsir berkata: “Ini adalah hadits hasan, bersanad jayyid dan padanya ada cahaya kebenaran dan kenabian (Al Fitan wa Al Malahim), (HR. hasan Al Misykah (5425) dari Mu’adz bin Jabal, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4294, hal-35, terbitan Pustaka Azzam).

49. Perang Malhamah Kubra (Kaum Muslimin (Al Mahdi)) vs (Amerika dan Eropa).
“Mereka akan mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kamu dalam waktu sembilan bulan, seperti masa hamil seorang wanita.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya. Dalam sanad hadits ini ada sebuah kritikan).
“Pusat kepemimpinan kaum muslimin pada hari pertempuran yang paling besar adalah di Ghuthah yang terdapat padanya suatu kota bernama Damsyik, yangmana ia adalah negeri kaum muslimin yang terbaik ketika itu.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Al Hakim. Dishahihkan oleh Albaani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir).
“Sesungguhnya saat terjadinya perang yang agung, pangkalan pasukan kaum muslimin berada di daerah Ghuthah, sebuah daerah di pinggiran Madinah yang dikenal dengan nama Damaskus, salah satu kota terbaik di negeri Syam.” (HR. shohih Abu Daud dari Abu Darda dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4298, hal-36-37, terbitan Pustaka Azzam).
“Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga kaum Rum sampai di A’maq atau Dabiq (nama tempat) untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota Madinah, yangmana mereka pada waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di bumi ini. Apabila mereka semua telah berbaris (siap untuk berperang), maka berkatalah orang-orang Rum: ‘Biarkan kami membuat perhitungan dengan saudara-saudara kami yang telah tertawan (maksud mereka kaum Rum yang telah masuk Islam).’ Kemudian kaum muslimin berkata: ‘Kami tidak akan membiarkan kamu mengusik (menyakiti) saudara-saudara kami.’ Lalu kaum muslimin pun menjawab tantangan untuk memerangi mereka. Dalam pertempuran itu seprtiga dari tentara Islam melarikan diri dari pertempuran, yangmana mereka tidak akan diampuni dosanya oleh Alloh swt. selama-lamanya. Dan sepertiga lagi dari tentara Islam tersebut tewas sebagai para syahid yang paling baik di sisi Alloh swt. Sedangkan sepetiga lagi dari sisa tentara tersebut mendapatkan kemenangan, yangmana mereka tidak akan tersesat selama-lamanya. Kemudian mereka menaklukan kota Konstantin. Ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang, mereka telah menggantungkan pedang di pohon Zaitun. Pada saat itu setan berteriak: ‘Sesungguhnya Al Masihuddajjal telah menguasai keluarga-keluarga kamu.’ Kemudian mereka (tentara Islam bersama Al Mahdi) bergerak pulang. Ketika mereka telah sampai di Syam keluarlah ia (Dajjal). Dan pada saat kaum muslim telah bersiap-siap untuk berperang, tiba-tiba datanglah waktu sholat. Maka turunlah ‘Isa bin Maryam. Kemudian ia (‘Isa) dilihat oleh musuh Alloh swt., maka ia (Dajjal) akan meleleh (hancur) seperti garam yang mencair. Dan sekiranya ia membiarkan hal tersebut terjadi, maka sungguh ia (musuh Alloh) akan hancur (meleleh) sehingga binasa. Akan tetapi Alloh berkehendak untuk membunuhnya di tangan ‘Isa bin Maryam. Maka ‘Isa memperlihatkan darah Dajjal di tombaknya.” (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dan juga diriwayatkan serta dishohihkan oleh Al Hakim dan disetujui Adz Dzahabi), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2029, hal-1037-1038, terbitan Gema Insani).
“Pada waktu pertempuran itu, akan terjadi kemurtadan yang sangat banyak. Kemudian kaum Muslimin maju dengan suatu pasukan depan yang berani mati, yang tidak akan mundur kecuali dalam keadaan menang. Lalu mereka terus beperang sehingga mereka terhalang oleh malam. Maka setiap pihak mendapatkan harta rampasan perang, hingga tidak ada yang dapat dikatakan sebagai pihak yang menang, dan akhirnya pasukan kaum muslimin itu hancur. Kemudian kaum muslimin kembali maju dengan suatu pasukan depan yang berani mati, yang tidak akan kembali kecuali dalam keadaan menang, mereka terus berperang sehingga terhalang oleh malam. Maka kedua belah pihak sama-sama mendapatkan harta rampasan perang, hingga tidak ada pihak yang dikatakan sebagai pemenang dan akhirnya sekelompok pasukan kaum muslimin itu hancur. Kemudian kaum muslim maju lagi dengan suatu pasukan depan berani mati yang tidak akan kembali kecuali dalam keadaan menang, dan mereka terus berperang sampai senja, maka kedua belah pihak mendapatkan harta rampasan pearang, tidak ada pihak yang dapat dikatakan sebagai pemenang dan akhirnya sekelompok pasukan kaum muslim itu binasa. Maka ketika telah sampai hari yang keempat, bangkitlah seluruh umat Islam, lalu Allah swt. menimpakan bencana terhadap mereka (kaum Rum) dan terbunuhlah mereka dengan dahsyatnya, hingga tidak pernah dilihat oleh orang sebelumnya. Sehingga apabila burung melewati kawasan pertempuran mereka, maka burung itu akan mati sebelum melewai mereka. Maka bertambahlah turunan bapak yang mati, sehingga tidak ditemukan yang tersisa dari mereka kecuali seorang laki-laki. Dan dengan harta rampasan perang mana yang akan membuat gembira, serta dengan harta warisan mana yang akan dibagi.” (HR. Muslim dalam Shahihnya dari Jabir ra.), (HR. shohih Muslim dari Yusair bin Jabir, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2027, hal-1035-1036, terbitan Gema Insani).
“Nyaris saja kaum muslimin dipukul mundur oleh musuh ke Madinah hingga daerah Salah.” (HR. shohih Abu Daud dari Ibnu Umar, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4250 hal-9-10 & hadits  4299, hal-37, terbitan Pustaka Azzam).
“Salah adalah sebuah tempat dekat Khaibar.” (HR. shohih maqhtu’ dari Az-Zuhri, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4251 hal-10 & hadits no. 4300 hal-37, terbitan Pustaka Azzam).
“Jarak antara malhamah dan penaklukan Konstantinopel adalah 6 tahun, dan dajjal muncul pada tahun ke-7.” (Hadits shahih riwayat Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majjah dan Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin Busr).

50. Banyaknya jumlah wanita dan sedikitnya jumlah laki-laki
“Jumlah wanita akan banyak dan jumlah laki-laki akan sedikit sehingga untuk 50 wanita terdapat satu laki-laki.” (HR. Bukhari 71 dari Anas dan juga diriwayatkan oleh Muslim 2761).

51. Serangan ke Rusia, Cina dan India
“Kiamat tidak akan berdiri, sehingga kamu memerangi orang-orang Turki bermata kecil, berwajah merah, berhidung pesek (pendek), seakan muka mereka seperti perisai-perisai yang bundar.” (Hadits shahih, muttafaqun ‘alaih dan juga Imam Ahmad dari riwayat Abu Hurairah. Dan yang dimaksud dalam kelompok Turki adalah penduduk negeri Cina, Rusia dan sekitarnya), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2017, hal-1031, terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh hadits no. 4303 hal-38-39, HR. shohih muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairoh hadits no. 4304 hal-39, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka Azzam).
“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kamu memerangi kaum Khauz dan Kirman dari orang ‘Ajam yang bermuka merah, berhidung pesek, bermata kecil, seakan-akan wajah mereka adalah meja yang bundar.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah dalam Shahihnya diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad).
“Sungguh akan ada pasukan yang akan memerangi India untuk kalian, Allah memberikan kemenangan kepada mereka, sampai mereka mendatangkan raja-raja mereka dalam keadaan dibelenggu dengan rantai; Allah mengampuni dosa-dosa mereka, lantas mereka berangkat pergi lantas mendapati Ibnu Maryam di Syam.” (Kitabul Fitan, bab peperangan terhadap India hal. 252. Barangkali, ini merupakan ekspedisi yang dikirimkan oleh Al Mahdi ke India, sementara ia masih tinggal di Damaskus, Syam, dimana Isa as. Turun kepada mereka saat mereka melaksanakan shalat Fajar. Kemudian, ekspedisi yang telah meraih kemenangan itu kembali, lantas berjumpa dengan Ibnu Maryam yang telah turun).

52. Penaklukan konstantinopel (Turki)
“Banyak dari kaum Rum (Bani Ishaq, Eropa dan Amerika) akan masuk Islam pada akhir zaman. Dan bahkan penaklukan kota Kontantin akan dilakukan oleh sekelompok mereka, dimana suatu hadits menerangkan bahwa 70.000 orang dari Bani Ishaq (Rum) akan menyerbu dan menaklukan kota Konstantin dengan tahlil dan takbir (Laa Ilaha Illallah, Allahu Akbar).” (Kitab Al Fitan wa Al Malahim (huru-hara dan pertempuran-pertempuran) oleh Al Hafizh Ibnu katsir, bab Dzikru Al Malhamah ma’a Ar Rum (bahasan tentang pertempuran dengan kaum Rum) hal. 51).
“Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di laut?” Mereka (para sahabat) menjawab: “Pernah wahai Rasulullah saw.” Beliau Shallallahu ‘Alaih wa Sallam bersabda: “Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq (Eropa dan Amerika, kulit putih). Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan suatu panah pun. Mereka hanya berkata: Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu. Berkata Tsaur (perawi hadits): “Saya tidak tau kecuali hal ini hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh pula sebagian yang lain (darat). Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasn perang, tiba-tiba datanglah seseorang seraya berteriak: “Sesungguhnya dajjal telah keluar.”  Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.” (HR. Muslim dalam kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah).

53. Munculnya Dajjal

Dajjal adalah ujian yang paling berat untuk seluruh umat manusia dari zaman Nabi Adam as. Hingga kiamat. Rosululloh saw. bersabda: “Semenjak Adam diciptakan sampai berdirinya kiamat tidak ada hal (cobaan) yang lebih besar dari Dajjal.” (HR.shohih Muslim pada kitab Al Fitan dari Hisyam bin ‘Amir).
“Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya dari Hisyam bin ‘Amir).

“Wahai manusia, sesungguhnya semenjak Alloh swt. menciptakan anak cucu Adam tidak ada fitnah (cobaan) di muka bumi ini yang lebih besar dari Dajjal, dan bahwsanya tidak satu nabi pun yang diutus oleh Alloh swt. yang tidak memperingatkan umatnya akan fitnah Dajjal, sedangkan aku adalah nabi yang paling terakhir dan kamu adalah umat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi ia (Dajjal) akan muncul di tengah-tengah kamu, sekiranya ia keluar sedangkan aku berada di tengah-tengah kamu maka aku adalah pembela (penyelamat) setiap muslim dan sekiranya ia keluar setalah (kematian) aku, maka tiap-tiap kamu adalah penyelamat bagi dirinya sendiri, dan Alloh adalah sebagai penggantiku dalam dalam menyelamatkan setiap muslim. Dan sesungguhnya ia akan keluar dari sebuah celah (tempat) yang terletak antara Syam dan Irak, maka ia berbuat kerusakan di kiri dan kanan, wahai hamba Alloh wahai manusia bersiteguhlah kamu, karena sesungguhnya aku akan menerangkan sifat-sifat (ciri-ciri) nya yang tidak pernah diterangkan oleh seorang nabi pun sebelum aku. Ia (Dajjal) akan mendakwa: ‘Aku adalah Robbmu.’ Sedangkan kamu tidak akan dapat melihat Alloh kecuali setelah kamu mati, dan ia hanya punya satu mata, sedangkan Alloh bukanlah bermata sebelah, dan di tempat antara 2 matanya tertulis kata kafir yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang bisa menulis dan yang tidak bisa menulis. Diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa bersamanya ada surga dan neraka, maka sebenarnya nerakannya adalah surga dan surganya adalah neraka. Maka barangsiapa yang dapat ujian dengan nerakanya hendaklah ia berlindung kepada Alloh dan hendaklah ia membaca ayat-ayat awal surat Al Kahfi. Dan diantara fitnah-fitnahnya juga adalah ia akan berkata kepada seorang Arab: ‘Renungkanlah olehmu, sekiranya aku membangkitkan ayah dan ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Robbmu?’ Maka orang Arab itu berkata: ‘Ya.’ Kemudian munculah setan menjelma ke hadapannya dalam bentuk bapak dan ibunya, maka keduanya berkata: ‘Wahai anakku, ikutilah ia, sesungguhnya ia adalah Robbmu.’ Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia akan memaksa seorang manusia, lalu ia membunuhnya dan memotongnya dengan sebuah gergaji maka terbelahlah orang tersebut menjadi 2 bagian, kemudian ia (Dajjal) berkata: ‘Lihatlah olehmu kepada hambaku ini, sesungguhnya aku akan membangkitkannya.’ Dan kemudian ia akan mendakwa bahwa ‘Tuhannya adalah selain aku.’ Maka Alloh swt. pun membangkitkan orang yang terbelah tersebut, maka berkatalah yang keji (Dajjal) kepadanya: ‘Siapakah Robbmu?’ Ia berkata: ‘Robbku adalah Alloh dan kamu adalah musuh Alloh, kamu adalah Dajjal, demi Alloh mulai hari ini, tidak ada hal yang lebih aku ketahui dengan yakin selain dari (kedustaan) mu.’ Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia akan memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan, dan ia memerintahkan bumi untuk tumbuh, maka tumbuhlah ia. Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ketika ia melalui sebuah negeri, kemudian penduduk negeri itu mendustakannya, maka tidak satu binatang ternak pun yang tidak musnah di situ. Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia melewati sebuah negeri, kemudian mereka membenarkan (dakwaan-dakwaan) nya, maka ia pun memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan, dan ia memerintahkan bumi untuk tumbuh maka tumbuhlah ia, sehingga sejak hari itu binatang menjadi paling gemuk dan paling besar dari masa-masa yang berlalu, paling besar lambungnya dan paling melimpah susunya. Dan sesungguhnya tidak ada satu negeri pun di muka bumi yang tidak dimasuki dan dikalahkan oleh Dajjal, kecuali Mekkah dan Madinah, dia tidak akan dapat memasukinya dari setiap celah-celah masuknya karena di situ ada malaikat yang menjaga dengan pedang tajam dan mengkilat, sehingga ia turun di sebuah tempat perkemahan di persimpangan sebuah tanah kosong yang belum pernah diolah. Maka bergetarlah kota Madinah dengan 3 kali guncangan, sehingga tidak ada yang tersisa di sana seorang munafik laki-laki ataupun munafik perempuan kecuali ia keluar kepada Dajjal, maka terhapuslah orang-orang keji (kotor) dari kota Madinah sebagaimana kir (alat pompa besi) menghilangkan segala kotoran besi, dan disebutlah hari itu dengan hari pembersihan. Para sahabat bertanya: ‘Di manakah orang-orang Arab pada waktu itu?’ Beliau saw. menjawab: ‘Mereka pada hari itu sedikit, mereka dipimpin oleh seorang laki-laki yang sholeh, maka ketika pemimpin mereka sudah maju ke depan untuk mengimami mereka dalam sholat Shubuh, tiba-tiba turunlah ‘Isa bin Maryam, maka mundurlah imam mereka tersebut ke belakang supaya ‘Isa maju untuk mengimami sholat, dan ‘Isa pun meletakkan tangannya diantara 2 bahu-bahunya (pemimpin kaum muslimin) dan berkata: ‘Majulah kamu dan pimpinlah sholat, karena sesungguhnya ia diiqomatkan untuk kamu,’ maka pemimpin mereka pun mengimami sholat mereka dan ketika sholat sudah selesai ‘Isa berkata: ‘Bukalah pintu.’ Merekapun membuka pintu dan di belakangnya telah berada Dajjal bersama 70.000 orang Yahudi (Ashbahan), masing-masing mereka memiliki pedang berhias emas dan berjubah besar berwarna hijau, maka ketika ia (‘Isa) memandang kepada Dajjal. Dajjal itupun meleleh (hancur) seperti garam yang meleleh di dalam air, kemudian ia lari, dan dihadang oleh ‘Isa di pintu timur kota Lud (di Palestina), kemudian ‘Isa membunuhnya, maka Alloh swt. menjadikan kekalahan untuk orang-orang Yahudi, dimana tidak satu makhluk pun yang diciptakan Alloh yang dapat dijadikan sebagai perlindungan oleh orang-orang Yahudi, dimana Alloh menjadikan segala sesuatu bisa berbicara mulai dari batu, pohon, dinding, binatang ternah kecuali pohon Ghardaqah, maka sesungguhnya ia adalah pohon mereka yang tidak mau berbicara. Semua makhluk itu (selain Ghardaqah) berkata: ‘Hai hamba Alloh yang muslim, di sini ada Yahudi, kemarilah! Dan bunuhlah ia!’’ ‘Isa Ibnu Maryam akan menjadi seorang Hakim yang adil bagi umatku dan seorang pemimpin yang bijaksana yang akan menghancurkan tanda salib, membunuh babi-babi dan menghapuskan jizyah (upeti terhadap non Islam), menghapuskan zakat (kewajiban mengeluarkan harta bagi orang-orang Islam apabila harta tersebut sudah sampai nisab kepada pihak yang sudah ditentukan), maka ia tidak akan mencari seekor kambing atau seekor unta zakat pun, dihapuskan kedengkian dan permusuhan, diangkat bisa dari segala makhluk berbisa sehingga apabila seorang bayi perempuan memasukkan tangannya ke dalam mulut ular, maka ular tersebut tidak akan membahayakannya, bayi perempuan tersebut akan dapat menyakiti seekor singa sedangkan ia tidak akan dapat menyakiti bayi tersebut dan serigala akan berada di tengah gerombolan kambing seakan-akan ia adalah anjing penjaganya, dunia akan dipenuhi oleh perdamaian sebagaimana sebuah bejana diisi air (dengan merata), agama akan menjadi satu, maka tidak ada yang disembah selain Alloh swt. Seluruh hal yang menyebabkan peperangan terhapus, suku Quraisy kembali mengambil kekuasaannya, dan bumi akan menjadi seperti bentangan perak, dan tumbuh-tumbuhannya akan tumbuh seperti di zaman Nabi Adam as. Sehingga apabila kelompok (3 orang sampai dengan 10 orang) berkumpul untuk makan setangkai anggur, maka itu akan mengenyangkan mereka, dan apabila sekelompok orang tersebut berkumpul untuk memakan delima, maka itu akan mengenyangkan mereka, seekor sapi pada waktu itu hanya berharga sedikit saja dan seekor unta hanya berharga beberapa dirham saja. Dan sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal adalah adanya tempo waktu 3 tahun yang sangat sulit dimana pada waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Alloh swt. akan memerintahkan kepada langit pada tahun yang pertama darinya untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanam-tanamannya. Kemudian Alloh memerintahkan kepada langit pada tahun yang kedua darinya untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan dua pertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian pada tahun yang ketiga darinya Alloh memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya lalu ia tidak menetaskan setitik air pun, dan Alloh memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanam-tanamannya, maka setelah itu tidak akan tumbuh satu tanaman hijau pun dan semua binatang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Alloh swt. Kemudian para sahabat bertanya: ‘Dengan apakah manusia akan hidup pada masa itu?’ Beliau saw. menjawab: ‘Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.’” (HR. shohih Ibnu Majjah, Ibnu Khuzaimah dan Hakim dari Abu Umamah. Dishohihkan oleh Albani dalam shahihil  Jami’ dan dalam Ash Shahihah nomor 2457. Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang mempunyai satu kelemahan dari Asma’ binti Zaid Al Anshariyah. Ibnu Majjah berkata: “Aku mendengar Abul Husein Ath Thanafisi berkata: ‘Aku mendengar ‘Abdurrahman Al Muharibi berkata: ‘Hadits ini sepatutnyalah dimiliki oleh para pendidik supaya merka dapat mengajarkannya di sekolah Al Qur’an.’’” Lihat kitab Al Fitan wa Al Malahaim, oleh Ibnu Katsir, hal. 80), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh hadits no. 2034 hal-1040, dari Abdullah bin Umar dari Umar bin Khththob hadits no. 2044 hal-1045-1047, dari Hudzaifah hadits no. 2047 hal-1048, dari An Nuwwas bin Sam’an hadits no. 2048 hal-1050-1052, dari Abu Sa’id Al Khudri hadits no. 2049 hal 1052-1053, dari Abu Sa’id Al Khudri hadits no. 2050 hal 1053-1054, dari Anas bin Malik hadits no. 2056 hal-1062, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muslim dari Abu Darda, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4323, hal-49, terbitan Pustaka Azzam).
“Barangsiapa yang mendengar nama Dajjal hendaklah ia berpaling darinya. Karena, demi Alloh, sesungguhnya apabila ia menemuinya dan ia mengira bahwa dirinya adalah seorang mu’min, maka ia akan mengikutinya (Dajjal tersebut) dengan segala syubhat (kebhatilan) yang dia timbulkan.” (HR. shohih Ahmad, Abu Dawud dan Hakim dari ‘Imran bin Hushain.dishohihkan oleh Albani dalam Al Misykat nomor 5488), (HR. shohih Abu Daud dari Imran bin Hushain, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4319, hal-46, terbitan Pustaka Azzam).
“Orang tua Dajjal tidak pernah mendapatkan anak selama 30 tahun, kemudian terlahirlah dari keduanya seorang anak laki-laki yang hanya bermata satu, berperangai buruk dan sangat sedikit manfaatnya. Ketika matanya tertidur, hatinya tidaklah ikut tertidur. Kemudian beliau saw. menerangkan tentang dua orang tuanya dengan bersabda: ‘Ayahnya adalah seorang laki-laki yang berpostur tinggi, berdaging tidak teratur, berhidung panjang, seakan-akan hidungnya adalah paruh burung. Ibunya adalah seorang wanita besar, bertangan panjang dan berpayudara besar.’” (HR. Iman Ahmad dari Abu Bakar. Diriwayatkan juga oleh Tirmidzi dari Hammad bin Salamah, dan ia berkata, bahwa ini hadits hasan).
“Sesungguhnya menjelang terjadinya kiamat terdapat 30 dajjal-dajjal pendusta.” (Hadits shahih riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Umar. Dimuat oleh Albaani dalam kitab Ash Shahihah nomor 1683. dan telah muncul dajjal-dajjal pendusta yang banyak, seperti Musailamah Al Kadzdzab, Al Aswad Al ‘Ansi, Thulaihah Al Asadi, Sajjah, Ghulam Ahmad Al Qadiani dan lainnya), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh hadits no. 2023 & dari Jabir bin Samurah hadits no. 2024, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hal-1033, terbitan Gema Insani).
“Aku mendengar seruan dari tukang seru Rosululloh untuk melaksanakan sholat berjama’ah, maka aku berangkat ke mesjid dan sholat bersama Rosululloh. Aku sholat di shaf para wanita di belakang kaum laki-laki. Ketika sholat sudah selesai, Rosululloh duduk di atas mimbar, sambil tersenyum beliau berkata: ‘Demi Alloh, sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu kabar gembira atau kabar buruk, akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk agama Nasrani, maka ia telah memeluk agama Islam dan membai’atku. Ia telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yang sudah pernah aku katakan kepada kalian tentang Al Masihuddajjal. Ia mengisahkan perjalanannya kepadaku, bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga kapal tersebut terdampar pada sebuah pulau di tengah laut di arah tempat matahari terbenam. Lalu mereka semua duduk (istirahat) di suatu tempat yang terletak sangat dekat dengan kapal. Setelah itu mereka masuk ke dalam pulau tersebut, lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu lebat, sehingga mereka tidak dapat memperkirakan mana ekornya dan mana kepalanya, karena tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak. Maka mereka berkata: ‘Celaka, dari jenis apakah kamu ini.’ Ia menjawab: ‘Saya adalah Al Jassasah.’ Mereka bertanya: ‘Apakah Al Jassasah itu?’ Tanpa menjawab ia berkata: ‘Wahai orang-orang, pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!’ Tamim Ad Dari berkata: ‘Ketika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun terkejut karena kami mengira; bahwa ia adalah setan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana terdapat seorang manusia yang paling besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua lutut dan mata kakinya terikat dengan besi.’ Kami berkata: ‘Celaka, siapakah kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Takdir sudah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan kabar-kabar kepada saya, maka kabarkanlah kepada saya siapakah kalian ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami adalah orang-orang ‘Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang sedang berguncang, lalu kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan, maka terdamparlah kami di pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal, kemudian kami masuk ke pulau ini. Maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya, yang tidak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya, dari banyaknya bulunya. Maka kami berkata: ‘Celaka, apakah kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al Jassasah.’ (tanpa menjawab) ia berkata: ‘Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu, karena ia sangat menginginkan berita-berita yang kalian bawa. Lalu kami segera menuju tempat kamu ini, maka kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan.’ Ia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata: ‘Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon kurma yang ada di daerah Baisan.’ Kami berkata: ‘Tentang apa yang ingin kamu tanya darinya?’ Ia berkata: ‘Saya menanyakan apakah pohon-pohon kurma itu tetap berbuah?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Adapun pohon-pohon kurma itu, maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.’ Kemudian ia berkata lagi: ‘Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia.’ Mereka berkata: ‘Tentang apakah yang ingin kamu tanyakan perihalnya?’ Ia bertanya: ‘Apakah ia tetap berair?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.’ Kemudian ia berkata lagi: ‘Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zugar’ Mereka berkata: ‘Tentang apa yang ingin kamu tanyakan perihalnya?’ Ia bertanya: ‘Apakah di sana masih ada air dan apakah penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air Zugar itu?’ Kami katakana kepadanya: ‘Benar, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air tersebut.’ Lalu ia berkata lagi: ‘Beritakanlah kepada saya tentang nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat?’ Mereka menjawab: ‘Dia telah keluar dari Mekkah menuju Madinah.’ Lalu ia bertanya: ‘Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia bertanya: ‘Apakah yang ia lakukan terhadap mereka?’ Maka kami memberitahukan kepadanya, bahwa ia (nabi itu) telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka menaatinya.’ Lalu ia berkata: ‘Apakah itu semua telah terjadi?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya dan sungguh saya akan mengatakan kepada kalian tentang diri saya, saya adalah Al Masihuddajjal dan sesungguhnya saya hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka saya akan keluar dan berjalan di muka bumi, dan tidak ada satupun kampong (negeri) yang tidak akan kumasuki dalam waktu 40 malam selain Mekkah dan Thibah. Maka kedua negeri itu adalah terlarang untuk saya, dimana setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari kedua negeri itu, saya dihadang oleh seorang malaikat yang di tangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan di setiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.’’ Ia (Fathimah si perawi hadits) berkata: ‘Rosululloh saw. bersabda sambil menghentakkan tongkatnya di atas mimbar: ‘Inilah Thibah, inilah Thibah, inilah Thibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ Orang-orang (para sahabat) menjawab: ‘Benar.’ Beliau saw. berkata: “Saya tertarik dengan apa-apa yang dikatakan oleh Tamim Ad Dari, karena ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Mekkah. Bukankah ia (tempat Dajjal) terletak di laut Syam atau laut Yaman?’ Dimana Rosululloh mengisyaratkan tangannya ke arah timur. Ia (Fathimah) berkata: Hal ini saya hafalkan dari Rosululloh saw.’” (HR. Muslim dari Fathimah binti Qais dalam kitab Al Fitan. Riwayat Ahmad dari Abu Hurairoh dan ‘Aisyah. Riwayat Ibnu Majjah dari Fathimah dan riwayat Abu Dawud dengan sanad hasan dari Jabir), (HR. shohih Muslim dari Amir bin Syarahil dari Fathimah binti Qais, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2054, hal-1059-1062, terbitan Gema Insani).
“…Sesungguhnya aku tertahan oleh perbincangan Tamim Ad-Dari mengenai seorang lelaki yang berada di tengah pulau kecil dari gugusan pulau-pulau, ‘Ketika aku tengah bersama seorang perempuan berambut panjang. Aku bertanya kepada perempuan itu, ’Siapakah kamu?’ Perempuan itu menjawab, ‘Aku adalah Al Jassasah. Pergilah kamu ke istana itu….’’” (HR. shohih Muslim dari Fathimah binti Qais, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4325, hal-50-51, terbitan Pustaka Azzam).
“…Di saat senja, mereka terdampar di sebuah pulau, lalu mereka duduk di dekat kapal tumpangan mereka dan setelah itu bergegas memasuki pulau tersebut. Tiba-tiba mereka dihadang oleh hewan melata raksasa berbulu lebat. Mereka berkata, ‘Celakalah kamu, siapakah kamu?’ Hewan itu menjawab, ‘Akulah Al Jassasah. Pergilah kalian menemui seorang lelaki yang berada di istana itu, karena ia sungguh ingin mendengar berita dari kalian.’…’” (HR. shohih Muslim dari Fathimah binti Qais, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4326, hal-52-53, terbitan Pustaka Azzam).
“Kemudian Dajjal berangkat menuju kota Madinah tersebut, maka ia menemukan di setiap celah masuk ke kota itu maka malaikat yang menghunus pedang tajam yang berkilau, lalu ia berhenti di sebuah tanah tandus di lereng bukit dan mendirikan kemah-kemah, kemudian bergetarlah kota Madinah 3 kali guncangan, setelah tidak ada satu pun orang munafik laki-laki, munafik perempuan, orang-orang fasik laki-laki dan orang-orang fasik perempuan kecuali ia pergi bergabung kepadanya (Dajjal), itulah hari pembebasan.” (HR. shohih Ahmad dalam Musnadnya. Al Haitsami berkata dalam kitabnya Al Majma, bahwa para perawinya adalah para perawi hadits shohih), (HR. shohih Muslim dari Anas bin Malik, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2055, hal-1062, terbitan Gema Insani).
 “Sesungguhnya Dajjal akan keluar karena suatu kemarahan.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Hafshah).
“Maka ia menghembuskan nafas panjang tiga kali.” (HR. Ahmad dalam musnadnya. Riwayat Hakim, dan di dalam sanadnya ada kritikan).
“…Kemudian akan keluar Dajjal membawa sungai (dalam riwayat lain lautan yang berisi air) dan parit-parit dari api (dalam riwayat lain sungai yang berisi api. Barangsiapa terjatuh ke dalam parit api Dajjal tersebut, maka ia akan diberi pahala dan dosa-dosanya pun akan diampuni. Dan barangsiapa terjatuh ke dalam sungai yang dibawa Dajjal, mala ia berdosa dan akan diangkat semua pahala kebaikannya.” (HR. shohih Abu Daud dari Subayi’ bin Khalid hadits no. 4244, hal-4-5, HR. shohih muttafaq ‘alaih dari Rib’i bin Hirasy dari Hudzaifah dan Abu Mas’ud hadits no. 4315 hal-44-45, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka Azzam).
“Sungguh, orang-orang akan berlarian ke gunung-gunung untuk menjauhkan diri dari fitnah Dajjal. Ummu Syarik bertanya, ‘Ya Rosululloh, ketika itu orang-orang Arab di mana?’ Rosululloh menjawab, ‘Ketika itu mereka sedikit.’” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi dari Ummu Syuraik), (HR. shohih Muslim dari Ummu Syarik , dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2057, hal-1062-1063, terbitan Gema Insani).
“Ternyata ia adalah seorang laki-laki yang berbadan besar, merah, berambut keriting dan bermata sebelah.” (HR. Bukhari dari Ibnu ‘Umar dalam kitab Al Fitan, bab Dzikruddajjal. Al Hafizh Ibnu Hajar: “Dalam hadits riwayat Thabrani dari ‘Abdullah Ibnu Mughfal disebutkan, bahwa dajjal tersebut berkulit coklat, dan berambut keriting. Hal ini menunjukkan, bahwa ia berkulit coklat murni dan hal ini tidak manafikan untuk mensifakannya dengan warna merah,” hal. 97).
“Sesungguhnya Al Masihuddajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, ujung telapak kakinya berdekatan, sedangkan tumitnya berjauhan, berambut keriting, bermata sebelah dengan mata yang terhapus.” (HR. Abu Dawud dari Ubadah Ibnu Shamit. Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Sedangkan sanadnya adalah baik (jayyid), sebagaimana yang dikatakan oleh Albaani dalam kitab Takhrij Al Misykat), (HR. shohih Abu Daud dari Ubadah bin Shamit, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4320, hal-46-47, terbitan Pustaka Azzam).
“Sesungguhnya kepala dajjal itu dari belakang terlihat tebal dan berkelok-kelok.” (Hadits shahih riwayat Ahmad dari Hisyam bin ‘Amir).
“Sungguh aku benar-benar akan memperingatkan kamu akan bahayanya (Dajjal), tidak ada satu nabi pun, kecuali ia memperingatkan kaumnya (akan fitnahnya) dan Nuh juga telah memperingatkan kaumnya, akan tetapi kau akan mengatakan kepada kalian suatu perkataan yang belum pernah dikatakan oleh para nabi sebelum aku terhadap kaum mereka, sesungguhnya ia bermata sebelah dan Alloh bukanlah bermata sebelah (bermata satu). (HR. Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar), (HR. shohih Muttafaq ‘Alaih dari Anas bin Malik hadits no. 4316 hal-45, HR. Hakim dalam Al Mustadrak, Ad Dailami dalam Al Firdaus, hadits no. 4317 hal 46, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka Azzam).
“Sesungguhnya dajjal itu terhapus matanya yang sebelah kiri.” (Hadits shahih riwayat Ahmad dari Anas dan Abu Hudzaifah. Lihat pula kitab Al Jami’ Ash Shagir karya Imam Suyuthi).
“Pada matanya yang sebelah kanan, seakan-akan ia adalah satu biji anggur yang terapung.” (HR. Bukhari dalam kitab Shahihnya dari Ibnu ‘Umar, kitab Al Fitan bab Dzikruddajjal).
“Bukankah sesungguhnya ia itu bermata sebelah, dan tertulis diantara kedua mata dajjal itu kata kafir, yang dapat dibaca oleh setiap Mu’min.” (Muttafaqun ‘alaih dari hadits Anas), (HR. shohih Muslim dari Anas bin Malik, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4318, hal-46, terbitan Pustaka Azzam).
Dan dalam riwayat yang lain dinyatakan: “Tertulis diantara dua matanya huruf kaf, fa’ dan ra’.” (HR. Tirmidzi dari Anas. Dan di dalam Ash Shahihah karya Albaani nomor 2457).
“Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah saw. berapa lama ia (dajjal) berada di bumi?” Beliau menjawab: “40 hari, satu hari darinya sama dengan satu tahun, dan satu hari lagi sama dengan satu bulan dan satu hari lagi sama dengan satu minggu sedangkan sisa hari-hari tersebut adalah sama dengan hari-hari biasa mereka.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah saw., pada suatu hari yang sama lamanya dengan satu tahun tersebut apakah cukup bagi kami untuk shalat sehari (lima waktu saja)?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Tidak, perkirakanlah olehmu hari-hari tersebut.” (HR. Muslim dalam kitab Shahih Muslim), (HR. shohih Muslim dari An-Nawwas bin Sam’an, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no.4321, hal-47-48, terbitan Pustaka Azzam).
“Sesungguhnya dajjal akan mencapai semua tempat, kecuali 4 mesjid: Masjidil Haram, Mesjid Madinah, Mesjid Thursina dan Masjidil Aqsha.” (HR. Nu’aim bin Hammad).

;;