KAJIAN KHUSUS KIAMAT
Assalamualaikum Wr. Wb. Allah Maha
Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, Segala Puji Bagi Allah dengan pujian yang
banyak, Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Shalawat dan salam kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad saw., pemimpin para Rasul, Nabi, imam orang-orang
bertaqwa, imam akhirat dan dunia. Juga
kepada keluarga dan sahabat beliau. Dan kepada pengikutnya hingga akhir zaman.
Amma ba’du.
Pada kesempatan kali ini,
pada perkumpulan dengan para mujahadah, yang gemar mendekati kekasihnya, yang
gemar mencintai Allah swt. dengan berbagai tanda-tandanya. Maka Allah pun lebih
mencintai hambaNya yang mujahadah, lebih dari cinta yang telah diberikan hamba
kepada-Nya. Sebagian dari bukti tanda cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Maka
Allah Mengutus baginda besar Nabi Muhammad saw., yang darinya turun Al Qur’an
dan Al Hadits. Maka dengan Al Qur’an dan Al Hadits ini banyak hal di masa depan
hingga berakhirnya umur Islam dan dunia ini dapat kita ketahui. Salah satu yang
Rasulullah saw. kabarkan tentang masa depan adalah hari kiamat (Berakhirnya
umur umat Islam dan dunia). Maka inilah tema yang akan saya bawa pada
kesempatan kali ini. Yaitu tanda kiamat hingga berdirinya kiamat. Dengan
pembawaan tema ini saya hanya bermaksud mengajak, karena saya tau pada
perkumpulan kali ini saya berjumpa dengan para mujahadah yang gemar dengan
ilmu, bahkan saya tidak pantas menjadi pembawa tema, karena begitu kurangnya
ilmu yang saya miliki.
Semoga
tulisan ini mudah dipahami oleh pembaca. Saya yakin akan banyak kesalahan dan
kritikan yang akan muncul terhadap apa yang saya lakukan tanpa maksud sengaja
dalam tulisan ini. Saya berharap semua pihak memberikan koreksi dan kritikannya
untuk menuju kebaikan dan kebenaran. Semoga Allah memberikan pahala-Nya bagi kaum
muslimin dan muslimat yang melakukan itu.
Saya mohon taufik dan
jalan yang lurus. Semoga Allah menjadikan apa yang saya lakukan ini semata-mata
mencari ampunan, ridho, dan cinta-Nya, dan yang paling penting mudah-mudahan
ini manjadi jalan untuk berjumpadengan Alloh. Di samping itu, mudah-mudahan
tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada setiap kaum muslimin dan muslimat
yang membacanya. Selamat membaca.
No. 1-5 Tanda Kecil Kiamat pada Permula’an
Islam
1. Diutusnya Nabi Muhammad saw.
“Aku diutus adalah bersama’an dengan kiamat seperti dua
jariku ini,” Dan beliau
mengisyaratkan dengan menggiringkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Keshahihan hadits ini adalah Muttafaq ‘Alaih, yang juga
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Anas dan
Sahal bin Sa’ad), (HR.
shohih Muslim dari Sahl bin Sa’ad, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2062, hal-1065, terbitan Gema Insani).
Dalam riwayat lain
Beliau bersabda : “Aku diutus bersama’an dengan kiamat, dan sungguh
ia hampir saja mendahuluiku.” (Hadits
ini dikeluarkan oleh Ahmad dan Ath Thabari dengan sanad yang hasan dari hadits
Buraidah bin Hushaib).
“Amma ba’du, maka sesungguhnya perkata’an yang paling
benar adalah Kitabullah, dan sesungguhnya petunjuk yang paling utama adalah
petunjuk Muhammad dan seburuk-buruk perkata’an adalah kabar baru yang tidak
jelas asal-usulnya, sedangkan segala kabar baru yang tidak jelas asal-usulnya
adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan adalah di
neraka, hari kiamat akan datang kepadamu dengan tiba-tiba, saya diutus oleh
Allah bersama’an dengan hari kiamat seperti ini, kiamat itu akan datang kepada
kamu di pagimu atau di petang harimu.” (Hadits riwayat Ahmad, Muslim, Nasa’I,
dan Ibnu Majah dari Jabir).
“Saya diutus pada waktu yang beriringan dengan hari
kiamat yang mana aku mendahuluinya sebagaimana ini mendahului ini.” Dan Beliau saw. mengisyaratkan kepada
kepada jari telunjuk dan jari tengah beliau.” (Hadits ini diriwayatkan oleh
Tirmidzi dan Ath Thabari dari Al Mustaurad bin Syaddad).
“Aku
diutus bersamaan dengan akan datangnya kiamat.” (HR. Imam Qurthubi dalam
kitabnya At Tadzkirah).
2. Terbelahnya bulan
Telah
dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan*. (QS. Al Qamar
54:1).
(Kabar terbelahnya bulan ini diriwayatkan oleh
Imam Bukhari, Muslim, Ahmad dan lain sebagainya. Tafsir Ibnu Katsir, surat Al
Qamar, Juz. 4).
3. Penaklukan
Baitul Maqdis dan Kematian Masal oleh wabah penyakit yang mematikan dengan
cepat
“Hitunglah ada
enam perkara yang akan terjadi menjelang (di gerbang) hari kiamat, yaitu :
Kematianku, kemudian penaklukan Baitul Maqdis, kemudian kematian massal seperti
penyakit Qu’as (penyakit yang mematikan kambing dengan cepat). Kemudian
melimpahnya uang (harta) sehingga apabila seseorang diberi gaji seratus dinar
(dinar adalah uang yang terbuat dari emas murni), maka ia tetap tidak puas
(kesal), kemudian munculnya fitnah (goda’an, kekacauan dan kemaksiatan) yang
memasuki setiap rumah-rumah orang ‘Arab, kemudian adanya gencatan senjata
(perdamaian) antara kamu dengan Bani Ashfar (Eropa dan Amerika), kemudian
mereka mengkhianati kamu, dimana mereka akan menyerangmu di bawah 80 bendera
dan di bawah tiap-tiap bendera itu terdapat 12000 orang (tentara). (Riwayat
Bukhari dalam kitab Shahihnya dari ‘Auf bin Malik, kitab Al Jizyah wa Al
Mawada’ah, Juz. 6. diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dari Mu’adz bin Jabal.
Dan di dalam Asshahihah Al Albaani 1883).”
(Kitab sejarah
“Tarikh Ath Thabari”, Juz. 3, pembahasan mengenai Penaklukan Baitul Maqdis.
Kitab
“Mu’jamul Buldan, Yaaquutul
Hamra,” Juz 1, hal. 180-181. kitab “Al Mausu’ah Adzahabiyah,” oleh Dr. Fathimah
Mahjub, Juz. 8, Baitul Maqdis). (Dapat
juga dilihat pada buku Sejarah Islam :Ahmad Al-Usairy, terbitan Akbar dan buku
Umur Umat Islam : Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia)
4. Pertempuran
dua kelompok besar dari Kaum Muslimin
“Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga dua kelompok
yang besar dari Kaum Muslimin saling berperang dengan satu seruan (slogan
kebenaran) yang sama.” (Ini adalah sebagian teks hadits yang shahih yang
diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim dan lain sebagainya dari Abu
Hurairah), ((HR. shohih
Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2007, hal-1027-1028, terbitan Gema Insani).
(Dapat juga dilihat pada buku Sejarah Islam :Ahmad
Al-Usairy, terbitan Akbar dan buku Umur Umat Islam : Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia)
5. Munculnya api Hijaz
“Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga keluar api dari
negeri Hijaz yang akan menerangi leher-leher onta di Bashra.” (Diriwayatkan
oleh Bukhari dalam kitab shahihnya dengan nomor 7118 dan juga diriwayatkan oleh
Hakim dari Abu Hurairah), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2011, hal-1029, terbitan Gema Insani).
.”Imam Nawawi telah berkata : “Pengetahuan akan
keluarnya api ini sudah tidak perlu diragukan lagi (mutawatir, valid) bagi
semua penduduk Syam.” (Lihat kitab Fathul Baari, Juz. 13, kitab Al Fitan. Dan
lihat juga kitab At Tadzkirah oleh Imam Qurthubi dan kitab Asyratussya’ah oleh
Al Barzanji).
No. 6-46 Tanda Kecil Kiamat
Setelah Permula’an Islam Hingga Pembatas dengan Tanda Besar Kiamat.
6. Budak
wanita atau wanita merdeka akan melahirkan tuannya
“Ketika Rasulullah saw. ditanya oleh malaikat Jibril
tentang kiamat, maka beliau menjawab : “Yang ditanya tentangnya tidaklah lebih
mengetahui dari si penanya.” Kemudian Jibril berkata lagi : “Kalau begitu
kabarkanlah kepada saya tentang tanda-tandanya.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menjawab : “Seorang budak wanita (atau wanita merdeka, al amah) akan
melahirkan tuan wanitanya, dan engkau akan melihat orang-orang yang tidak
berterompa, tidak berpakaian, miskin dan para pengembala kambing (para rakyat
jelata yang miskin) akan tinggal di gedung- gedung yang menjulang tinggi.” (Ini
adalah sebagian dari teks hadits shahih yang muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh
Muslim dari ‘Umar bin Khaththab dan diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah
dengan lafadz yang berbeda. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu ‘Abbas.
Hadits ini dimuat oleh Albaani dalam kitab shahihnya dengan nomor 1345 dan
diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan Nasa’i dari Abu Hurairah dan Abi Dzar).
7. Orang-orang
bodoh dijadikan pemimpin & rakyat yang miskin akan tinggal di gedung-gedung
yang tinggi menjulang
“Apabila engkau melihat orang-orang yang tidak
berterompa, tidak berpakaian (para rakyat jelata yang miskin), yang tuli dan
bisu menjadi raja bumi, maka itulah. Tanda-tanda kiamat. Dan apabila engkau
melihat para pengembala binatang ternak yang hitam tinggal di gedung-gedung
yang menjulang tinggi, maka itulah. Tanda-tanda kiamat.” (HR. Muslim dalam
kitab Shahih Muslim).
“Apabila para pengembala onta yang hitam yang tidak jelas
asal-usulnya tinggal di gedung-gedung yang tinggi.” (HR. Bukhari).
8. Penghalalan
zina, penghalalan sutera bagi laki-laki, penghalalan minuman keras, penghalalan
alat musik, harta umum (umat atau negara) akan menjadi milik bagi sekelompok
orang, sekelompok orang akan mena’ati isterinya sedangkan ia durhaka kepada
ibunya, seorang bersikap kering kepada ayahnya dan lemah lembut kepada
temannya, manusia bersuara tinggi di masjid-masjid, seorang akan dihormati
karena orang takut akan kejahatannya, penghalalan para penyanyi wanita.
“Sungguh akan ada dari umatku beberapa kelompok manusia
yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan musik-musiknya.” (HR. Bukhari dalam
kitab shahihnya no. 5590 dari Abu Amir atau Abu Malik Al Asy’ari. Dan diriwayatkan
oleh Abu Dawud dari Abu Malik, dalam Ash Shahihah Al Albaani No. 91).
“Terhadap umat
ini akan terjadi pembenaman bumi, perubahan bentuk (kepada yang buruk) dan bumi
longsor, apabila sudah muncul para penyanyi wanita, alat-alat musik dan
minuman-minuman keras (khamer).” (Hadits shahih dari Tirmidzi dari ‘Umran bi
Hushain. Dan dalam Ash Shahihah Al Albaani, no. 2203).
“Sesungguhnya
Allah telah melaknat khamer, pemerasnya, orang yang mengambilnya, peminumnya,
penuangnya, pembawanya, orang yang akan dibawakan untuknya, penjualnya,
pembelinya dan orang yang memakan hasil usaha darinya.” (Diriwayatkan oleh
Ahmad, Baihaqi dan Ibnu majjah dari ‘Abdullah bin ‘Umar).
“Apabila umatku melakukan 15 perkara maka mereka akan
mendapat bala bencana. Beliau Shallallhu ‘Alaihi wa Sallam ditanya: “Apakah ia
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Apabila harta rampasan perang (milik
umum) dikuasai oleh segelintir orang, amanah jadi rampasan, harta zakat jadi
hutang (denda), seorang laki-laki menaati isrinya sedangkan ia mendurhakai
ibunya, ia berbuat baik kepada temannya dan berbuat kasar kepada bapaknya,
suara-suara meninggi di mesjid-mesjid, yang menjadi pemimpin suatu kaum
(bangsa) adalah orang yang paling hina (bersifat keji). Seorang laki-laki
dihormati disebabkan oleh karena orang takut akan sifat jahatnya, khamer sudah
biasa diminum, sutera sudah biasa dipakai (olaeh kaum laki-laki), munculnya
para penyanyi perempuan (biduawanita) dan alat-alat musik, orang-orang yang
dari umat yang terakhir melaknat umat yang terdahulu, maka ketika itu hendaklah
mereka menunggu kedatangan angin merah atau pembenaman manusia ke dalam bumi
atau perubahan kepada bentuk yang buruk.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari dua
jalan yaitu ‘Ali dan Abu Hurairah, ia
berkata : “Bahwa
ini adalah hadits gharib, dan kami tidak mengetahui seorangpun yang
meriwayatkan hadits ini dari Yahya bin Sa’id Al Anshari selain dari Al Faraj
bin Fudhalah, sedangkan sebagian ahli ilmu yang mengkritiknya dari segi
kemampuan hafalannya terhadap hadits ini. Sedangkan Waki’ dan banyak para imam telah mengambil
riwayat darinya. Menurut pandangan Amin Muhammad Jamaluddin, walaupun hadits
ini mempunyai kelemahan dari satu segi akan tetapi kelemahan ini adalah tipis
dan hadits seperti ini tidak ditinggalkan (tidak boleh diabaikan). Dan Amin
Muhammad Jamaluddin sengaja mengetengahkan hadits ini karena semua tanda yang
disebut dalam hadits ini terjadi).
9. Musuh berlomba-lomba memperebutkan kaum
Muslimin.
“Hampir saja umat-umat (selain kamu) memperebutkan kamu
dari segala penjuru sebagaimana orang-orang yang sedang makan memperebutkan
semangkuk makanan mereka.” Para sahabat bertanya : “Apakah jumlah kita sedikit
pada waktu itu wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab
: “Pada saat itu jumlah kamu banyak, akan tetapi keberadaan kamu tak ubahnya
seperti buih air bah, ketakutan (keseganan) musuh-musuhmu akan tercabut dari
dada mereka, dan di dada masing-masing kamu terdapat Al Wahan.” Para sahabat
bertanya : “Apakah Al Wahan itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda : “Cinta
dunia dan takut akan mati.” (Hadits hasan yang diriwayatkan olah Ahmad dalam
kitab musnadnya, 5;78, dan dalam kitab Al Hilyah Abu Nu’aim), (HR. shohih: Al Misykah (5369),
Ash-Shahihah (956) dari Tsauban, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin
Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4297, hal-36, terbitan Pustaka Azzam).
10. Salam hanya diucapkan sebagai tanda kenal
& wanita ikut bekerja.
“Di pintu gerbang
(dekat)hari kiamat :Salam (ucapan Assalamu’alaikum) hanya diucapkan pada
orang-orang yang khusus (yang sudah kenal saja), tersebar dan berkembangnya
perdagangan, sehingga seorang istri membantu suaminya untuk berdagang.” (Hadits
shahih lighairihi, riwayat Ahmad dan Ath Thayalisi dari Ibnu Mas’ud, I;405).
11. Tidak adanya kehati-hatian manusia dalam
mencari rizki yang halal
“Akan datang
kepada manusia suatu zaman, dimana orang-orang tidak perduli lagi terhadap
apa-apa yang mereka peroleh, apakah rizki itu dari yang halal ataukah dari yang
haram.” (HR. Bukhari dan Nasa’I dari Abu Hurairah. Diriwayatkan Thabrani dari
‘Urwah bin Zubair dan dari Anas. Telah berkata Al Haitsami bahwa sanadnya
adalah baik dan para perawinya adalah para periwayat hadits-hadits shahih).
12. Banyak dan menyebarnya perbuatan bohong dan
banyaknya pasar
“Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak
perbuatan bohong, masa (jarak waktu) akan terasa dekat (cepat) dan pasar-pasar
akan berdekatan (karena sangat banyaknya).” (Hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Ibnu Hibban dalam kitabnya shahihnya, no. 1882 dari Abu Hurairah).
“Celakalah orang yang berbicara dusta dengan maksud agar
membuat orang-orang tertawa (karena lucu), celakalah ia dan kemudian celakalah
ia.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan dihasankan oleh Tirmidzi dan Bahaz bin
Hakim dari ayahnya dari kakeknya yang bernama Mu’awiyah bin Haidah, sanadnya
adalah kuat. Lihat kitab Subulussalam, Juz.
4;1599).
13. Tersebarnya pena
“Sesungguhnya di pintu gerbang kiamat akan muncul dan
tersebarnya banyak pena.” (Hadits ini adalah sebagian dari matan hadits shahih
yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam kitab Musnadnya dari Thariq bin Shihab dari
‘Abdullah bin Mas’ud).
“Sesungguhnya diantara syarat-syarat kiamat adalah dan
meluasnya ilmu.” (HR. Nasa’I dari ‘Umar bin Taghlib dalam Sunan An Nasa’I,
7;244).
14. Menggembungnya
bulan, Mesjid hanya dijadikan sebagai jalan-jalan dan banyak mati mendadak
“Diantara tanda dari sudah mendekatnya kiamat adalah
menggembungnya bulan sabit (awal bulan).” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh
Al Albaani dalam kitab Ash Shahihah dengan nomor 2292, hadits ini dalam riwayat
Thabrani adalah berasal dari Ibnu Mas’ud dan dalam riwayat Ath Thayalisi adalah
berasal dari Abu Hurairah).
“Diantara tanda
dari sudah mendekatnya kiamat adalah bahwa orang akan melihat bulan sabit
seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua
malam dan mesjid akan dijadikan sebagai jalan-jalan serta meluasnya mati
mendadak.” (Ini
adalah hadits hasan menurut Ath Thayalisi dari Anas dan dalam kitab Ash
Shahihah Al Albaani dengan nomor 2292).
15. Banyaknya
jumlah polisi, penjual belian jabatan atau amanah, memandang remeh darah,
adanya manusia yang menjadikan Al Qur’an sebagai seruling, pemutusan
silaturahim
“Diantara
syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, kevulgaran dalam
kekejian, pemutusan silaturahim, pengkhianatan terhadap orang-orang jujur dan
kepercayaan terhadap orang-orang berkhianat.” (Hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Ahmad dan Al Bazzar dari Ibnu ‘Umar dan dimuat oleh Al Albaani dalam Ash
Shahihah, nomor 2290).
“Bersegeralah
kamu untuk melakukan amal shaleh sebelum datang 6 perkara: pemerintahan
orang-orang jahil, banyaknya jumlah polisi, penjual belian hukum (jabatan),
memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang
menjadikan Al Qur’an sebagai seruling dimana mereka memajukan salah seorang
dari mereka (untuk menjadi imam) agar ia dapat menyanyikannya untuk mereka
walaupun ia adalah orang yang paling sedikit kefaqihannya.” (Hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Thabrani dari ‘Abis Al Ghifari. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam
kitab Musnadnya. Dan dimuat oleh Al Albaani dalam Ash Shahihah dengan nomor
979).
“Bacalah Al
Qur’an dengan tata cara dan tata suara orang ‘Arab, dan hendaklah kamu menjauhi
cara bacaan orang-orang fasik, karena setelah (meninggalnya) aku akan muncul
sekelompok orang yang akan menggaungkan Al Qur’an seperti nyayian-nyanyian,
senandung para rahib dan rintihan yang mana bacaannya hanya sampai di
kerongkongan mereka sedangkan hati mereka dipenuhi fitnah (jauh dari isi ajaran
Al Qur’an) dan hati orang-orang yang menyimak bacaan mereka adalah seperti hati
mereka juga.” (HR. Ibnu
Waddhah dari Hudzaifah).
16. Ilmu agama akan dituntut dari orang yang
berilmu dangkal
“Sesungguhnya dari syarat-syarat hari kiamat adalah ilmu
akan dituntut dari orang-orang kecil.” (Hadits shahih riwayat Thabrani dari Abu
Umayyah Al Jamhi, dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Mubarak, serta dimuat dalam
shahih Albaani nomor 695).
17. Munculnya
wanita mutabarrijat (yang membuka aurat), polisi menyakiti rakyat, munculnya
mobil
“Ada dua macam
ahli neraka yang belum aku saksikan,
yaitu: Suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor-ekor sapi untuk memukul
manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian akan tetapi sebenarnya mereka tidak
berpakaian yang menanggalkan tutup kepala yang menarik kepada maksiat, kepala
mereka seperti punuk-punuk onta yang miring, mereka itu tidak akan masuk surga
dan tidak akan mendapatkan baunya sedangkan bau surga itu dapat tercium dari
jarak sekian.” (Imam Nawawi berkata: “Hadits ini adalah merupakan
salah satu dari mu’jizat Nabi Muhammad saw. karena apa-apa yang Beliau kabarkan
tersebut telah terjadi, adapun orang-orang pembawa cemeti itu adalah para
anggota polisi.” (Kitab shahih Muslim Syarhun –An Nawawi, Juz. 17,
hal. 190).
“Akan muncul di
akhir zaman umatku orang-orang yang berkendaraan di atas beberapa pelana,
seperti pelana-pelana kendaraan tunggangan, mereka berhenti dengan kendaraan
tersebut di depan mesjid, wanita-wanita mereka berpakaian akan tetapi
sebenarnya mereka adalah telanjang, di atas kepala mereka ada sesuatu seperti
punuk onta yang kering, maka laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka adalah
terlaknat.” (Diriwayatkan oleh ibnu Hibban dalam hadits shahihnya, kitab Al
Mustadrak, dan juga diriwayatkan oleh Hakim dari ibnu ‘Umar).
18 Manusia
akan bermegah-megah dalam membangun mesjid
“Tidak akan terjadi kiamat, sehingga manusia
bermegah-megah (berbangga-bangga) dengan mesjid-mesjid.” (Hadits shahih riwayat
Ahmad dalam kitab Musnadnya 3:134, 145. Dalam kitab Sunan Nasa’i 2:23. Dalam
Sunan Abu Dawud 449 dan dalam Sunan Ibnu Majjah 739 dari Anas ra.).
19. Orang-orang akan
mewarnai rambut mereka dengan warna hitam
“Akan ada suatu kaum di akhir zaman yang mewarnai
(mencelup) rambut mereka dengan warna hitam seperti bulu merpati sedangkan
mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (Hadits shahih dalam kitab Sunan Abu
Dawud 4212, dan dalam kitab Sunan Nasa’i 8;138 dari Ibnu Abbas).
“Silahkan rubah warna uban ini akan tetapi jauhilah warna
hitam.” (HR. Bukhari).
20. Adanya keinginan yang
mendalam untuk dapat melihat Nabi Muhammad saw.
“Sungguh akan datang kepada seseorang diantara kamu suatu
zaman, dimana melihatku (bertemu dengan beliau) lebih ia sukai dari pada
keluaganya dan hartanya.” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah.
Dan juga riwayat Muslim serta Imam Ahmad).
21. Munculnya angan-angan
untuk mati
“Tidak akan
berdiri kiamat, sehingga apabila seorang laki-laki melewati sebuah kubur, maka
ia akan berkata: “Aduhai, alangkah baiknya seandainya aku juga berada di
tempatnya.”” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya (nomor 7115) pada kitab Al
Fitan dari Abu Hurairah. Kitab Shahih Muslim (157) dalam kitab Al Fitan. Dan
Sunan Ahmad 5;530), ((HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2008, hal-1028,
terbitan Gema Insani).
Dalam riwayat Muslim berbunyi: “Dan ia berkata: “Aduhai betapa baiknya sekiranya saya
berada pada tempat penghui kubur ini. Sedangkan ia tidak karena agama (sebagai
pegangan) kecuali bencana (itu saja).”
Dalam riwayat Ahmad berbunyi: “Sedangkan ia tidak mempunyai kecintaan untuk dapat
bertemu dengan Allah.”
22. Tersebarnya rumah dan kendara’an untuk setan
“Akan muncul onta untuk setan-setan dan rumah-rumah untuk
setan-setan. Adapun onta untuk setan, maka aku (Abu Hurairah) sudah melihatnya
dimana salah seorang kamu ada yang bepergian dengan kendaraan-kendaraan
(onta-onta) pendampingnya yang telah dipasangkan pelananya, maka satupun dari
onta-onta tersebut yang dia kendarai, kamudian ia melalui seorang saudaranya
yang telah terputus jalannya (tidak mampu lagi melanjutkan perjalanannya) akan
tetapi, ia tidak menumpangkannya (di atas kendaannya yang kosong tersebut).
Adapun rumah-rumah untuk setan-setan maka aku belum menyaksikannya.” (Hadits
shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud 2568 dari Abu Hurairah. Hadits ini
dalam kitab Ash Shahihah Albaani nomor 93).
23. Pembunuhan sesama manusia tanpa tujuan
“Demi yang diriku di tangan-Nya, sungguh akan datang
kepada manusia suatu zaman dimana si pembunuh tidak mengerti mengapa ia
membunuh dan si terbunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh.” (HR. Muslim dalam
kitab Shahihnya dari Abu Hurairah 2908), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2010,
hal-1028-1029, terbitan Gema Insani).
24. Munculnya cara hidup mewah, manja dan boros
“Maka demi Allah, bukan kefakiran yang aku takutkan
kepada kamu akan tetapi yang aku takutkan adalah bahwa dunia akan dilapangkan
untuk kamu sebagaimana ia telah diluaskan kepada orang-orang yang sebelum kamu,
maka kamu akan berlomba-lomba untuknya sebagaimana mereka (para pendahulu
tersebut) berlomba-lomba, lalu ia akan menghancurkan kamu sebagaimana ia telah
menghancurkan mereka.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majjah dari ‘Amru
bin ‘Auf Al Anshari).
“Sesungguhnya dunia akan dibukakan untuk kamu sehingga
kamu menghiasi. Kami bertanya: “sedangkan kami tetap dalam agama kami seperti
hari ini?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Ya, sedangkan kamu
tetap berada dalam agamamu seperti hari ini.” Kami
bertanya: “Apakah kami pada zaman ini lebih baik ataukah zaman tersebut?”
Beliau menjawab: “Bahkan kamu pada zaman ini lebih baik.” (HR. Bazzar dari Abu
Juhfah).
“Kamu pada hari ini lebih baik daripada zaman dimana
apabila diangkat dari salah seorang kamu sepiring makanan maka akan datang pula
kepada kamu piring yang lain (banyaknya makanan dengan piring makanan yang
berganti-ganti) dan kamu akan berangkat pagi dengan suatu pakaian yang lain dan
kembali sore dengan pakaian yang lain dan kamu akan melapisi rumahmu dengan
kain sebagaimana ka’bah dilapisi dengan kain.” (HR. Bazzar dan Thabrani dari
‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin Yazid Al Khathami).
“Demi Allah
sekiranya aku mempunyai roti dan daging sungguh aku akan memberikannya kepada
kamu, akan tetapi kamu hampir saja akan menemui orang-orang yang bertemu dengan
masa tersebut dimana ia akan didatangkan dengan banyak mangkuk makanan dan kamu
akan memakai pakaian seperti kain-kain penutup ka’bah.” (Hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (Juz. 3, hal. 487) dari Thalhah, dimana
riwayat hadits ini mencukupi syarat hadits Muslim).
“Apabila umatku
berjalan dengan sombong dan yang menjadi pelayan mereka adalah putra putri
raja, putra putri Parsi dan Romawi, maka orang yang paling buruk (bersifat
jelek) akan berkuasa terhadap orang-orang yang paling baik (pilihan).”
(HR.shohih Tirmidzi dari Abdullah bin
Umar dalam Ash Shahihah Albani nomor 957).
25. Taklid buta terhadap adat dan kebiasa’an kaum
Yahudi dan Nasrani
“Sungguh kamu akan
mengikuti jalan hidup orang-orang yang sebelum kamu sejengkal dengan sejengkal,
sehasta dengan sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka
masuk ke lubang kadal maka kamu juga akan mengikuti mereka. Kami bertanya:
“Wahai Rasulullah saw. (apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah)
kaum Yahudi dan Nasrani?”, maka beliau menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan
mereka)?” (HR. Bukhari nomor 7320, kitab Al I’tisham bi Al kitab wa As Sunnah
dari Abi Sa’id Al Khudri. Dan diriwayatkan Muslim dalam kitab Shahihnya), (HR.
shohih Muslim dari Abu Sa’id Al -Khudri, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2002, hal-1025, terbitan Gema Insani).
“Tidak akan berdiri kiamat sehingga umatku mengikuti
(umat) abad-abad yang sebelum mereka. Maka ditanyakan kepadanya Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah saw., seperti Persia dan Romawi?” Beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada manusia lain selain mereka.”
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah nomor 7319).
26. Terpecahnya umat Islam kepada beberapa
kelompok
“Kaum Yahudi
telah terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan Kaum Nasrani telah terpecah
menjadi 71 atau 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” (HR. Abu Dawud nomor 4596 dari Abu Hurairah dan dengan
sanad yang lain dari Mu’awiyah. Dalam kitab Ash Shahihah Albaani dengan nomor
204. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Tirmidzi sedangkan ia berkata bahwa
hadits ini adalah hasan shahih. Dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan
lainnya).
27. Munculnya para qori Al Qur’an yang menjadikan
Al Qur’an sebagai dagangan
“Bacalah karena
semuanya adalah baik dan akan datang beberapa kelompok manusia nantinya yang
akan membacanya dengan sangat teliti (untuk membaguskan bacaan) seperti anak
panah yang dilempar setelah disetel dengan teliti, mereka menginginkan
(upahnya) dengan segera dan tidak mengakhirkannya (di akhirat).” (Hadits shahih
sesuai dengan syarat Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Juz. 3 hal. 58
dari Jabir).
28. Munculnya para pengingkar sunah
“Ingatlah aku telah dianugerahi Allah dengan Al Qur’an
dan sesuatu yang sederajat dengannya? Dan ingatlah hampir saja akan muncul
seorang laki-laki yang kenyang di atas kursinya sambil berkata: “Kamu harus
memegang Al Qur’an, maka segala sesuatu yang kamu jumpai halal di dalamnya maka
halalkanlah ia dan segala sesuatu yang kamu temukan haram di dalamnya, maka
haramkanlah ia.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Miqdam
bin Ma’ad Yakrab dan diriwayatkan oleh Tirmidzi. Hadits ini dishahihkan oleh Al
‘Alamah Albaani dalam kitab Al Misykat nomor 163 dan ia banyak mempunyai
riwayat).
Menurut Amin Muhammad
Jamaluddin, tafsir dari hadits ini adalah. kelompok sesat yang disebut dengan
Alqur’aniyyin atau Farmawiyyah (yang kenyang). Mereka terdapat di Mesir dan
India. Kata kenyang yang dimaksud adalah kata celaan dari Nabi saw. terhadap
orang yang suka hidup mewah ini (pemalas) yang kekenyangan yang menolak sunnah
atau hadits Nabi saw. dan membuat keraguan padanya.
29. Munculnya kaum Khawarij
Al Khawarij yang secara
bahasa adalah berarti orang–orang yang keluar, mereka dinamakan demikian oleh
karena mereka keluar dari kelompok Ali bin Abi Thalib atau dari Jamaah atau
kelompok Muslimin. Rasulullah bersabda:
“Akan datang setelah (kematian) aku suatu kaum yang
membaca Al Qur’an yang tidak melebihi tenggorokan mereka, mereka akan keluar
dari agama sebagaimana anak panah keluar dari sasarannya kemudian mereka akan
kembali kepadanya, merekalah seburuk-buruk manusia dan makhluk dan yang menjadi
tanda mereka adalah kepala yang dicukur (botak).” (Hadits muttafaq ‘Alaih atas
keshahihannya yang diriwayatkan dari banyak sahabat diantaranya: Abu Hurairah,
Ibnu Mas’ud, Abu Dzar dan lain sebagainya).
“Mereka akan memerangi orang-orang Islam dan akan
membiarkan orang-orang musyrik.” (HR. Bukhari).
“Kaum Khawarij
itu adalah anjing-anjing penduduk neraka.” (hadits ini adalah shahih yang
diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majjah, dan Hakim dari Abu Dzar).
30. Kurangnya keberkatan waktu, berkurangnya amal, muncul dan tersebarnya
kekikiran, diangkatnya ilmu dan diturunkan kejahilan, banyaknya fitnah,
banyaknya pembunuhan sesama muslim, banyaknya gempa bumi
“Sesungguhnya di pintu gerbang hari kiamat akan datang
hari-hari (suatu masa), dimana turun padanya kejahilan,
diangkat padanya Al ‘Ilmu (ilmu akhirat), dan banyaknya
terjadi kegaduhan. Dan kegaduhan dimaksud mengakibatkan terjadinya pembunuhan.”
(muttafaqun ‘alaih, juga diriwayatkan oleh Bukhari (7062 dan 7063). Dan oleh
Muslim 2672. Dari Ibnu Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari ra.), (HR. shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu
Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits
no. 4255, hal-13, terbitan Pustaka Azzam).
“Kiamat tidak akan berdiri kecuali apabila ilmu telah
diangkat, banyaknya terjadi gempa bumi, timbulnya huruhara-huruhara, banyaknya
kegaduhan yaitu, pembunuhan.” (HR.Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Abu
Hurairah. Juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majjah dalam kitab Sunannya), (HR. shohih Abu Daud dari Abu Musa, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4278,
hal-25, terbitan Pustaka Azzam).
“Berkurangnya amal dan tersebarnya kebakhilan.” (HR.
Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari Abu Hurairah).
“Jarak waktu akan saling mendekat, amal akan berkurang,
kekikiran akan diturunkan, akan muncul fitnah-fitnah (cobaan, huru-hara) dan
akan banyak Al Haraj (kegaduhan), mereka bertanya: “Apakah Al Haraj itu wahai
Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Bukhari dalam
kitab shahihnya nomor 7061 dari Abu Hurairah. Dan dalam Shahih Muslim 107 dan
Sunan Abu Dawud 4088), (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2009, hal-1028, terbitan Gema Insani).
“Tidak akan berdiri kiamat sehingga zaman akan semakin
dekat, maka setahun seperti sebulan, sebulan seperti sepekan, sepekan seperti
sehari, sehari seperti sesaat dan sesaat (sejam) seperti terbakarnya sumbu
lampu.” (dari Anas pada riwayat Tirmidzi dan dari Abu Hurairah pada riwayat
Ahmad).
“Sesungguhnya pada waktu menjelang kiamat akan ada Al
Haraj.” Aku bertanya : “Apakah Al Haraj itu wahai Rasulullah saw.?” Beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Pembunuhan.” Maka sebagian kaum
Muslimin bertanya: “Wahai Rasulullah saw. sesungguhnya kami pada saat sekarang
dalam waktu satu tahun membunuh sekian kamu musyrikin.” Maka Rasulullah saw.
menjawab : “ia tidak dimaksud peperangan terhadap kaum musyrikin akan tetapi
peperangan sesama kamu sehingga seorang laki-laki akan membunuh tetangganya, anak
pamannya atau kerabatnya.” (HR. Ibnu Majjah pada kitab Sunannya dan Ahmad dalam
kitab Musnadnya).
“Menjelang hari kiamat akan terjadi kematian massal dan
tahun-tahun gempa bumi.” (Hadits shahih pada Musnad Ahmad 4;104, begitu juga
halnya bagi Abu Ya’la Al Mausuli dan Ad Darami).
31. Agama dipelajari
bukan untuk kemaslahatan agama
“Apabila harta rampasan perang dikuasai oleh sekelompok
orang, lalu orang belajar bukan karena agama, maka ketika itu hendaklah mereka
menunggu angin merah dan pembenaman manusia ke dalam perut bumi dan perubahan
kepada bentuk yang buruk dan tanda-tanda yang akan datang secara beriringan
seperti ikatan kawat usang yang terputus maka terlepaslah ia secara beriringan.”
(HR.
Tirmidzi dari Ali bin Ab Thalib).
32. Anak-anak akan menjadi pemarah & hujan
akan menjadi bencana
“Diantara tanda dan syarat kiamat adalah bahwa anak akan
menjadi pemarah, hujan akan menjadi bencana (panas) dan bahwa jumlah
orang-orang jahat akan membanjir.” (HR. Thabrani dari Ibnu Mas’ud).
“(Pada waktu itu) seorang laki-laki yang memelihara anak
anjing adalah lebih baik daripada memelihara seorang anak.” (HR. Thabrani dari
Abi Dzar).
33. Tersebarnya
pengkhianatan dan tuduhan terhadap orang-orang jujur & mempercayai atau
mendekati orang-orang yang suka berkhianat dan Munculnya orang-orang bodoh yang
ikut berbicara tentang urusan-urusan umum masyarakat
“Di pintu gerbang
hari kiamat akan muncul tahun kepalsuan (yang penuh dengan penipuan), dimana
orang-orang jujur akan menjadi tertuduh dan orang-orang yang semestinya
tertuduh dipercayai. Dan pada masa itu pula muncul Ar Rawaibidhah. Lalu para
sahabat bertanya: “Apakah Ar Rawaibidhah itu?” Berkata Rasulullah saw. : “Yaitu orang bodoh yang
berbicara tentang urusan-urusan masyrakat umum.” (Hadits shahih Ahmad dan
Thabrani dari Abu Hurairah ra. Dan dimuat oleh Albaani dalam Ash Shahihah nomor
1888).
“Diantara syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya
hal-hal keji, kevulgaran dalam kekejian, pemutusan silaturrahim, pengkhianatan
terhadap orang yang jujur dan kepercayaan terhadap orang-orang berkhianat.”
(HR. shohih Ahmad dan Al Bazzar dari Ibnu Umar dan dimuat oleh Albani dalam Ash
Shahihah, nomor 2290)
“Pada umatku yang
terakhir akan muncul orang-orang yang akan mengatakan hal-hal yang belum pernah
kamu dengar, dan hal-hal itu juga belum pernah didengar oleh bapak-bapakmu
(nenek moyangmu), maka hendaklah kamu menjauhi orang-orang tersebut.” (HR.
shohih Muslim dari Abu Hurairoh).
34. Berkurangnya sifat
amanah
“Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah kiamat.
Dan apabila telah diserahkan suatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kiamat.” (Ini adalah sebagian dari matan hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab shahihnya pada Kitabul ‘Ilmi dari Abu
Hurairah).
35. Kepada seorang laki-laki dikatakan: “Sungguh
hebat ia, sungguh jarang orang seperti dia, dan sangat pintar ia! Sedangkan di
dalam dadanya tidak ada iman.
(Hadits Muttafaqun ‘alaih atas keshahihannya. HR.
Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majjah dari Hudzaifah), (HR. shohih Muslim dari Abu Hudzaifah,
dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2035,
hal-1040-1041, terbitan Gema Insani).
Tanda Kecil Kiamat no. 36-46, inilah saat
mendekati kemunculan Imam Mahdi (Imam Mahdi sebagai batas tanda kecil kiamat
dan tanda besar kiamat)
36. Invasi Irak ke Kuwait dan Pengepungan Irak
“Aku mempunyai informasi tentang peperangan-peperangan
yang terjadi di akhir zaman.” Maka orang-orang berkata : “Beritahukan kepada
kami, tidak mengapa, semoga Allah memberimu pahala yang lebih baik.” Maka
beliau berkata: “Pada dekade-dekade hijrah setelah tahun 1300, dan hendaklah
kalian menghitung beberapa dekade kemudian, Raja Romawi berpendapat bahwa
perang dunia yang melibatkan seluruh dunia pasti terjadi, maka Allah menghendaki
peperangan baginya. Tidak lama masa berlalu, satu dekade dan satu dekade lagi,
berkuasalah seorang laki-laki dari negara yang bernama (Jerman), ia mempunyai
nama hirr/kucing, ia ingin menguasai dunia dan memerangi semua negeri bersalju
dan kaya, maka ia berada dalam murka Allah setelah berlangsung tahun-tahun api,
ia dibunuh secara hina oleh rahasia Rusy atau Rus.* Pada dekade-dekade hijrah
setelah 1300 tahun, hitunglah 5 atau 6, Mesir akan diperintah oleh seorang pria
yang dijuluki sebagai (Nashir), orang-orang Arab menyebutnya Syuja’ul-Arab
(pemberaninya orang-orang Arab), Allah menghinakannya dalam sebuah peperangan
dan sebuah peperangn lagi, ia tidaklah mendapat kemenangan. Allah menghendaki
untuk memberikan kemenangn bagi Mesir, kemenangan sejati bagi-Nya, pada bulan
yang paling dicintai-Nya dan milik-Nya, maka pemilik rumah dan bangsa Arab
menyenangkan Mesir dengan Asmar Sada, ayahnya Anwaru Minhu, lebih bercahaya
dari dia, akan tetapi ia membuat perjanjian damai dengan pencuri-pencuri
Masjidil Aqsha di negeri yang penuh duka. Dan di Irak Syam, ada pria yang
sangat kejam …dan…sufyani, pada salah satu dari kedua matanya ada kasal,
kelopak mata yang turun sedikit, namanya diambil dari pecahan kata shidam, dan
dia shaddam liman aradhahu (penghancur bagi siapa saja yang menentangnya),
dunia berkumpul menyerangnya di (Kut) kecil yang dimasukinya, dan ia tertipu.
Tidak ada kebaikan di dalam diri sufyani kecuali dengan Islam. Ia adalah orang
yang baik dan jahat, dan kecelakaan bagi pengkhianat Al Mahdi Al Amin (pemimpin
yang mendapat petunjuk lagi dipercaya). Pada dekade-dekade hijrah setelah 1400
tahun, hitunglah dekade itu 2 atau 3…akan muncul Al Mahdi Al Amin (pemimpin
yang mendapat petunjuk dan dapat dipercaya), ia memerangi seluruh dunia,
bersatu padu memeranginya orang-orang yang tersesat (Nasrani :Abu Adam
(penterjemah buku Huru-Hara Akhir Zaman)), orang-orang yang dimurkai (Yahudi: Abu Adam) serta orang-orang yang
keterlaluan dalam kemunafikannya di negeri Isra’ dan Mi’raj di dekat Gunung
Mageddon. Akan keluar menghadapinya Ratu dunia dan tipu muslihat, pezina
namanya (Amerika). Ia merayu dunia pada hari itu dalam kesesatan dan kekafiran.
Yahudi dunia ketika itu berada di puncak ketinggian, menguasai Al Quds dan kota
suci. Seluruh negeri datang dari laut dan udara, kecuali negeri-negeri salju
yang sangat dingin dan negeri-negeri panas yang sangat panas. Al Mahdi melihat
bahwa seluruh dunia sedang membuat tipu muslihat jahat terhadapnya dan meyakini
bahwa Allah bisa membuat tipu muslihat yang lihai. Ia yakin bahwa seluruh alam
adalah milik Allah, kepada Allah saja semua kembali. Seluruh dunia adalah pohon
baginya akan dikuasainya sejak ranting hingga akarnya(…) maka Allah melempari
mereka dengan anak panah yang paling dahsyat, yang membakar bumi, laut, dan
langit mereka. Langit pun menurunkan hujan yang buruk dan seluruh penduduk bumi
mengutuk semua orang kafir di bumi dan Allah mengizinkan hilangnya semua
kekufuran.” (atsar Kaldah bin Zaid bin Barkah Al Madani. Asmal-Masalik
li-Ayyamil-Mahdiy Al-Malik li Kullid-Dunya bi-Amrillahil-Malik. Yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Ali bin Abi Thalib ra. Dalam
sebuah riwayat, semula Abu Hurairah takut menceritakannya, namun setelah beliau
merasa maut hendak menjemput, ia takut menyembunyikan ilmu).
* : Keraguan pada perawi, adapun bagian bertitik
merupakan ucapan yang terhapus dan rusak pada manuskrip asli.
“Akan muncul seorang laki-laki yang berasal dari suku
Quraisy yang hidungnya pendek lagi mancung (runcing) yang akan menguasai suatu
kekuasaan, kemudian ia dapat dikalahkan atau ia dicabut dari kekuasaannya, maka
ia melarikan diri ke Rum dan kemudian ia membawa mereka ke Iskandariyah, maka
ia memerangi Ahli Islam (kaum Muslimin)
dengan mereka, maka itulah awal dari pertempuran-pertempuran besar.” (HR.
Arruyani dalam kitab Musnadnya dari Abu Dzar, dan ia juga disebut oleh pemilik
kitab Al Isya’ah fii Asyratissa’ah, hal. 163).
“Dan peperangan di sebuah negeri yang lebih kecil
daripada tulang ekor, yang menghimpun semua penduduk dunia (Ahlud-dunya),
seakan-akan ia adalah negara paling kaya yang sedang berpesta pora. Pemimpin di
negeri itu menyerahkan panjinya kepada seorang pemimpin kejahatan yang datang
dari pantai jauh Barat sebagai awal proses berakhirnya zaman. Maka, pemimpin
kejahatan itu mengumpulkan semua suaranya dari seluruh dunia, mengembalikan
singgasana sang raja, menghancurkan Irak dalam pembantaian-pembantaian yang
merupakan permulaan berakhirnya zaman. Amir negara tulang ekor yang kecil itu
akan memerangi Al Mahdi dan sudah tiba kehancuran negeri itu sekali lagi,
Karena amirnya adalah biang kerusakan…Al Mahdi (memerintah) membunuhnya, dengan
terbunuhnya sang Amir maka tulang ekor kembali pada tubuh…).” (atsar Kaldah bin
Zaid bin Barkah Al Madani, seorang ulama Madinah abad ke 3 Hijiriyah.
Asmal-Masalik li-Ayyamil-Mahdiy Al-Malik li Kullid-Dunya bi-Amrillahil-Malik.
Manuskrip di Darul-Kitabakhanah, Turki dengan label atau nomor (3664 /
Turatsul- Madinah Al-Munawwarah).
“Akan datang dari Bani Umayyah seorang pria Akhnas
(bersembunyi) di sebuah negeri yang berdekatan dengan sultan, kesultanannya
dikalahkan dan direbut darinya. Lantas ia melarikan diri kepada orang-orang
Romawi, kemudian datanglah orang-orang Romawi kepada orang-orang Islam, itulah
awal terjadinya berbagai malhamah.” (Nu’aim bin Hammad dalam fitan, hal-291,
294, dari Abu Dzar dalam riwayatnya yang pertama dan dari Abdullah bin Amru
dalam riwayat kedua. Diriwayatkan pula oleh Ruyani dalam Musnadnya dari Abu
Dzar).
“Jika kamu melihat atau mendengar seorang laki-laki dari
keturunan jababirah (orang-orang bengis) di sebuah negara, ia mempunyai
kekuasaan yang dikalahkan, kemudian ia melarikan diri kepada orang-orang
Romawi, maka itu adalah awal dari berbagai malhamah, orang-orang Romawi akan
mendatangi orang-orang Islam.” (HR. Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin Amru
bin Ash).
37. Irak diboikot dan makanan ditahan darinya,
dikepungnya Syam dan diboikotnya darinya makanan
“Jika perkara Sufyani telah muncul, maka tidak akan
selamat dari bencana itu kecuali siapa yang bersabar menghadapi kepungan.” (HR.
Nu’aim bin Hammad (Syaikh Imam Bukhori) meriwayatkan, dari Ali bin Abi Tholib).
“Hampir saja
tidak boleh dibawa ke negeri Irak secupak (qafizh) makanan atau sebuah dirham,”
kami (sahabat) bertanya :”Siapa yang melakukan itu ya Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Orang-orang ‘ajam (non ‘Arab) yang
melarang hal tersebut.” Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaih wa Sallam berkata
“Hampir saja tidak boleh dibawa secupak makanan (mudyun) atau sebuah dinar
kepada penduduk Syam,” kami bertanya : “Siapa yang melakukan itu ya Rasulullah
saw.?” Beliau menjawab : “Orang-orang Rum (Romawi) kemudian ia (jabir) diam
sejenak dan berkata: “Telah bersabda Rasulullah saw.: Pada akhir masa umatku
akan ada seorang khalifah yang melimpahkan harta selimpah-limpahnya dan ia sama
sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. shohih Muslim dalam kitab Al
Fitan. Dan diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya, Dari Jabir.
Perawi berkata: “Saya bertanya kepada Abu Nadhrah dan Abul ‘Ala, apakah menurut
anda, ia adalah Umar bin Abdul Aziz?” Keduanya menjawab: “Bukan, ia adalah Al
Mahdi”).
38. Fitnah kesusahan dan lari dari peperangan
& fitnah sarrak (coba’an, pengaruh buruk dan kekacauan yang disebabkan oleh
harta benda)
“Pada suatu waktu kami duduk-duduk bersama Rasulullah
saw. Beliau berbicara tentang fitnah-fitnah (cobaan, huru-hara) sehingga beliau
menyebut fitnah Al Ahlas. Lalu seseorang bertanya kepada beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah saw., apakah fitnah Al Ahlas itu?” Beliau
menjawab: “Pelarian diri (dari tanggung jawab seperti lari dari medan perang)
dan hilangnya harta dan keluarga. Kemudian (beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menyebut) fitnah As Sarrak (fitnah kesenangan) yang mana kekisruhannya
berasal dari dua tapak kaki seorang laki-laki yang berasal dari kaumku yangmana
ia mengaku berasal dari turunanku, sedangkan ia bukanlah dari turunanku, akan
tetapi para wali saya adalah orang-orang bertaqwa. Kemudian manusia akan
dipimpin seorang laki-laki seperti paha di atas rusuk (yang tidak stabil dan
berlangsung tidak lama) kemudian datanglah fitnah Duhaimak (bencana huru-hara),
yangmana ia tidak akan membiarkan seorang dari umat ini kecuali akan
diserangnya. Apabila dikatakan ia telah selesai, maka ia akan menjadi-jadi.
Pada pagi harinya seorang laki-laki akan beriman sedangkan pada sore harinya ia
akan menjadi kafir sehingga manusia akan menjadi dua blok yaitu blok iman yang
tidak ada kefasikan padanya dan blok fasik yang tidak ada iman padanya, apabila
telah terjadi hal tersebut, maka tunggulah dajjal dari hari itu atau dari
besoknya.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud 4077, Ahmad 2;133
dan Hakim, ia berkata: “Hadits ini sanadnya shahih dan dishahihkan olah Adz
Dzahabi. Hadits ini dimuat oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitabnya Al ‘Ilal. Lihat
perincian tentang Fitnatul Ahlas, Fitnatus Sarra’ dan Duhaima’ dalam buku Amin
Muhammad Jamaluddin: Al Qaulul Mubin fi Asyraathish Shughraa li Yaumid Din
108-113. Amin Muhammad Jamaluddin berpendapat hadits ini adalah shahih dan
padanya ada cahaya kenabian), (HR. shohih Abu Daud dari ‘Umair bin Hani’ Al ‘Ansi dari Abdullah bin
‘Umar, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no.
4242, hal-3, terbitan Pustaka Azzam).
39. Turki akan memerangi
Irak
“Sekelompok manusia
dari umatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan
Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang
akhir zaman datanglah Bani Qanthura’ (mereka adalah bangsa Turki) yang bermuka
lebar dan bermata kecil sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka
terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yaitu satu kelompok dari mereka
mengikuti ekor-ekor sapi mereka di padang pasir (sibuk mengurus harta benda
mereka) sedangkan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka hanya
memperhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok
dari mereka menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka
berperang, maka mereka itulah para syuhada’.” (Hadits hasan yang diriwayatkan oleh
Ahmad dan Abu Dawud 4318 dari Abu Bakrah, dan dalam sanad hadits ini ada satu
kritikan yaitu tentang Sa’id bin Jumhan dimana Bukhari dan Ibnu Hatim
mengkritiknya sedangkan Yahya bin Mu’in dan Abu Dawud menyatakan ketsiqahannya
(kejujuran, kewaraan dan ketinggian kepribadiannya), sedangkan kritikan selalu
didahulukan dari pujian sebagaimana yang sudah maklum dalam ilmu musthalah
hadits, akan tetapi Amin Muhammad Jamaluddin menganggap hasannya hadits ini
karena ia mempunyai tanda dan cahaya ke-Nabian), (HR. hasan Al
Misykah (5432) dari Abu Bakrah dari Ibnu Yahya dari Abu Ma’mar, dalam Shohih
Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4306, hal-39-40,
terbitan Pustaka Azzam).
40. Munculnya Ashabur
Rayatis Sud (para pembawa hitam)
“Akan keluar
orang-orang dari Timur yang memberikan kekuasa’an kepada Al Mahdi (Ibnu Majjah,
Thabrani, dan lain-lain).
“Akan muncul dari Khurasan (Afghanistan) bendera-bendera
hitam, maka tidak ada sesuatu pun yang bisa mencegahnya, sehingga
bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya
(Al Quds).” (HR. Ahmad, Tirmidzi,
dan Nu’aim bin Hammad dari Abu Hurairah.
Ibnu Katsir berkata, “bendera-bendera hitam ini akan dibawa oleh para
sahabat Al Mahdi”).
“Jika kalian melihat bendera-bendera hitam telah datang
dari Khurasan, maka datangilah, sekalipun dengan merangkak di atas salju,
karena di tengah mereka ada khalifahtullah Al Mahdi.” (HR. Ahmad, Nu’aim bin Hammad, Hakim, dan Abu
Nu’aim dari Tsauban, dishahihkan oleh Hakim dan disepakati oleh Imam Dzahabi.
Musthafa Adawi menshahihkan hadits ini dalam Shahihul Musnad min Ahaditsi
al-Fitan wal-Malahim).
“Akan muncul bendera hitam milik Bani Abbas, kemudian
akan muncul dari Khurasan bendera lain yang berwarna hitam, tutup kepala mereka hitam dan pakaian
mereka putih…” Hingga beliau bersabda : Jarak antara kemunculannya dengan
diserahkannya urusan kepada Al Mahdi adalah 72 bulan.” (Nu’aim bin Hammad
meriwayatkan dengan sanad dari Muhammad bin Hanafiyah, Kitabul Fitan, hal-188,
Syaikh Imam Bukhari).
“Jika kalian mendengar ada orang-orang yang datang dari
Timur yang memiliki kecerdasan, pakaian mereka menakjubkan manusia, maka hari
kiamat telah membayangi kalian.” (Kitabul-Fitan, Nu’aim bin Hammad, hal. 121).
“Akan datang bendera-bendera hitam dari timur, dipimpin
oleh pria-pria seperti unta yang dikerangkeng, mereka memelihara rambut, nasab
mereka dinisbahkan kepada desa-desa dan nama-nama mereka merupakan kiasan…” (Kitabul
Fitan, Nu’aim bin Hammad, hal. 118).
Munculnya
Ashabur Rayasti Sud adalah tanda kecil kiamat yang terjadi sebelum perang
Armageddon. Tentang tanda ini telah
secara gamblang dijelaskan oleh Amin Muhammad Jamaluddin. Inilah penjelasan
Amin Muhammad Jamaluddin. Gerakan Thaliban muncul dengan panji-panjinya yang
hitam, yaitu serba hitam dan baju putih. Sebuah model pakaian yang menakjubkan
mausia dari segi bentuk dan cara pemakaian. Sunah dan atsar menyebut Rayatis
Sud Ash Shigar (bendera-bendera hitam yang kecil) untuk membedakan dengan
Rayatis Sud Al Kibar (bendera-bendera hitam yang besar) milik bani Abbas (Iran
Syi’ah). Yang dimaksud dengan atsar-atsar Nabi saw. adalah bendera-bendera
hitam milik Thaliban Afghanistan. Dari atsar tersebut menginformasikan adanya
jarak antara kemunculan Ashabur Rayatis Sud dengan kemunculan Al Mahdi, yakni
72 bulan atau 6 tahun. Dan Ashabur Rayatis Sud inilah kelompok pertama yang
membela Imam Mahdi dan menyerahkan kekuasa’an padanya.
Dengan kemunculan Ashabur
Rayatis Sud, maka semakin dekatlah tanda akan terjadi perang Armageddon yang
akan di’iringi 9 bulan kemudian perang malhamah kubra. Dan semakin dekatnya
kiamat. Maka sungguh berita ini bukanlah berita biasa karena yang mengabarkan
adalah Rasulullah saw., kita hanya tinggal menuggu waktu, karena rentetan
kejadian yang Rasulullah saw. kabarkan telah terjadi. Semoga Kaum Muslimin dan
Muslimat terhindar dari azab kiamat yang dahsyat. Amin. Wallahu a’lam bisawab.
41. Kedatangan
Barat (Rayatul Gharb) untuk menggempur para pembawa bendera hitam (Ashabur
Rayatis Sud (memerangi terorisme)
Dengan kedatangan Barat
menggempur Thaliban, bertambah semakin dekatlah tanda perang Armageddon, perang
Malhamah kubra, munculnya Imam Mahdi, dan kiamat. Rasulullah juga kabarkan
tentang kedatangan Barat ini, dan inipun menjadi tanda kiamat yang semakin
dekat. Mari kita simak hadits yang Rasulullah saw. kabarkan tentang kedatangan
barat.
“Tanda kemunculan Al Mahdi adalah munculnya bendera-bendera
yang datang dari Barat, dipimpin oleh seorang laki-laki pincang dari Kandah.”
(Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanad dari Ka’ab, Al Fitan, Bab: “Tanda-tanda
Terakhir Al Mahdi menjelang kemunculannya,” hal. 205).
Amin Muhammad
Jamaluddin berpendapat tentang hal ini : “Semula saya tidak menyangka bahwa
orang-orang Amerika memilih seorang laki-laki pincang untuk menjabat sebagai
pimpinan Dewan Jendral Pasukan Koalisi. Semula saya berkata dalam hati, barangkali yang dimaksud dengan kata
“pincang” di sini adalah orang yang lemah misalnya, atau pikirannya lemah.
Karena dalam benak saya, mustahil mereka akan mengangkat seorang yang pincang
sebagai panglima untuk sebuah kekuatan militer paling besar di dunia. Tentu hal
ini akan menimbulkan kesan bahwa pasukan tersebut juga pincang dan lemah
sebagaimana komandonya. Tetapi ketika saya melihat Jendral Richard Meyer datang
dengan ditopang dua buah tongkat untuk menyatakan kepada bangsa Amerika perihal
dimulainya operasi militer terpadu dari udara, darat, dan laut terhadap
Afghanistan, maka sontak saya berucap, “Allahu Akbar! Sugguh benar sabdamu,
wahai Rasulullah!”
42. Gencatan senjata dan perdamaian antara kaum Muslimin
dan Rum dan Perang persekutuan internasional (perang dunia (Armageddon)) yang
akan datang, yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi. Di sini
orang-orang Romawi (Amerika dan Eropa) meminta bantuan Kaum Muslimin untuk
melawan kekuatan Timur komunis dan Syi’ah (Cina, Rusia, Iran dan sekutu-sekutu
mereka).
“Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum
dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu
musuh dari belakang mereka. Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta
rampasan perang. Kemudian kalian akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas
dan berbukit-bukit. Maka berdirilah seorang laki-laki dari kaum Rum, lalu ia
mengangkat tanda salib dan berkata: “Salib telah menang.” Maka datanglah
kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu ia membunuh laki-laki Rum
tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah peperangan, dimana mereka
akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap-tiap
bendera terdapat 12000 tentara.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad,
Abu dawud, Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban dari Dzu Makhmar ra. Hadits ini
dishahihkan oleh Albaani dalam mentahqiq hadits-hadits Misyqat nomor 5424. dan
juga ada dalam Shahih Al Jami’, juga dishahihkan oleh As Suyuthi serta ia
mempunyai riwayat-riwayat yang lain (sebagai penguat, syahid). Padang rumput
berbukit-bukit itu terdapat di Libanon. Hadits ini telah dijelaskan dalam buku
‘Umrul Ummah dan Al Qaulul Mubin).
“…Kemudian ketika
kalian pulang dan sampai di daerah ysng hijau bertanaman banyak di daerah Dzu
Tulul, ada seorang lelaki dari pengikut Nashrani mengangkat salib seraya
berkata, ‘Salib telah menang!’ Lalu
seorang lelaki dari kaum muslimin marah mendengarnya lantas ia mematahkan salib
tersebut. Maka bangsa Romawi menyalahi perjanjian damainya, dan mereka pun
mengumandangkan genderang perang.” (HR. shohih Abu Daud dari Hassan bin ‘Athiyah dari Makhul dan Ibnu Zakaria
dari Khalid bin Ma’dan dari Jubair bin Nufair dari Dzu Mikhbar dari Rosululloh,
dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4292
& 4293, hal-34-35, terbitan Pustaka Azzam).
Apakah perang Armageddon?
1. Peristiwa
besar dan perang penghancuran
2. Pertemuan
strategi dari perang raksasa dari banyak pihak yang sudah dekat waktunya
3. Perang persekutuan internasional (perang
dunia) yang akan datang, yakni yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi.
Di sini orang-orang Romawi (Amerika dan Eropa) meminta bantuan Kaum Muslimin
untuk melawan kekuatan Timur komunis dan Syi’ah (Cina, Rusia, Iran dan
sekutu-sekutu mereka).
4. Ia adalah perang politik dan agama
5. Ia adalah awal dari kemusnahan
6. Lokasi utama perang ini adalah lembah
Mageddon, Palestina
7. Ia adalah perang nuklir yang meluluhlantakan
sebagian besar senjata strategis pemusnah masal
Armageddon
adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Ibrani, yang terdiri dari dua kata,
yaitu
1. “Ar”
yang berarti gunung atau bukit
2.
“Mageddon” adalah nama dari sebuah lembah di Palestina, yang mana lembah ini
merupakan medan pertempuran yang akan datang tersebut. Yang akan membentang
dari “Mageddon” di utara sampai ke “Edom” di selatan yang berjarak sekitar 200
mil dan sampai ke laut Putih (Tengah) di Barat dan ke bukit Mohab di timur yang
berjarak 100 mil.
Para
ahli militer, khususnya ahli perang tempo dulu memandang, bahwa kawasan ini
merupakan sebuah tempat yang strategis, dimana setiap panglima yang dapat
menguasai kawasan ini, maka ia dapat mematahkan setiap perlawanan musuh.
Jika kita melihat bahwa seluruh media
telah memberitakan, bahwa aroma pertempuran antara Amerika dan Iran telah
semakin memanas. Kedua belah pihak telah membentuk koalisi untuk memperkuat
pasukan masing-masing. Inilah sa’at-sa’at kita menunggu perang Armageddon akan
berkecamuk. Maka jika perang ini benar-benar terjadi, maka benarlah apa-apa
yang dikatakan oleh Rasulullah saw. setelah perang Armageddon ini. Maka
Rasulullah sudah memberitakan bahwa 9 bulan dari pertempuran ini akan terjadi
Perang terbesar (Malhamah Kubra). Yaitu Pertempuran antara Kaum Muslimin yang
dipimpin oleh Imam Mahdi melawan pasukan Romawi (Amerika dan Eropa). Dan Allah
swt. akan menangkan untuk Kaum Muslimin. Wallahu a’lam bi syawab.
43. Surutnya sungai Euphrat sehingga menyibakkan
gunung emas
“Hampir saja akan muncul lumbung harta berupa emas dari
kekeringan (terbukanya) sungai Euphrat, maka barangsiapa yang hadir di sana
hendaklah ia tidak mengambil sedikit pun darinya.” (HR. Bukhari 7119 J. XIII
hal. 81 dalam kitab Al Fitan dan Muslim dari Abu Hurairah), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh,
dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2016, hal-1031,
terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairoh, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4313 &
4314, hal-44, terbitan Pustaka Azzam).
“Gunung emas akan muncul dari kekeringan (terbukanya)
sungai Euphrat (Furat) maka manusia akan
saling berbunuh-bunuhan di atasnya, dan akan terbunuhlah pada tiap-tiap 100
sebanyak 99.” (HR. Muslim).
“Orang-orang Romawi tidak akan membiarkan ada air di
pantai pada hari-hari malahim (petaka) kecuali mereka kuasai.” (HR. Nu’aim bin
Hammad dalam Al Fitan, Bab, Ma Baqiya minal A’maq hal. 302), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh,
dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2015,
hal-1031, terbitan Gema Insani).
44. Kematian khalifah Saudi
“Akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya
seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia
lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang-orang yang berasal dari penduduk
Makkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa, kemudian mereka
membai’atnya antara sudut Ka’bah dengan maqam ibrahim.” (HR. Ahmad dan Abu
Dawud dari Ummu Salamah, riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dalam Al Ausath.
Al Haitsami telah berkata dalam kitab Majma’ Az Zawaaid: “Para perawinya adalah
para perawi hadits shahih.” Dihasankan oleh Ibnu Qayyim. Akan tetapi, pada
sanadnya ada seorang perawi yang dilemahkan oleh lebih dari satu ulama hadits.
Oleh karena itu, maka Albaani melemahkan hadits ini dalam kitab Adh Dha’ifah
nomor 1965. akan tetapi, kemudian beliau menyebut hal-hal yang mengikutinya
dalam Ash Shahihah nomor 1924).
45. Munculnya bintang berekor dan Huru-hara atau
kekacauan dan malapetaka di bulan Syawal
“Apabila para raja pergi haji untuk jalan-jalan, dan para
pedagang untuk berniaga dan orang-orang miskin untuk mengemis, sedangkan para
qari mereka adalah untuk riya dan mencari nama baik (masyur), maka ketika itu
muncullah bintang berekor.” (HR. Ibnu Mardawiyah dari Abu Umamah).
“Pada bulan Ramadhan terlihat tanda-tanda di langit,
seperti tiang yang bersinar, pada bulan Syawwal terjadi malapetaka, pada bulan
Dzulqa’dah terjadi kemusnahan, pada bulan Dzulhijjah para jamaah haji dirampok,
dan pada Muharram, taukah apakah Muharram itu?” (HR. Nu’aim bin
Hammad).
“Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan
terjadi huru-hara di bulan syawal…” Kami bertanya:
“Suara apakah ya Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Suara keras di pertengahan
bulan Ramadhan, pada malam Jum’at, akan muncul suara keras yang membangunkan
orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar
dari pingitannya, pada malam Jum’at di tahun terjadinya banyak gempa. Jika
kalian telah melaksanakan shalat Shubuh pada hari Jum’at, masuklah kalian ke
dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubang
(ventilasi) nya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika
kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah
dan ucapkanlah: “Maha Suci Al Quddus, Maha Suci Al Quddus, Rabb kami Al Quddus,
karena barangsiapa melakukan hal itu akan selamat, tetapi siapa yang tidak
melakukan hal itu akan binasa.” (Hadits
ini diriwayatkan oleh Nu’aim bin Hammad, guru Imam Bukhari, dalam kitabnya Al
Fitan, dengan nomor hadits :632, 630, 635).
46. Munculnya Al Mahdi di bulan Muharram dan Pasukan
yang ditenggelamkan ke bumi dan populernya Al Mahdi
Munculnya Al Mahdi ini akan menjadi pembatas Tanda
kecil kiamat dan tanda besar kiamat. Dan setelah itu akan terjadi rentetan
tanda besar kiamat hingga berakhirnya umur umat Islam dan kiamat. Rosululloh
bersabda:
“Tanda-tanda itu adalah
seperti-biji-bijian yang tersusun di kalung kawat, kemudian kawat itu terputus,
maka jatuhlah biji-bijian tersebut secara berurutan.” (HR. shohih Ahmad dari
‘Abdullah bin Umar. Dan riwayat Al Hakim. Juga dalam kitab Ash Shahihah karya
Albani, nomor 1762).
“Ketika umur
dunia hanya tingga satu hari lagi, maka Alloh akan memanjangkan hari itu,
hingga Dia mengutus seorang lelaki dari golonganku, atau lelaki dari keluarga
(ahli bait)ku, namanya mirip dengan namaku, nama bapaknya juga sama dengan nama
bapakku, ia akan memenuhi muka bumi dengan keadilan, sebagaimana saat itu
kezholiman dan kelaliman telah memenuhi dunia.” Dalam
riwayat lain ditambah: “Dunia tidak akan hancur hingga
datangnya (suatu masa ketika) bangsa Arab telah dipimpin oleh seorang lelaki
dari kalangan keluarga (ahli bait)ku yang namanya sama dengan namaku.” (HR.
hasan shohih Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud hadits no. 4282, hadits shohih :
Ar-Raudh An-Nadhir (2/25) dari Ali bin Abu Tholib hadits no. 4283, dalam Shohih
Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hal-29, terbitan Pustaka
Azzam).
“Al Mahdi
(akan datang) dari keturunanku dari anak Fathimah.” (HR. shohih Abu Daud dari Ummu Salamah, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4284,
hal-30, terbitan Pustaka Azzam).
“Masa ke-Nabian akan terjadi dalam masa yang dikehendaki
oleh Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk
mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekhalifahan sesuai dengan sunnah nabi
dalam masa yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia
telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kerajaan yang
sangat berkuasa dalam masa yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan
mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu
berdirilah kekuasaan diktator (system paksa, tanpa ada musyawarah) dalam waktu
yang dikehendaki Alloh. Kemudian Alloh akan mencabutnya apabila Dia berkehendak
untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekhalifahan sesuai dengan sunnah
nabi, kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diam.” (HR. Ahmad yang
dishohihkan oleh Al Hafizh Al Iraqi dan disetujui oleh Albani dari Hudzaifah).
“Al Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung
panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran,
sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kedzaliman dan
kesemena-menaan, dan ia berumur 7 tahun.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan Al Hakim dari Abi Sa’id Al Khudri. Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah
dalam kitab Al Manar Al Munif: “Sanadnya adalah baik.” Hadits ini dihasankan
oleh Albaani dalam kitab Takhrijul Misykat dan Shahih Al Jami’), (HR. hasan Ar-Raudh An-Nadhir (2/35), Al
Misykah (454) dari Abu Sa’id Al Khudri , dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4285, hal-30, terbitan Pustaka Azzam).
“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kedzaliman dan
kesemena-menaan. Dan apabila kedzaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh,
maka Allah swt. akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku,
namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin
‘Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran,
sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kedzaliman dan
kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari
tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari
tanam-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun atau 8 tahun,
dan paling lama 9 tahun.” (Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh
Thabrani, Al Bazzar dan Abu Nu’aim. Imam Suyuthi telah menunjukkan akan
keshahihannya dalam kitab Al jami’. Dishahihkan juga oleh Albaani dalam kitab
As Silsilah Ash Shahihah nomor 1529).
“Al Mahdi berasal dari umatku, yang diislah oleh Allah
dalam satu malam.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya
dan Ibnu Majjah dalam Sunannya dari Ali ra. Juga dishahihkan oleh Syaikh Ahmad
Syakir ketika memberikan komentarnya dalam Musnad Ahmad. Serta dishahihkan oleh
Albaani dalam Ash Shahihah nomor 2371).
“Al Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak
cucuku.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu dawud, Ibnu Majjah dan Al Hakim
dari Ummu Salamah. Imam Suyuthi menunjukkan akan keshahihannya dalam kitab Al
Jami’. Telah berkata Albaani : “Sanadnya baik, dimana semua perawinya adalah
tsiqah, dan ia punya banyak penguat (saksi).” Lihat juga dalam kitab As
Silsilah Ash Shahihah 1;108).
“Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang
berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya.
Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Ahmad dan Muslim dari
Jabir bin Abdullah dan Abu Sa’id Al Khudri), (HR. shohih Muslim dari Al Jurairi dari Abu
Nadhrah dari Jabir bin Abdullah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2036, hal-1041-1042 terbitan Gema Insani).
“Pada suatu hari tubuh Rosululloh saw. bergetar dalam
tidurnya.” Lalu kami bertanya: “Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum
pernah engkau lakukan sebelumnya wahai Rosululloh?” Rosululloh saw. menjawab:
“Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan
berangkat menuju Baitulloh (Ka’bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy
yang pergi mengungsi ke Ka’bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah
sampai di sebuah padang pasir (Al Baida’), maka mereka ditelan bumi.” Kemudian
kami bertanya: “Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat macam-macam orang?”
Beliau menjawab: “Benar, diantara mereka yang ditelan tersebut ada yang sengaja
pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada
pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa
dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah
(niat) yang berbeda-beda. Kemudian Alloh swt. akan membangkitkan mereka pada
hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing.” (HR. Bukhori pada kitab Al
Buyu’ (jual beli), bab Madzukira fii Al Aswaak (riwayat-riwayat tentang pasar).
Riwayat Muslim pada kitab Al Fitan, bab
‘Pembenaman tentara yang menuju ke Baitulloh’).
“Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka’bah),
maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika
mereka telah sampai di suatu padang pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi.”
(Shahih Muslim dari Ummu Salamah pada kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah (kitab
Huru-hara dan isyarat-isyarat kiamat). Dikeluarkan oleh Nu’aim bin hammad dari
‘Amr bin Al ‘Ash, dimana ia berkata: “Tanda kemunculan Al Mahdi adalah apabila
sebuah pasukan tentara ditelan bumi di sebuah padang pasir.” Telah berkata
Qurthubi dalam kitab At Tadzkirah, bab berita kedatangan khalifah yang akan
muncul di akhir zaman bernama Al Mahdi dan tanda-tanda kemunculannnya: “Bahwa
tentara yang dibenamkan ini adalah tentara yang keluar menuju Makkah untuk
memerangi Al Mahdi.”).
“Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak
berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok
tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu
padang pasir, maka mereka ditelan bumi.” (HR. Muslim dalam shahihnya pada kitab
Al Fitan wa Asyratussa’ah (kitab Huru-hara dan isyarat-isyarat kiamat) dari
Hafsah Ummul Mu’minin ra.).
“Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan,
sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka
bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan
kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan
bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan
mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka.” ( HR. Muslim pada kitab Al
Fitan dari Hafsah Ummul Mu’minin ra. Dan diriwayatkan juga oleh Ahmad, Nasa’i
serta Ibnu Majjah).
“Suatu pasukan
dari umatku akan datang dari arah negeri Syam menuju ke Baitullah (Ka’bah)
untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka.” (HR.
Ahmad dalam Musnadnya dari Ummu Salamah. Telah berkata Al Haitsami dalam Majma’
Az Zawaaid: “Dan padanya terdapat ‘Ali bin Zaid, yangmana ia adalah perawi yang
baik. Juga
padanya ada suatu kelemahan. Akan tetapi, ia juga meriwayatkan hadits
semisalnya dari ‘Aisyah, dimana ia berkata: “Para perawinya adalah tsiqah”).
“…jika kalian telah melihatnya, maka berbaiatlah
kepadanya, sekalipun dengan merangkak di atas salju, karena ia adalah Khlaifah
Alloh Al Mahdi.” (HR. Ahmad dan Hakim dishohihkan berdasarkan syarat Bukhori
Muslim, dari Tsauban dan disepakati oleh Adz Dzahabi. Musthafa Al ‘Adawi juga
menshohihkannya dalam shahihul-Musnad).
“Akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya
seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia
lari ke Mekkah. Lalu datanglah orang-orang yang berasal dari penduduk Mekkah,
dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa. Kemudian mereka membaiatnya
antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu
Salamah. Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dalam Al Ausath. Al Haitsami
telah berkata dalam kitab Majma’ Az Zawaaid: “Para perawinya adalah para perawi
hadits shohih.” Dihasankan oleh Ibnu Qoyyim. Akan tetapi, pada sanadnya ada seorang
perawi yang dilemahkan oleh lebih dari satu ulama hadits. Oleh karena itu, maka
Albani melemahkan hadits ini dalam kitab Adh Dha’ifah, nomor 1965. akan tetapi,
kemudian beliau menyebutkan hal-hal yang mengikutinya dalam Ash Shahihah, nomor
1924). (HR. shohih Ahmad dalam Musnadnya dan Abu Dawud Ath Thayalisi dalam
Musnadnya, serta Al Hakim dalam Al Mustadrak. Dishohihkan oleh Syaikh Ahmad
Syakir dan Albani dalam Ash Shahihah, nomor 579)
“Jika perdagangan-perdagangan dan jalan-jalan telah
terputus, fitnah (petaka) banyak terjadi, maka muncullah 7 ulama dari penjuru
yang berbeda tanpa sebelumnya ada perjanjian diantara mereka. Masing-masing
mereka dibaiat oleh tiga ratus sekian belas orang laki-laki sehingga mereka
berkumpul di Mekkah. Lantas ketujuh ulama berjumpa, sebagian dari mereka
bertanya kepada sebagian lain, ‘Apa penyebab kedatangan kalian?’ Lantas mereka
menjawab, ‘Kami datang untuk mencari seseorang yang melalui tangannya
petaka-petaka ini akan menjadi reda, Konstatinopel akan ditaklukan. Kami telah
mengenal namanya, nama ayahnya, nama ibunya, dan perhiasannya.’ Maka ketujuh
ulama itu brsepakat untuk melakukan pencarian bersama-sama, lantas mencarinya,
lantas mendapatinya di Mekkah. Merekapun bertanya, ‘Engkaulah Fulan bin Fulan?’
Orang itu menjawab, ‘Tidak, aku adalah seorang laki-laki Anshor.’ Ia
pun menghindar dari mereka. Lantas
mereka menceritakannya kepada orang yang berpengalaman dan pengetahuan mengenai
orang itu, lantas diberikan jawaban kepada mereka, ‘Justru, dialah orang yang
kalian cari itu, padahal ia telah berangkat ke Madinah.’ Merekapun mencarinya
ke Madinah, tetapi ia justru menghindari mereka ke Mekkah, lantas merekapun
mencarinya ke Mekkah, merekapun mendapatinya. Mereka bertanya,
‘Engkau adalah Fulan bin Fulan, ibumu Fulanah binti Fulan, dan di dalam dirimu
ada pertanda begini dan begini, sedangkan engkau telah menghindar dari kamu
satu kali, maka bentangkan tanganmu, kami akan berbaiat kepadamu.’ Orang itu menjawab, ‘Aku bukan orang yang kalian cari,
aku adalah Fulan Al Anshori,’ sehingga ia pun menghindar dari mereka. Merekapun
mencarinya di Madinah, tetapi ia berselisih jalan dengan mereka pergi ke
Mekkah, lantas mereka mendapatinya di Mekkah di samping Rukun (Hajar Aswad).
Merekapun berkata, ‘Dosa kami dan leher kami menjadi tanggungan anda apabila
anda tidak bersedia membentangkan tangan anda untuk kami baiat. Lihatlah,
tentara Sufyani telah berangkat untuk mengejar kami.’ Maka, ia duduk diantara
Rukun dan Maqam. Ia membentangkan tangannya lantas dibaiat. Alloh meletakkan
rasa cinta kepadanya di hati manusia, lantas ia berjalan bersama orang-orang
yang mereka ibarat singa di siang hari dan pendeta di malam hari.” (atsar
diriwayatkan Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin Mas’ud. Al Fitan, bab:
‘Berkumpulnya Manusia di Mekkah dan Pembaiatan Mereka terhadap Al Mahdi,’ hal.
214).
Dalam riwayat lain, “…lantas ia dibaiat oleh sejumlah orang seperti jumlah
pengikut perang Badar (tiga ratus lebih beberapa belas orang).” Barangkali,
riwayat terakhir ini lebih shohih daripada riwayat yang menyebutkan bahwa;
‘Masing-masing dari 7 orang di atas dibaiat oleh tiga ratus sekian belas orang.
Karena riwayat terakhir lebih banyak jalurnya (diriwayatkan oleh Nu’aim, Hakim,
dan Thabrani dalam Al Ausath dari Ummu Salamah).
Nu’aim meriwayatkan
bahwa Al Mahdi muncul di Mekkah (di samping Ka’bah) pada malam hari. Seusai
sholat Isya’, ia berseru dengan suara keras. Ia mulai dengan memuji Alloh
selanjutnya berkhotbah, “Wahai
sekalian manusia, aku ingatkan kalian kepada Alloh, juga pada saat-saat kelaka
kalian berdiri di hadapan-Nya. Sesungguhnya Alloh telah menegakkan hujjah,
mengutus para nabi, dan menurunkan kitab. Dia memerintahkan kalian agar tidak
mempersekutukan-Nya dengan apapun, selalu tetap taat kepada-Nya dan taat kepada
Rosul-Nya saw. Hidupkan apa yang dihidupkan oleh Al Qur’an dan padamkan apa
yang dipadamkan oleh Al Qur’an. Jadilah kalian penolong-penolong dalam
menjalankan petunjuk dan ketaqwaan. Sungguh dunia ini telah mendekati masa
kefanaan dan kemusnahan. Ia telah mengucapkan salam perpisahan. Maka, aku
mengajak kalian untuk kembali kepada Alloh dan kepada Rosul-Nya, melaksanakan
kitab-Nya, memadamkan kebathilan,dan menghidupkan sunnah.”
47. Pertempuran Khalb (semenanjung Arabia) dan
Penaklukan Persia (Iran)
“Kamu akan memerangi semenanjung ‘Arabia, lalu Allah akan
menaklukannya untukmu. Setelah itu Persia, dimana Allah akan menaklukannya
untukmu. Kemudian Rum, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian kamu
akan memerangi Dajjal, dimana Allah akan menaklukannya untukmu.” (HR. Muslim
dari Nafi’ bin ‘Atabah. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majjah), (HR. shohih Muslim dari Jabir bin Samurah,
dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2028,
hal-1037, terbitan Gema Insani).
“Kamu akan memerangi semenanjung ‘Arabia. Perang ini akan
terjadi pada masa pengkhianatan Rum dan ketika mereka sedang mengumpulkan
kekuatan untuk memerangi kaum muslimin. Maka tentara pertama yang memerangi Al
Mahdi (setelah terjadinya pembenaman tentara ke dalam bumi) adalah pasukan semenanjung
‘Arab yang terdiri dari kaum muslimin dan dipimpin oleh seorang laki-laki yang
berasal dari suku Quraisy. Laki-laki ini ada kemungkinan adalah laki-laki yang
bernama Sufyani*, yang mana ia meminya kepada suku para pamannya, yaitu suku
Kalab^. Kemudian mereka berangkat untuk memerangi Al Mahdi. Akan tetapi Imam
mahdi mengalahkan mereka dengan seburuk-buruk bentuk kekalahan serta
mendapatkan harta rampasan perang yang luar biasa banyaknya.” (* :Al Qurthubi
telah menyebutkan dalam kitabnya yang berjudul At Tadzkirah, bahwasanya Al
Mahdi akan memerangi As Sufyani dan para pengikutnya yang terdiri dari suku
Kalab. Dimana hal ini bersesuaian dengan teks hadits tersebut, yakni:”Seorang
laki-laki yang berasal dari suku Quraisy.”
^ :”Sebagian orang mengatakan, bahwasanya para penguasa (emir)
Kuwaitberasal dari suku Kalab.”)
48. Kekalahan
orang-orang Yahudi, penaklukan Baitul Maqdis, pembebasan Masjidil Aqsa dan Hancurnya
Yastrib (Madinah)
“Setelah
pembangunan Baitul Maqdis adalah kehancuran Yatsrib (kota Madinah), setelah kehancuran Yatsrib
adalah terjadinya pertempuran besar. Dan setelah terjadinya pertempuran besar.adalah
penaklukan Konstantin. Lalu, setelahnya penaklukan konstantin adalah keluarnya
dajjal. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meletakan tangannya di atas
bahunya (Mu’adz) dan berkata: “Sesungguhnya kebenaran ini adalah sebagaimana
adanya kamu di sini atau sebagai mana engkau duduk.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud
dari Mu’adz bin Jabal dan dishahihkan oleh Albaani dalam Al Misykat nomor 423. Ibnu
Katsir berkata: “Ini adalah hadits hasan, bersanad jayyid dan padanya ada
cahaya kebenaran dan kenabian (Al Fitan wa Al Malahim), (HR. hasan Al Misykah (5425) dari Mu’adz
bin Jabal, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits
no. 4294, hal-35, terbitan Pustaka Azzam).
49. Perang Malhamah Kubra (Kaum Muslimin (Al
Mahdi)) vs (Amerika dan Eropa).
“Mereka akan mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kamu
dalam waktu sembilan bulan, seperti masa hamil seorang wanita.” (HR. Ahmad
dalam Musnadnya. Dalam sanad hadits ini ada sebuah kritikan).
“Pusat kepemimpinan kaum muslimin pada hari pertempuran
yang paling besar adalah di Ghuthah yang terdapat padanya suatu kota bernama
Damsyik, yangmana ia adalah negeri kaum muslimin yang terbaik ketika itu.”
(Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Al Hakim.
Dishahihkan oleh Albaani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir).
“Sesungguhnya saat terjadinya perang yang agung,
pangkalan pasukan kaum muslimin berada di daerah Ghuthah, sebuah daerah di
pinggiran Madinah yang dikenal dengan nama Damaskus, salah satu kota terbaik di
negeri Syam.” (HR. shohih
Abu Daud dari Abu Darda dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani,
jilid 3, hadits no. 4298, hal-36-37, terbitan Pustaka Azzam).
“Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga kaum Rum sampai
di A’maq atau Dabiq (nama tempat) untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu
pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota Madinah, yangmana mereka pada
waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di bumi ini. Apabila mereka semua
telah berbaris (siap untuk berperang), maka berkatalah orang-orang Rum:
‘Biarkan kami membuat perhitungan dengan saudara-saudara kami yang telah
tertawan (maksud mereka kaum Rum yang telah masuk Islam).’ Kemudian kaum
muslimin berkata: ‘Kami tidak akan membiarkan kamu mengusik (menyakiti)
saudara-saudara kami.’ Lalu kaum muslimin pun menjawab
tantangan untuk memerangi mereka. Dalam pertempuran itu seprtiga dari tentara Islam
melarikan diri dari pertempuran, yangmana mereka tidak akan diampuni dosanya
oleh Alloh swt. selama-lamanya. Dan sepertiga lagi dari tentara Islam tersebut
tewas sebagai para syahid yang paling baik di sisi Alloh swt. Sedangkan
sepetiga lagi dari sisa tentara tersebut mendapatkan kemenangan, yangmana
mereka tidak akan tersesat selama-lamanya. Kemudian mereka menaklukan kota
Konstantin. Ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang, mereka
telah menggantungkan pedang di pohon Zaitun. Pada saat itu setan berteriak:
‘Sesungguhnya Al Masihuddajjal telah menguasai keluarga-keluarga kamu.’ Kemudian
mereka (tentara Islam bersama Al Mahdi) bergerak pulang. Ketika mereka telah
sampai di Syam keluarlah ia (Dajjal). Dan pada saat kaum muslim telah
bersiap-siap untuk berperang, tiba-tiba datanglah waktu sholat. Maka turunlah
‘Isa bin Maryam. Kemudian ia (‘Isa) dilihat oleh musuh Alloh swt., maka ia
(Dajjal) akan meleleh (hancur) seperti garam yang mencair. Dan sekiranya ia membiarkan hal tersebut terjadi, maka
sungguh ia (musuh Alloh) akan hancur (meleleh) sehingga binasa. Akan tetapi
Alloh berkehendak untuk membunuhnya di tangan ‘Isa bin Maryam. Maka ‘Isa
memperlihatkan darah Dajjal di tombaknya.” (HR. shohih Muslim dari Abu
Hurairoh, dan juga diriwayatkan serta dishohihkan oleh Al Hakim dan disetujui
Adz Dzahabi), (HR. shohih
Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2029, hal-1037-1038, terbitan Gema Insani).
“Pada waktu pertempuran itu, akan terjadi kemurtadan yang
sangat banyak. Kemudian kaum Muslimin maju dengan suatu pasukan depan yang
berani mati, yang tidak akan mundur kecuali dalam keadaan menang. Lalu mereka
terus beperang sehingga mereka terhalang oleh malam. Maka setiap pihak mendapatkan
harta rampasan perang, hingga tidak ada yang dapat dikatakan sebagai pihak yang
menang, dan akhirnya pasukan kaum muslimin itu hancur. Kemudian kaum muslimin
kembali maju dengan suatu pasukan depan yang berani mati, yang tidak akan
kembali kecuali dalam keadaan menang, mereka terus berperang sehingga terhalang
oleh malam. Maka kedua belah pihak sama-sama mendapatkan harta rampasan perang,
hingga tidak ada pihak yang dikatakan sebagai pemenang dan akhirnya sekelompok
pasukan kaum muslimin itu hancur. Kemudian kaum muslim maju lagi dengan suatu
pasukan depan berani mati yang tidak akan kembali kecuali dalam keadaan menang,
dan mereka terus berperang sampai senja, maka kedua belah pihak mendapatkan
harta rampasan pearang, tidak ada pihak yang dapat dikatakan sebagai pemenang
dan akhirnya sekelompok pasukan kaum muslim itu binasa. Maka ketika telah
sampai hari yang keempat, bangkitlah seluruh umat Islam, lalu Allah swt.
menimpakan bencana terhadap mereka (kaum Rum) dan terbunuhlah mereka dengan
dahsyatnya, hingga tidak pernah dilihat oleh orang sebelumnya. Sehingga apabila
burung melewati kawasan pertempuran mereka, maka burung itu akan mati sebelum
melewai mereka. Maka bertambahlah turunan bapak yang mati, sehingga tidak
ditemukan yang tersisa dari mereka kecuali seorang laki-laki. Dan dengan harta
rampasan perang mana yang akan membuat gembira, serta dengan harta warisan mana
yang akan dibagi.” (HR. Muslim dalam Shahihnya dari Jabir ra.), (HR. shohih Muslim dari Yusair bin Jabir,
dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2027,
hal-1035-1036, terbitan Gema Insani).
“Nyaris
saja kaum muslimin dipukul mundur oleh musuh ke Madinah hingga daerah Salah.” (HR. shohih Abu Daud dari Ibnu Umar, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4250
hal-9-10 & hadits 4299, hal-37,
terbitan Pustaka Azzam).
“Salah
adalah sebuah tempat dekat Khaibar.” (HR. shohih maqhtu’ dari Az-Zuhri, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4251 hal-10 & hadits no. 4300
hal-37, terbitan Pustaka Azzam).
“Jarak antara malhamah dan penaklukan Konstantinopel
adalah 6 tahun, dan dajjal muncul pada tahun ke-7.” (Hadits shahih riwayat
Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majjah dan Nu’aim bin Hammad dari Abdullah bin Busr).
50. Banyaknya jumlah wanita dan sedikitnya jumlah
laki-laki
“Jumlah wanita
akan banyak dan jumlah laki-laki akan sedikit sehingga untuk 50 wanita terdapat
satu laki-laki.” (HR.
Bukhari 71 dari Anas dan juga diriwayatkan oleh Muslim 2761).
51. Serangan ke Rusia, Cina dan India
“Kiamat tidak akan berdiri, sehingga kamu memerangi
orang-orang Turki bermata kecil, berwajah merah, berhidung pesek (pendek),
seakan muka mereka seperti perisai-perisai yang bundar.” (Hadits shahih,
muttafaqun ‘alaih dan juga Imam Ahmad dari riwayat Abu Hurairah. Dan yang
dimaksud dalam kelompok Turki adalah penduduk negeri Cina, Rusia dan
sekitarnya), (HR. shohih
Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2017, hal-1031, terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muslim
dari Abu Hurairoh hadits no. 4303 hal-38-39, HR. shohih muttafaq ‘alaih dari
Abu Hurairoh hadits no. 4304 hal-39, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka Azzam).
“Tidak akan
terjadi kiamat sehingga kamu memerangi kaum Khauz dan Kirman dari orang ‘Ajam
yang bermuka merah, berhidung pesek, bermata kecil, seakan-akan wajah mereka
adalah meja yang bundar.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah dalam Shahihnya
diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad).
“Sungguh akan ada
pasukan yang akan memerangi India untuk kalian, Allah memberikan kemenangan
kepada mereka, sampai mereka mendatangkan raja-raja mereka dalam keadaan
dibelenggu dengan rantai; Allah mengampuni dosa-dosa mereka, lantas mereka
berangkat pergi lantas mendapati Ibnu Maryam di Syam.” (Kitabul Fitan, bab
peperangan terhadap India
hal. 252. Barangkali, ini merupakan ekspedisi yang dikirimkan oleh Al Mahdi ke
India, sementara ia masih tinggal di Damaskus, Syam, dimana Isa as. Turun
kepada mereka saat mereka melaksanakan shalat Fajar. Kemudian, ekspedisi yang telah meraih kemenangan itu kembali,
lantas berjumpa dengan Ibnu Maryam yang telah turun).
52. Penaklukan
konstantinopel (Turki)
“Banyak dari kaum Rum (Bani Ishaq, Eropa dan Amerika)
akan masuk Islam pada akhir zaman. Dan bahkan penaklukan kota Kontantin akan
dilakukan oleh sekelompok mereka, dimana suatu hadits menerangkan bahwa 70.000
orang dari Bani Ishaq (Rum) akan menyerbu dan menaklukan kota Konstantin dengan
tahlil dan takbir (Laa Ilaha Illallah, Allahu Akbar).” (Kitab Al Fitan wa Al
Malahim (huru-hara dan pertempuran-pertempuran) oleh Al Hafizh Ibnu katsir, bab
Dzikru Al Malhamah ma’a Ar Rum (bahasan tentang pertempuran dengan kaum Rum)
hal. 51).
“Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak
sebagiannya di laut?” Mereka (para sahabat) menjawab: “Pernah wahai Rasulullah
saw.” Beliau Shallallahu ‘Alaih wa Sallam bersabda: “Tidak terjadi hari kiamat,
sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq (Eropa dan Amerika,
kulit putih). Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya.
Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan suatu panah pun.
Mereka hanya berkata: Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah
satu bagian dari kota itu. Berkata Tsaur (perawi hadits): “Saya tidak tau
kecuali hal ini hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut. Kemudian
mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh
pula sebagian yang lain (darat). Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha
Illallah Wallahu Akbar, maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun
memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasn perang,
tiba-tiba datanglah seseorang seraya berteriak: “Sesungguhnya dajjal telah
keluar.” Kemudian mereka meninggalkan
segala sesuatu dan kembali.” (HR. Muslim dalam kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah).
53. Munculnya Dajjal
Dajjal adalah ujian yang paling berat untuk
seluruh umat manusia dari zaman Nabi Adam as. Hingga kiamat. Rosululloh saw.
bersabda: “Semenjak Adam diciptakan
sampai berdirinya kiamat tidak ada hal (cobaan) yang lebih besar dari Dajjal.” (HR.shohih Muslim pada kitab Al Fitan dari Hisyam bin
‘Amir).
“Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.”
(HR. Ahmad dalam Musnadnya dari Hisyam bin ‘Amir).
“Wahai manusia,
sesungguhnya semenjak Alloh swt. menciptakan anak cucu Adam tidak ada fitnah
(cobaan) di muka bumi ini yang lebih besar dari Dajjal, dan bahwsanya tidak
satu nabi pun yang diutus oleh Alloh swt. yang tidak memperingatkan umatnya
akan fitnah Dajjal, sedangkan aku adalah nabi yang paling terakhir dan kamu adalah
umat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi ia (Dajjal) akan
muncul di tengah-tengah kamu, sekiranya ia keluar sedangkan aku berada di
tengah-tengah kamu maka aku adalah pembela (penyelamat) setiap muslim dan sekiranya
ia keluar setalah (kematian) aku, maka tiap-tiap kamu adalah penyelamat bagi
dirinya sendiri, dan Alloh adalah sebagai penggantiku dalam dalam menyelamatkan
setiap muslim. Dan sesungguhnya ia akan keluar dari sebuah celah (tempat) yang
terletak antara Syam dan Irak, maka ia berbuat kerusakan di kiri dan kanan,
wahai hamba Alloh wahai manusia bersiteguhlah kamu, karena sesungguhnya aku
akan menerangkan sifat-sifat (ciri-ciri) nya yang tidak pernah diterangkan oleh
seorang nabi pun sebelum aku. Ia (Dajjal) akan mendakwa: ‘Aku adalah Robbmu.’
Sedangkan kamu tidak akan dapat melihat Alloh kecuali setelah kamu mati, dan ia
hanya punya satu mata, sedangkan Alloh bukanlah bermata sebelah, dan di tempat
antara 2 matanya tertulis kata kafir yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang
bisa menulis dan yang tidak bisa menulis. Diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa bersamanya ada
surga dan neraka, maka sebenarnya nerakannya adalah surga dan surganya adalah
neraka. Maka barangsiapa yang dapat ujian dengan nerakanya hendaklah ia
berlindung kepada Alloh dan hendaklah ia membaca ayat-ayat awal surat Al Kahfi.
Dan diantara fitnah-fitnahnya juga adalah ia akan berkata kepada seorang Arab:
‘Renungkanlah olehmu, sekiranya aku membangkitkan ayah dan ibumu yang telah
mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Robbmu?’ Maka orang Arab itu
berkata: ‘Ya.’ Kemudian munculah setan menjelma ke hadapannya dalam bentuk
bapak dan ibunya, maka keduanya berkata: ‘Wahai anakku, ikutilah ia,
sesungguhnya ia adalah Robbmu.’ Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia
akan memaksa seorang manusia, lalu ia membunuhnya dan memotongnya dengan sebuah
gergaji maka terbelahlah orang tersebut menjadi 2 bagian, kemudian ia (Dajjal)
berkata: ‘Lihatlah olehmu kepada hambaku ini, sesungguhnya aku akan
membangkitkannya.’ Dan kemudian ia akan mendakwa bahwa ‘Tuhannya adalah selain
aku.’ Maka Alloh swt. pun membangkitkan orang yang
terbelah tersebut, maka berkatalah yang keji (Dajjal) kepadanya: ‘Siapakah
Robbmu?’ Ia berkata: ‘Robbku adalah Alloh dan kamu adalah musuh Alloh, kamu
adalah Dajjal, demi Alloh mulai hari ini, tidak ada hal yang lebih aku ketahui dengan
yakin selain dari (kedustaan) mu.’ Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa
ia akan memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan, dan
ia memerintahkan bumi untuk tumbuh, maka tumbuhlah ia. Dan diantara
fitnah-fitnahnya adalah bahwa ketika ia melalui sebuah negeri, kemudian
penduduk negeri itu mendustakannya, maka tidak satu binatang ternak pun yang
tidak musnah di situ. Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia melewati
sebuah negeri, kemudian mereka membenarkan (dakwaan-dakwaan) nya, maka ia pun
memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan, dan ia
memerintahkan bumi untuk tumbuh maka tumbuhlah ia, sehingga sejak hari itu
binatang menjadi paling gemuk dan paling besar dari masa-masa yang berlalu,
paling besar lambungnya dan paling melimpah susunya. Dan sesungguhnya tidak ada
satu negeri pun di muka bumi yang tidak dimasuki dan dikalahkan oleh Dajjal,
kecuali Mekkah dan Madinah, dia tidak akan dapat memasukinya dari setiap
celah-celah masuknya karena di situ ada malaikat yang menjaga dengan pedang
tajam dan mengkilat, sehingga ia turun di sebuah tempat perkemahan di
persimpangan sebuah tanah kosong yang belum pernah diolah. Maka bergetarlah
kota Madinah dengan 3 kali guncangan, sehingga tidak ada yang tersisa di sana
seorang munafik laki-laki ataupun munafik perempuan kecuali ia keluar kepada
Dajjal, maka terhapuslah orang-orang keji (kotor) dari kota Madinah sebagaimana
kir (alat pompa besi) menghilangkan segala kotoran besi, dan disebutlah hari
itu dengan hari pembersihan. Para
sahabat bertanya: ‘Di manakah orang-orang Arab pada waktu itu?’ Beliau saw.
menjawab: ‘Mereka pada hari itu sedikit, mereka dipimpin oleh seorang laki-laki
yang sholeh, maka ketika pemimpin mereka sudah maju ke depan untuk mengimami
mereka dalam sholat Shubuh, tiba-tiba turunlah ‘Isa bin Maryam, maka mundurlah
imam mereka tersebut ke belakang supaya ‘Isa maju untuk mengimami sholat, dan
‘Isa pun meletakkan tangannya diantara 2 bahu-bahunya (pemimpin kaum muslimin) dan
berkata: ‘Majulah kamu dan pimpinlah sholat, karena sesungguhnya ia diiqomatkan
untuk kamu,’ maka pemimpin mereka pun mengimami sholat mereka dan ketika sholat
sudah selesai ‘Isa berkata: ‘Bukalah pintu.’ Merekapun membuka pintu dan di
belakangnya telah berada Dajjal bersama 70.000 orang Yahudi (Ashbahan),
masing-masing mereka memiliki pedang berhias emas dan berjubah besar berwarna
hijau, maka ketika ia (‘Isa) memandang kepada Dajjal. Dajjal
itupun meleleh (hancur) seperti garam yang meleleh di dalam air, kemudian ia
lari, dan dihadang oleh ‘Isa di pintu timur kota Lud (di Palestina), kemudian ‘Isa
membunuhnya, maka Alloh swt. menjadikan kekalahan untuk orang-orang Yahudi,
dimana tidak satu makhluk pun yang diciptakan Alloh yang dapat dijadikan
sebagai perlindungan oleh orang-orang Yahudi, dimana Alloh menjadikan segala
sesuatu bisa berbicara mulai dari batu, pohon, dinding, binatang ternah kecuali
pohon Ghardaqah, maka sesungguhnya ia adalah pohon mereka yang tidak mau
berbicara. Semua makhluk itu (selain Ghardaqah) berkata: ‘Hai hamba Alloh yang
muslim, di sini ada Yahudi, kemarilah! Dan bunuhlah ia!’’ ‘Isa Ibnu Maryam akan
menjadi seorang Hakim yang adil bagi umatku dan seorang pemimpin yang bijaksana
yang akan menghancurkan tanda salib, membunuh babi-babi dan menghapuskan jizyah
(upeti terhadap non Islam), menghapuskan zakat (kewajiban mengeluarkan harta
bagi orang-orang Islam apabila harta tersebut sudah sampai nisab kepada pihak
yang sudah ditentukan), maka ia tidak akan mencari seekor kambing atau seekor
unta zakat pun, dihapuskan kedengkian dan permusuhan, diangkat bisa dari segala
makhluk berbisa sehingga apabila seorang bayi perempuan memasukkan tangannya ke
dalam mulut ular, maka ular tersebut tidak akan membahayakannya, bayi perempuan
tersebut akan dapat menyakiti seekor singa sedangkan ia tidak akan dapat
menyakiti bayi tersebut dan serigala akan berada di tengah gerombolan kambing
seakan-akan ia adalah anjing penjaganya, dunia akan dipenuhi oleh perdamaian
sebagaimana sebuah bejana diisi air (dengan merata), agama akan menjadi satu,
maka tidak ada yang disembah selain Alloh swt. Seluruh hal yang menyebabkan
peperangan terhapus, suku Quraisy kembali mengambil kekuasaannya, dan bumi akan
menjadi seperti bentangan perak, dan tumbuh-tumbuhannya akan tumbuh seperti di
zaman Nabi Adam as. Sehingga apabila kelompok (3 orang sampai dengan 10 orang)
berkumpul untuk makan setangkai anggur, maka itu akan mengenyangkan mereka, dan
apabila sekelompok orang tersebut berkumpul untuk memakan delima, maka itu akan
mengenyangkan mereka, seekor sapi pada waktu itu hanya berharga sedikit saja
dan seekor unta hanya berharga beberapa dirham saja. Dan sesungguhnya sebelum
keluarnya Dajjal adalah adanya tempo waktu 3 tahun yang sangat sulit dimana
pada waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Alloh swt. akan
memerintahkan kepada langit pada tahun yang pertama darinya untuk menahan
sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga
dari tanam-tanamannya. Kemudian Alloh memerintahkan kepada langit pada tahun
yang kedua darinya untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan
kepada bumi untuk menahan dua pertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian pada
tahun yang ketiga darinya Alloh memerintahkan kepada langit untuk menahan semua
air hujannya lalu ia tidak menetaskan setitik air pun, dan Alloh memerintahkan
kepada bumi untuk menahan semua tanam-tanamannya, maka setelah itu tidak akan
tumbuh satu tanaman hijau pun dan semua binatang berkuku akan mati, kecuali
yang tidak dikehendaki oleh Alloh swt. Kemudian para sahabat bertanya: ‘Dengan apakah manusia
akan hidup pada masa itu?’ Beliau saw. menjawab: ‘Tahlil, takbir dan tahmid
akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.’” (HR. shohih Ibnu Majjah, Ibnu
Khuzaimah dan Hakim dari Abu Umamah. Dishohihkan oleh Albani dalam
shahihil Jami’ dan dalam Ash Shahihah
nomor 2457. Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang mempunyai satu kelemahan
dari Asma’ binti Zaid Al Anshariyah. Ibnu Majjah berkata: “Aku mendengar Abul
Husein Ath Thanafisi berkata: ‘Aku mendengar ‘Abdurrahman Al Muharibi berkata:
‘Hadits ini sepatutnyalah dimiliki oleh para pendidik supaya merka dapat
mengajarkannya di sekolah Al Qur’an.’’” Lihat kitab Al Fitan wa Al Malahaim,
oleh Ibnu Katsir, hal. 80), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh hadits no. 2034 hal-1040, dari
Abdullah bin Umar dari Umar bin Khththob hadits no. 2044 hal-1045-1047, dari
Hudzaifah hadits no. 2047 hal-1048, dari An Nuwwas bin Sam’an hadits no. 2048
hal-1050-1052, dari Abu Sa’id Al Khudri hadits no. 2049 hal 1052-1053, dari Abu
Sa’id Al Khudri hadits no. 2050 hal 1053-1054, dari Anas bin Malik hadits no.
2056 hal-1062, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, terbitan
Gema Insani), (HR. shohih Muslim dari Abu Darda, dalam Shohih Sunan Abu Daud,
M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4323, hal-49, terbitan Pustaka
Azzam).
“Barangsiapa yang mendengar nama Dajjal hendaklah ia
berpaling darinya. Karena, demi Alloh, sesungguhnya apabila ia menemuinya dan
ia mengira bahwa dirinya adalah seorang mu’min, maka ia akan mengikutinya
(Dajjal tersebut) dengan segala syubhat (kebhatilan) yang dia timbulkan.” (HR.
shohih Ahmad, Abu Dawud dan Hakim dari ‘Imran bin Hushain.dishohihkan oleh
Albani dalam Al Misykat nomor 5488), (HR. shohih Abu Daud dari Imran bin Hushain, dalam Shohih Sunan Abu Daud,
M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4319, hal-46, terbitan Pustaka
Azzam).
“Orang tua Dajjal
tidak pernah mendapatkan anak selama 30 tahun, kemudian terlahirlah dari
keduanya seorang anak laki-laki yang hanya bermata satu, berperangai buruk dan
sangat sedikit manfaatnya. Ketika matanya tertidur, hatinya tidaklah ikut
tertidur. Kemudian beliau saw. menerangkan tentang dua orang tuanya dengan
bersabda: ‘Ayahnya adalah seorang laki-laki yang berpostur tinggi, berdaging
tidak teratur, berhidung panjang, seakan-akan hidungnya adalah paruh burung. Ibunya adalah seorang wanita besar, bertangan panjang dan
berpayudara besar.’” (HR. Iman Ahmad dari Abu Bakar. Diriwayatkan juga oleh
Tirmidzi dari Hammad bin Salamah, dan ia berkata, bahwa ini hadits hasan).
“Sesungguhnya menjelang terjadinya kiamat terdapat 30
dajjal-dajjal pendusta.” (Hadits shahih riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Umar. Dimuat
oleh Albaani dalam kitab Ash Shahihah nomor 1683. dan telah muncul
dajjal-dajjal pendusta yang banyak, seperti Musailamah Al Kadzdzab, Al Aswad Al
‘Ansi, Thulaihah Al Asadi, Sajjah, Ghulam Ahmad Al Qadiani dan lainnya), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh
hadits no. 2023 & dari Jabir bin Samurah hadits no. 2024, dalam Ringkasan
Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hal-1033, terbitan Gema Insani).
“Aku mendengar seruan dari tukang seru Rosululloh untuk
melaksanakan sholat berjama’ah, maka aku berangkat ke mesjid dan sholat bersama
Rosululloh. Aku sholat di shaf para wanita di belakang kaum laki-laki. Ketika
sholat sudah selesai, Rosululloh duduk di atas mimbar, sambil tersenyum beliau
berkata: ‘Demi Alloh, sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu
kabar gembira atau kabar buruk, akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena
Tamim Ad Dari yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk agama Nasrani, maka ia
telah memeluk agama Islam dan membai’atku. Ia telah berkata kepadaku dengan
suatu perkataan yang sudah pernah aku katakan kepada kalian tentang Al
Masihuddajjal. Ia mengisahkan perjalanannya kepadaku, bahwa ia berlayar dengan
sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam.
Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga
kapal tersebut terdampar pada sebuah pulau di tengah laut di arah tempat
matahari terbenam. Lalu mereka semua duduk (istirahat) di suatu tempat yang
terletak sangat dekat dengan kapal. Setelah itu mereka masuk ke dalam pulau
tersebut, lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu lebat,
sehingga mereka tidak dapat memperkirakan mana ekornya dan mana kepalanya,
karena tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak. Maka mereka berkata: ‘Celaka,
dari jenis apakah kamu ini.’ Ia menjawab: ‘Saya adalah Al Jassasah.’ Mereka
bertanya: ‘Apakah Al Jassasah itu?’ Tanpa menjawab ia berkata: ‘Wahai
orang-orang, pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu.
Sesungguhnya
ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!’ Tamim Ad Dari berkata:
‘Ketika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun
terkejut karena kami mengira; bahwa ia adalah setan. Lalu kami segera berangkat
sehingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana terdapat seorang manusia yang paling
besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua
lutut dan mata kakinya terikat dengan besi.’ Kami berkata: ‘Celaka, siapakah
kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Takdir sudah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan
kabar-kabar kepada saya, maka kabarkanlah kepada saya siapakah kalian ini?’
Mereka menjawab: ‘Kami adalah orang-orang ‘Arab yang berlayar dengan sebuah
kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang sedang berguncang, lalu kami
terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan, maka terdamparlah kami di
pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal, kemudian kami
masuk ke pulau ini. Maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak
bulunya, yang tidak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya, dari
banyaknya bulunya. Maka kami berkata: ‘Celaka, apakah kamu ini?’ Ia menjawab:
‘Aku adalah Al Jassasah.’ (tanpa menjawab) ia berkata: ‘Pergilah kalian kepada
seorang laki-laki yang berada di biara itu, karena ia sangat menginginkan
berita-berita yang kalian bawa. Lalu kami segera menuju tempat kamu ini, maka
kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan.’ Ia
(laki-laki besar yang terikat itu) berkata: ‘Beritakanlah kepada saya tentang
pohon-pohon kurma yang ada di daerah Baisan.’ Kami berkata: ‘Tentang apa yang
ingin kamu tanya darinya?’ Ia berkata: ‘Saya menanyakan apakah pohon-pohon
kurma itu tetap berbuah?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Adapun pohon-pohon
kurma itu, maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.’
Kemudian ia berkata lagi: ‘Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia.’ Mereka
berkata: ‘Tentang apakah yang ingin kamu tanyakan perihalnya?’ Ia bertanya:
‘Apakah ia tetap berair?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Adapun airnya, maka
ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.’ Kemudian ia berkata lagi: ‘Beritakanlah
kepada saya tentang mata air Zugar’ Mereka berkata: ‘Tentang apa yang ingin
kamu tanyakan perihalnya?’ Ia bertanya: ‘Apakah di sana masih ada air dan
apakah penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air
Zugar itu?’ Kami katakana kepadanya: ‘Benar, ia berair banyak dan penduduknya
bertani dari mata air tersebut.’ Lalu ia berkata lagi: ‘Beritakanlah kepada saya
tentang nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat?’ Mereka menjawab:
‘Dia telah keluar dari Mekkah menuju Madinah.’ Lalu ia bertanya: ‘Apakah ia
diperangi oleh orang-orang Arab?’ Kami menjawab: ‘Ya.’ Ia bertanya: ‘Apakah
yang ia lakukan terhadap mereka?’ Maka kami memberitahukan kepadanya, bahwa ia
(nabi itu) telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka
menaatinya.’ Lalu ia berkata: ‘Apakah itu semua telah terjadi?’ Kami menjawab:
‘Ya.’ Ia berkata: ‘Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya
dan sungguh saya akan mengatakan kepada kalian tentang diri saya, saya adalah
Al Masihuddajjal dan sesungguhnya saya hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka
saya akan keluar dan berjalan di muka bumi, dan tidak ada satupun kampong
(negeri) yang tidak akan kumasuki dalam waktu 40 malam selain Mekkah dan
Thibah. Maka kedua negeri itu adalah terlarang untuk saya, dimana setiap kali
aku ingin memasuki salah satu dari kedua negeri itu, saya dihadang oleh seorang
malaikat yang di tangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk
menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan di setiap celahnya terdapat
malaikat yang menjaganya.’’ Ia (Fathimah si perawi hadits) berkata: ‘Rosululloh
saw. bersabda sambil menghentakkan tongkatnya di atas mimbar: ‘Inilah Thibah,
inilah Thibah, inilah Thibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah
menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ Orang-orang (para sahabat)
menjawab: ‘Benar.’ Beliau saw. berkata: “Saya tertarik dengan apa-apa yang dikatakan
oleh Tamim Ad Dari, karena ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah aku
sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Mekkah. Bukankah ia (tempat Dajjal)
terletak di laut Syam atau laut Yaman?’ Dimana Rosululloh
mengisyaratkan tangannya ke arah timur. Ia (Fathimah) berkata: Hal ini saya hafalkan dari
Rosululloh saw.’” (HR. Muslim dari Fathimah binti Qais dalam kitab Al Fitan.
Riwayat Ahmad dari Abu Hurairoh dan ‘Aisyah. Riwayat Ibnu Majjah dari Fathimah
dan riwayat Abu Dawud dengan sanad hasan dari Jabir), (HR. shohih Muslim dari Amir bin Syarahil dari
Fathimah binti Qais, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani,
hadits no. 2054, hal-1059-1062, terbitan Gema Insani).
“…Sesungguhnya
aku tertahan oleh perbincangan Tamim Ad-Dari mengenai seorang lelaki yang
berada di tengah pulau kecil dari gugusan pulau-pulau, ‘Ketika aku tengah
bersama seorang perempuan berambut panjang. Aku bertanya kepada perempuan itu,
’Siapakah kamu?’ Perempuan itu menjawab, ‘Aku adalah Al Jassasah. Pergilah kamu
ke istana itu….’’” (HR.
shohih Muslim dari Fathimah binti Qais, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4325, hal-50-51, terbitan Pustaka
Azzam).
“…Di saat
senja, mereka terdampar di sebuah pulau, lalu mereka duduk di dekat kapal
tumpangan mereka dan setelah itu bergegas memasuki pulau tersebut. Tiba-tiba
mereka dihadang oleh hewan melata raksasa berbulu lebat. Mereka berkata,
‘Celakalah kamu, siapakah kamu?’ Hewan itu menjawab, ‘Akulah Al Jassasah.
Pergilah kalian menemui seorang lelaki yang berada di istana itu, karena ia
sungguh ingin mendengar berita dari kalian.’…’” (HR. shohih Muslim dari Fathimah binti Qais, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4326,
hal-52-53, terbitan Pustaka Azzam).
“Kemudian Dajjal berangkat menuju kota Madinah tersebut,
maka ia menemukan di setiap celah masuk ke kota itu maka malaikat yang
menghunus pedang tajam yang berkilau, lalu ia berhenti di sebuah tanah tandus di
lereng bukit dan mendirikan kemah-kemah, kemudian bergetarlah kota Madinah 3
kali guncangan, setelah tidak ada satu pun orang munafik laki-laki, munafik
perempuan, orang-orang fasik laki-laki dan orang-orang fasik perempuan kecuali
ia pergi bergabung kepadanya (Dajjal), itulah hari pembebasan.” (HR. shohih
Ahmad dalam Musnadnya. Al Haitsami berkata dalam kitabnya Al Majma, bahwa para
perawinya adalah para perawi hadits shohih), (HR. shohih Muslim dari Anas bin Malik, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2055, hal-1062,
terbitan Gema Insani).
“Sesungguhnya
Dajjal akan keluar karena suatu kemarahan.” (HR. Muslim dan Ahmad dari
Hafshah).
“Maka ia menghembuskan nafas panjang tiga kali.” (HR. Ahmad
dalam musnadnya. Riwayat Hakim, dan di dalam sanadnya ada kritikan).
“…Kemudian akan
keluar Dajjal membawa sungai (dalam riwayat lain lautan yang berisi air) dan
parit-parit dari api (dalam riwayat lain sungai yang berisi api. Barangsiapa terjatuh ke dalam parit api Dajjal tersebut,
maka ia akan diberi pahala dan dosa-dosanya pun akan diampuni. Dan barangsiapa
terjatuh ke dalam sungai yang dibawa Dajjal, mala ia berdosa dan akan diangkat
semua pahala kebaikannya.” (HR. shohih Abu Daud dari Subayi’ bin Khalid hadits no. 4244, hal-4-5, HR.
shohih muttafaq ‘alaih dari Rib’i bin Hirasy dari Hudzaifah dan Abu Mas’ud
hadits no. 4315 hal-44-45, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani,
jilid 3, terbitan Pustaka Azzam).
“Sungguh, orang-orang akan berlarian ke gunung-gunung
untuk menjauhkan diri dari fitnah Dajjal. Ummu Syarik bertanya, ‘Ya Rosululloh,
ketika itu orang-orang Arab di mana?’ Rosululloh
menjawab, ‘Ketika itu mereka sedikit.’” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi dari
Ummu Syuraik), (HR. shohih Muslim dari Ummu Syarik , dalam Ringkasan
Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2057, hal-1062-1063, terbitan
Gema Insani).
“Ternyata ia adalah seorang laki-laki yang berbadan
besar, merah, berambut keriting dan bermata sebelah.” (HR. Bukhari dari Ibnu
‘Umar dalam kitab Al Fitan, bab Dzikruddajjal. Al Hafizh Ibnu Hajar: “Dalam hadits
riwayat Thabrani dari ‘Abdullah Ibnu Mughfal disebutkan, bahwa dajjal tersebut
berkulit coklat, dan berambut keriting. Hal ini menunjukkan, bahwa ia berkulit
coklat murni dan hal ini tidak manafikan untuk mensifakannya dengan warna
merah,” hal. 97).
“Sesungguhnya Al Masihuddajjal adalah seorang laki-laki
yang pendek, ujung telapak kakinya berdekatan, sedangkan tumitnya berjauhan,
berambut keriting, bermata sebelah dengan mata yang terhapus.” (HR. Abu Dawud
dari Ubadah Ibnu Shamit. Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Sedangkan sanadnya
adalah baik (jayyid), sebagaimana yang dikatakan oleh Albaani dalam kitab
Takhrij Al Misykat), (HR.
shohih Abu Daud dari Ubadah bin Shamit, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4320, hal-46-47, terbitan Pustaka
Azzam).
“Sesungguhnya kepala dajjal itu dari belakang terlihat
tebal dan berkelok-kelok.” (Hadits shahih riwayat Ahmad dari Hisyam bin ‘Amir).
“Sungguh aku benar-benar akan memperingatkan kamu akan
bahayanya (Dajjal), tidak ada satu nabi pun, kecuali ia memperingatkan kaumnya
(akan fitnahnya) dan Nuh juga telah memperingatkan kaumnya, akan tetapi kau
akan mengatakan kepada kalian suatu perkataan yang belum pernah dikatakan oleh
para nabi sebelum aku terhadap kaum mereka, sesungguhnya ia bermata sebelah dan
Alloh bukanlah bermata sebelah (bermata satu). (HR. Bukhori, Muslim, Abu Dawud
dan Tirmidzi dari Ibnu Umar), (HR. shohih Muttafaq ‘Alaih dari Anas bin Malik hadits no. 4316 hal-45, HR.
Hakim dalam Al Mustadrak, Ad Dailami dalam Al Firdaus, hadits no. 4317 hal 46, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, terbitan Pustaka
Azzam).
“Sesungguhnya
dajjal itu terhapus matanya yang sebelah kiri.” (Hadits shahih riwayat Ahmad
dari Anas dan Abu Hudzaifah. Lihat pula kitab Al Jami’ Ash Shagir karya Imam
Suyuthi).
“Pada matanya yang sebelah kanan, seakan-akan ia adalah
satu biji anggur yang terapung.” (HR. Bukhari dalam kitab Shahihnya dari Ibnu
‘Umar, kitab Al Fitan bab Dzikruddajjal).
“Bukankah sesungguhnya ia itu bermata sebelah, dan
tertulis diantara kedua mata dajjal itu kata kafir, yang dapat dibaca oleh
setiap Mu’min.” (Muttafaqun ‘alaih dari hadits Anas), (HR. shohih Muslim dari Anas bin Malik, dalam
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4318,
hal-46, terbitan Pustaka Azzam).
Dan dalam riwayat yang lain dinyatakan: “Tertulis diantara dua matanya huruf kaf, fa’ dan ra’.”
(HR. Tirmidzi dari Anas. Dan di dalam Ash Shahihah karya Albaani nomor 2457).
“Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah saw. berapa lama ia
(dajjal) berada di bumi?” Beliau menjawab: “40 hari, satu hari darinya sama
dengan satu tahun, dan satu hari lagi sama dengan satu bulan dan satu hari lagi
sama dengan satu minggu sedangkan sisa hari-hari tersebut adalah sama dengan
hari-hari biasa mereka.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah saw., pada suatu
hari yang sama lamanya dengan satu tahun tersebut apakah cukup bagi kami untuk
shalat sehari (lima waktu saja)?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menjawab: “Tidak, perkirakanlah olehmu hari-hari tersebut.” (HR. Muslim dalam kitab
Shahih Muslim), (HR.
shohih Muslim dari An-Nawwas bin Sam’an, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no.4321, hal-47-48, terbitan Pustaka
Azzam).
“Sesungguhnya
dajjal akan mencapai semua tempat, kecuali 4 mesjid: Masjidil Haram, Mesjid
Madinah, Mesjid Thursina dan Masjidil Aqsha.” (HR. Nu’aim bin Hammad).
56.
Turunnya
Nabi Isa as., peperangan Kaum Muslimin melawan Yahudi dan pembunuhan Dajjal
serta seluruh kaum Yahudi dan Hewan-hewan dan makhluk mati akan berbicara
dengan manusia
“Suatu kelompok
dari umatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara terang-terangan sampai
hari kiamat, sehingga turunlah ‘Isa bin Maryam, maka berkatalah pemimpin mereka
(pemimpin umat Islam): ‘Kemarilah dan imamilah sholat kami.’ Ia menjawab:
‘Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah (ditentukan) sebagai pemimpin
terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Alloh
kepada umat ini (umat Islam).’” (HR. Muslim dalam kitab Al Fitan dan riwayat
Ahmad dari Abu Hurairoh), (HR. shohih Muslim dari Jabir bin
Abdullah, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no.
2061, hal-1064, terbitan Gema Insani).
““Isa
bin Maryam akan turun di menara putih (Al Mannaratul Baidha’), di Timur Damsyik.”
(Hadits shahih riwayat Thabrani dari Aus bin Aus).
“Tidak ada seorang Nabi pun antara aku dengan ‘Isa dan
sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah
melihatnya, maka ketahuilah; bahwa ia adalah seorang laki-laki yang berpostur
tubuh sedang (tidak tinggi dan tidak pendek), berkuit putih kemerah-merahan,
dia akan turun dengan memakai 2 lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah,
kepalannya seakan-akan meneteskan air walaupun ia tidak basah.” (Hadits shahih
riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah. Dalam kitab Ash Shahihah Albaani nomor
2182).
“Ketika ia (dajjal) berbuat seperti itu, maka Allah pun
mengutus Isa bin Maryam. Ia akan turun di menara putih yang terletak di Timur
Damsyik dengan memakai 2 pakaian kuning (pakaian dasar dan pakaian pelapis)
yang dicelup dengan wangi-wangian, sambil meletakkan 2 telapak tangannya di
atas sayap-sayap 2 malaikat apabila ia mengangguk-anggukan kepalanya, maka
jatuhlah tetesan air dan apabila ia mengangkat kepalanya maka jatuhlah darinya
butir-butir seperti mutiara.” (Sebagian dari teks hadits riwayat Muslim pada
kitab Al Fitan dari An Nawwas bin Sam’an).
“...Ia akan tinggal di dunia selama 40 tahun, kemudian ia
meninggal dunia lagi dan kaum muslimin pun menyolatinya.” (HR. shohih Abu Daud dari Abu Hurairoh,
dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4324,
hal-49-50, terbitan Pustaka Azzam).
“Ketahuilah, apakah ‘Isa adalah seorang laki-laki yang
telah sampai kepadanya ucapan-ucapanku ? Akan tetapi, nanti ia akan meletakkan
tangannya di atas kursinya seraya berkata: ‘Petunjuk diantara kami dan kamu
adalah kitabulloh. Apa saja yang kami temukan halal di dalamnya, maka kami akan
menghalalkannya. Dan apa saja yang kami temukan haram di dalamnya, maka kami
akan mengharamkannya. Dan sesungguhnya apa-apa yang diharamkan oleh Rosululloh
adalah seperti yang diharamkan oleh Alloh.’” (HR. Tirmidzi dari Miqdam, riwayat
Ad Darami, hadits shohih. Dishohihkan oleh Albani dalam kitab Al Misykat nomor
163).
“Demi yang diriku berada di tangannya, sungguh Ibnu
Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin adil, maka ia
akan menghancurkan salib, membunuh babi, menolak upeti, melimpahkan harta
sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian (hibah), dan sehingga
satu kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya.” (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Majjah dari Abu Hurairah), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2059, hal-1063-1064,
terbitan Gema Insani).
“Demi Dzat yang diriku berada di tangannya, sungguh Ibnu
maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji
atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Abu
Hurairah. Dalam Ash Shahihah Albaani nomor 2457).
“Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, tidak akan
terjadi kiamat, sehingga binatang buas akan berbicara dengan manusia, dan
seorang laki-laki akan berbicara dengan gantungan cemetinya, tali sandalnya dan
pahanya akan mengabarkan kepadanya apa-apa yang diperbuat oleh isterinya ketika
ia tidak ada (sedang pergi).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abi Sa’id Al
Khudri).
“Betapa gembiranya kamu apabila telah turun kepada kamu
‘Isa Ibnu Maryam sedangkan imam (pemimpin sholat) kamu adalah berasal dari
kamu.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairoh).
“Dan di belakangnya (‘Isa) sudah berada Dajjal, dimana
besertanya terdapat 70.000 orang Yahudi dengan pedang yang berhias emas dan
berjubah besar yang berwarna hijau. Maka ‘Isa menghadangnya di pintu Timur kota
Lud (di Palestina), lalu ia membunuhnya (Dajjal). Dan Alloh mengalahkan
orang-orang Yahudi, dimana tidak satupun makhluk yang diciptakan oleh Alloh
dapat dijadikan sebagai perlindungan oleh kaum Yahudi, melainkan ia dijadikan
Alloh dapat berkata-kata: ‘Wahai hamba Alloh yang muslim, di sini ada orang
Yahudi, maka kemarilah kamu dan bunuhlah ia.’ Termasuk dalam obyek seruan
tersebut adalah pepohonan, bebatuan, dinding dan binatang, kecuali pohon
Ghardaqah, dimana sesungguhnya ia adalah pohon mereka yang tidak akan
berkata-kata.” (HR. Ibnu Majjah dan Ibnu Khuzaimah dan shohih menurut Syaikh
Nashiruddin Albani dari Abu Umamah)
“Bahkan pepohonan dan bebatuan akan berseru; ‘Wahai
Ruhullah (yang dimaksud adalah ‘Isa bin Maryam), di sini ada orang Yahudi.’
Maka ia tidak akan menyisakan satupun dari para pengikutnya yang sesat itu,
kecuali dibunuhnya.” (HR. Ahmad dan Hakim dari Jabir).
“Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga kaum muslimin
memerangi orang-orang Yahudi. Maka merekpun ditumpas oleh kaum muslim sehingga
apabila orang-orang Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pepohonan, maka
batu dan pohon itu akan berkata: “Wahai kaum muslimin, wahai hamba Alloh, ini
orang Yahudi ada di belakangku, datanglah ke sini dan bunuhlah ia. Kecuali pohon
Ghardaqah, dimana sesungguhnya ia adalah pohon kaum Yahudi.” (HR. Muslim VII/188
dari Abu Hurairoh, Bukhori IV/51, Lu’lu’ wa al-Marjan III/308).
“Sehingga pohon dan batu memanggil : ‘Wahai ruh Alloh
(nama panggila untuk ‘Isa bin Maryam) di sini ada Yahudi.’ Maka tidak ada
satupun pengikut-pengikutnya (Dajjal) yang tidak dibunuh oleh ‘Isa.” (HR. Ahmad
dalam Musnad nomor 3;367, dan sanadnya terdapat ‘an’anah Abu Zubair, yangmana
ia adalah mudallis hadits. Juga diriwayatkan oleh Al Hakim. Al Hafizh Ibnu Katsir
telah berkata dalam kitab Al Fitan wa Al Malahim: ”Hadits ini diriwayatkan oleh
lebih dari satu ulama hadits dari Ibrahim bin Thahman, yangmana ia adalah
tsiqoh (terpercaya) dan waro’.”).
55. Munculnya Ya’juj dan
Ma’juj
“ Kami biarkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) di hari itu[1] bercampur aduk antara satu dengan yang
lain, Kemudian ditiup lagi[2] sangkakala, lalu kami kumpulkan mereka itu
semuanya” (QS. Al Kahf 18:99)
[1] Maksudnya: di
hari kehancuran dunia yang dijanjikan oleh Allah.
[2] Maksudnya: tiupan
yang kedua yaitu tiupan sebagai tanda kebangkitan dari kubur dan pengumpulan ke
padang Mahsyar, sedang tiupan yang pertama ialah tiupan kehancuran alam ini.
“ Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj,
dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang Tinggi..” (QS. Al
Anbiya’ 21:96)
“Wahai Adam! Maka ia menjawab: ‘Aku penuhi panggilan-Mu dengan
segala kerendahan dan kebaikan hanya ada pada-Mu.’ Maka Alloh berkata: ‘Apakah
sudah keluar Ba’tsunnur?’ Adam bertanya: ‘Apakah Batsunnur itu?’ Alloh
menjawab: ‘Di tiap-tiap 1000 orang ia ada 999 orang. Apabila ia sudah keluar,
maka ketika itu anak kecil akan beruban dan setiap wanita hamil akan
melahirkan, dan engkau akan melihat manusia dalam keadaan mabuk. Sebetulnya
mereka tidaklah mabuk, akan tetapi (mereka terlihat seperti orang-orang yang
mabuk) karena adzab Alloh itu sangat pedih.’ Para sahabat bertanya: ‘Ya
Rosululloh, yang manakah diantara kami yang satu (1000-999) itu?’ Beliau saw.
Menjawab: ‘Bergembiralah kamu, karena sesungguhnya seorang laki-laki dari kamu
adalah sama dengan 1000 orang dari Ya’juj dan Ma’juj.’” (HR. Bukhori dalam
kitab Al Fitan, kitab Al Anbiya’, bab kisah Ya’juj dan Ma’juj, dari Abu Sa’id
Al Khudri).
“La Ilaha Illalloh, celakalah orang-orang Arab akibat
bencana yang sudah mendekat, pada hari ini hampir saja pembukaan (pelobangan)
dinding Ya’juj dan Ma’juj selesai seperti ini. Beliau saw. Melingkarkan ibu
jari dengan telunjuknya. Lalu bertanyalah Zainab binti Jahsyin: ‘Wahai
Rosululloh, apakah kita akan hancur sedangkan diantara kita terdapat
orang-orang yang sholeh?’ Beliau menjawab: ‘Ya, apabila sudah banyak terjadi
kemaksiatan (dosa).’” (HR. Bukhori dan Muslim dari Fathimah bin Jahsyin ra.).
“Dinding Ya’juj dan Ma’juj akan terbuka, maka mereka akan
menyerang semua manusia sebagaimana firman Alloh di QS. Al Anbiya 21:96. Maka
mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum muslim akan berlarian dari mereka
ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, kemudian mereka mengambil
binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj)
meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebagian mereka melewati sebuah
sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan ketika
sebagian yang lain dari mereka metewati sungai yang sudah kering tersebut, maka
mereka berkata: ‘Dulu di sini pernah ada air.’ Dan apabila tidak ada lagi
manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau benteng, maka
berkatalah salah seorang dari mereka: ‘Mereka-mereka penduduk bumi sudah kita
habisi, maka yang tertinggal adalah penduduk langit,’ kemudian salah seorang
dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan
berlumur darah yang menunjukkan suatu bala dan fitnah. Maka tatkala mereka
sedang asyik berbuat demikian, Alloh swt. Mengutus ulat belalang yang keluar
dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu
nafas pun. Setelah itu kaum muslim berkata: ‘Apakah ada seorang laki-laki yang
mau menjual dirinya untuk kami (berani mati) untuk melihat apa yang sedang
dilakukan oleh musuh kita ini?’ Maka majulah salah seorang dari mereka dengan
perasaan (menganggap) bahwa ia telah mati, kemudian dia menemui bahwa mereka
semua telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (berhimpitan),
maka laki-laki trsebut menyeru: ‘Wahai semua kaum muslim bergembiralah kamu
sesungguhnya Alloh swt. sendiri sudah membinasakan musuhmu,’ maka merekapun
keluar dari kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka
ke padang-padang rumput kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh
daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh)
seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah dipotong.” (HR. Shohih
Ahmad, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban dan Hakim dari Abu Sa’id).
“Adapun jumlah mereka adalah sangat besar yang tidak
dapat dihitung seperti semut atau belalang karena terlalu banyaknya, sehingga
kaum muslim akan menyalakan api selama 7 tahun untuk berlindung dari
penyerangan Ya’juj dan Ma’juj, para pemanah dan perisai mereka.” (HR. Shohih
Ibnu Majjah dari An Nawwas. Dalam Ash Shahihah Albani nomor 1940).
56. Penaklukan Roma (Italia)
“Kota
manakah yang lebih dahulu akan ditaklukan, Konstantin atau Roma? Maka beliau
saw. menjawab: Kota Heraklius akan ditaklukan pertama kali.” (HR Ahmad 2/176 dan Ad Daarami dari ‘Abdullah Bin Umar. Dan
dishohihkan oleh Al Hakim serta disetujui oleh Adz Dzahabi. Telah berkata
Albani: “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh Al Hakim dan Adz Dzahabi.”).
57. Bumi Arab akan kembali menjadi kebun-kebun dan
sungai-sungai
“Tidak akan berdiri kiamat sehingga harta akan banyak dan
melimpah sehingga seorang laki-laki yang mengeluarkan zakat tidak akan
menemukan orang yang menerimanya dan sehingga bumi ‘Arab kembali menjadi
kebun-kebun dan sungai-sungai.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah).
58. Munculnya Qahthani sebagai pengganti Imam
Mahdi
“Setelah zamanku, akan muncul para khalifah, dimana
setelah para khalifah akan muncul para amir, dan setelah para amir akan muncul
para raja. Setelah para raja akan muncul para diktator, kemudian muncullah
seorang laki-laki yang berasal dari umatku yang akan memenuhi bumi dengan
keadilan, sebagaimana ia sebelumnya dipenuhi oleh kezhaliman. Kemudian setelah
itu memerintah pula Al Qahthani. Maka demi Dzat yang telah mengutusku dengan
kebenaran, kedudukannya tidaklah di bawah darinya (dari Al Mahdi).” (HR. Imam
Ath Thabrani dalam kitab Al Kabir, Ibnu Mandah, Abu Nu’aim dan Ibnu ‘Asakir dan
hadits ini juga disebutkan oleh Ibnu Hajar Al ‘Asqalani dalam kitab Fathul
Baari, Juz 13 kitab Al Ahkam hal. 214 dari Qais bin Jabir Ash Shadafi dari
ayahnya dari kakeknya dengan marfu’).
“Kiamat tidak
akan terjadi kecuali setelah seorang laki-laki keluar dari Qahthan yang
menggiring manusia dengan tongkatnya.” (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2018, hal-1032,
terbitan Gema Insani).
59. Terbitnya matahari dari
tempat terbenamnya
“Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat
kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu.
Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman
seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat
kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kami pun menunggu.” (QS.
Al An’am 6:158), (HR.
shohih Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairoh, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M.
Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4312, hal-43-44, terbitan Pustaka
Azzam).
“Apakah kamu tau ke manakah matahari ini akan pergi?
Sesungguhnya ia adalah berjalan sehingga ia sampai ke suatu tempat di bawah
Arasy, maka ia segera bersujud, ia selalu dalam keadaan sujud sehingga
dikatakan kepadanya: ‘Naiklah kamu dan kembalilah ke tempat datangmu,’ maka ia
pun terbit dari tempat terbitnya, kemudian ia berjalan sehingga ia sampai ke
suatu tempat di bawah Arasy, maka ia segera bersujud, ia selalu dalam keadaan
sujud sehingga dikatakan kepadanya: ‘Kembalilah kamu ke tempat datangmu,’ maka
ia pun terbit dari tempat terbitnya, kemudian ia terus berjalan dan tak seorang
manusia pun yang mempertanyakannya sehingga ia sampai ke tempat asalnya di
bawah Arasy, maka dikatakan kepadanya: ‘Naiklah dan terbitlah kamu dari tempat
terbenammu,’ maka ia pun terbit dari tempat terbenamnya, apakah kamu tau
kapankah hal itu akan terjadi? Itu akan terjadi pada waktu tidak akan berguna
iman seseorang yang belum pernah beriman sebelumnya atau belum pernah berbuat
baik dengan imannya.” (HR. Muslim dari Abu Dzar).
“Pada malam itu seorang laki-laki akan memanggil
tetangganya: ‘Wahai saudara apakah yang telah terjadi terhadap kita pada malam
ini? Aku telah tidur sampai puas dan aku pun telah sholat sampai penat,’
kemudian dikatakanlah kepadanya (matahari): ‘Terbitlah kamu dari tempat
terbenammu.’ Dan itulah hari yang tidak berguna iman seseorang yang tidak
pernah beriman sebelumnya atau berbuat baik dalam imannya.” (Fathul
Baari, Kitaburriqaq, juz 11, bab Thulu’issyamsi Min Maghribiha. Dan lihat
kitabul-Fitan Wal-Malahim, Zikru Thulu’issyamsi Min Maghribiha. Al Hafizh Al
Baihaqi dalam kitab Al Ba’tsu Wa Annusyur dari Ibnu Mas’ud).
“Aku mendengar
Rosululloh saw. bersabda: ‘Sungguh akan datang kepada manusia suatu malam yang
sama lamanya dengan 3 malam kamu ini, apabila peristiwa itu terjadi maka ia
akan diketahui oleh orang-orang yang sedang berbuat amal sunnah, dimana apabila
salah seorang mereka membaca satu hizib (dari Al Qur’an) kemudian dia tidur,
setelah ia bangun ia pun membaca satu hizib lagi, kemudian ia tidur, dan ketika
mereka melakukan itu, maka orang-orang saling berteriak: ‘Ada apakah ini?’,
maka merekapun lari berlindung ke mesjid-mesjid dan tiba-tiba mereka melihat
matahari sudah terbit dari tempat terbenamnya, sehingga apabila ia telah sampai
di tengah langit, ia pun kembali.” (HR. Al Hafizh Abu Bakar bin Mardawiyah dari ‘Abdullah
bin Abu Aufa).
“Tidak akan
terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia
telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua mereka
akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum
pernah beriman sebelum itu.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat
Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah).
“Sesungguhnya
tanda-tanda kiamat pertama yang akan terjadi adalah terbitnya matahari dari
tempat terbenamnya dan keluarnya seekor binatang kepada manusia pada waktu
Dhuha, yang manapun 2 hal ini yang akan duluan terjadi, maka yang keduanya akan
terjadi dalam waktu yang dekat.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majjah
dari ‘Abdullah bin ‘Umar), (HR. shohih Muslim dari Abdullah bin
Amru, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2053,
hal-1057, terbitan Gema Insani).
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas, oleh Ibnu
Mardawiyah termaktub: “Maka Ubai bin Ka’ab berkata:
‘Maka bagaimana jadinya matahari dan manusia setelah itu?’ Beliau saw.
menjawab: ‘Matahari akan tetap menyinarkan cahayanya dan akan terbit
sebagaimana terbit sebelumnya, dan orang-orang akan menghadapi (tugas-tugas)
dunia mereka, apabila kuda seorang laki-laki melahirkan anaknya, maka ia tidak
akan dapat menunggang kuda tersebut sampai terjadinya kiamat.” (Fathul Baari,
Kitaburriqaq, juz 11, Thulu’issyamsi Min Maghribiha).
“Manusia akan
menetap setelah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya selama 120 tahun.”
(Hadits shahih yang mauquf yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abu Syaibah,
‘Abdul Razzaq dan Ath Thabrani dari Abdullah bin Umar. Al Haitsami telah
berkata bahwa para perawinya adalah tsiqah (terpercaya, wara’ dan berkepribadian
tinggi).
“Sesungguhnya
masa bagi Asyrar (manusia-manusia yang jahat) setelah akhyar (manusia-manusia
yang terbaik) adalah selama seratus dua puluh tahun.” (hadits ini dikeluarkan
oleh Abdur Razzaq, Ibn Abu Syaibah dan Na’im dalam kitab Al Fitan, sanadnya
adalah shohih) (Umur
Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad
Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 325).
“3 perkara yang
apabila ia keluar, maka ia tdak akan bermanfaat (tidak akan dapat menolong)
iman seseorang yang belum pernah beriman sebelumnya yaitu; Dajjal, binatang
bumi dan terbitnya matahari dari tempat terbenamnya.” (hadits marfu’ yang
dishohihkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairoh).
60. Keluarnya binatang bumi
“Dan apabila
perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami
keluarkan makhluk bergerak yang bernyawa dari bumi yang akan mengatakan kepada
mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (QS. An Naml
27:82).
“Binatang bumi
itu akan keluar dengan membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman, maka ia akan
mencap hidung orang kafir dengan tongkat dan akan membuat terang wajah orang Mu’min dengan cincin,
sehingga dengan demikian apabila telah berkumpul beberapa orang yang makan di
suatu meja hidangan, maka salah seorang dari mereka akan berkata: “Makanlah ini
wahai orang Mu’min. Dan makanlah ini wahai orang kafir.” (HR. Abu Dawud, Ath
Thayalisi, Ahmad dan Ibnu Majjah, semua riwayat tersebut berasal dari Hammad
bin Salamah dari Abu Hurairah).
“Segeralah kamu
berbuat baik sebelum ada 6 hal : 1) Dajjal, 2) Asap (menjelang kiamat), 3) Makhluk
yang melata di bumi, 4) Terbitnya matahari dari barat, 5) Kehancuran total
(kiamat), 6) Kematian pribadimu.” (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2039, hal-1043, terbitan Gema Insani).
‘Abdullah bin Amru bin
‘Ash berkata bahwasanya binatang ini adalah Al Jassasah yang pernah disebut
dalam hadits Tamimuddary (atau disebut Tamim Ad Dari : adh Dhoif / al Fakir)
(Lihat Syarah An Nawawi atas shohih Muslim).
61. Peruntuhan Ka’bah
“…Karena harta
terpendam Ka’bah tidak akan mampu dikeluarkan kecuali oleh Dzul Suwaiqatain
(lelaki dengan betis lemah) yang datang dari Habasyah.” (HR. hasan
Abu Daud dari Abdullah bin Amr, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin
Al-Bani, jilid 3, hadits no. 4309, hal-41, terbitan Pustaka Azzam).
“Ka’bah akan
dihancurkan oleh Suwaiqatain (seorang yang berbetis kecil) dari negeri
Habsyah.” (Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairah), (HR. shohih Muslim
dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani,
hadits no. 2032, hal-1039, terbitan Gema Insani).
“Seakan-akan
aku berada di dekatnya, dia itu hitam dan pengkor, yang sedang meruntuhkannya
(Ka’bah) batu demi batu.” (Muttafaq ‘Alaih dari Ibnu ‘Abbas).
62. Keluarnya asap
Tanda besar kiamat ini sekaligus akan
menjadi penghabisan dari umur umat Islam. Dimana Alloh akan mencabut setiap roh
kaum muslimin, bahkan walaupun hanya memiliki keimanan sebesar biji dzaroh. Dengan
penghabisan umat Islam ini menjadikan umat Islam tidak mengalami kiamat, sehingga
yang mengalami kiamat hanyalah orang yang tidak ada iman di hatinya.
“Islam akan lenyap sebagaimana lunturnya warna kain,
sehingga orang tidak akan tau lagi apakah itu puasa, apakah itu sholat, apakah
itu haji, kemudian kitabulloh diangkat ke langit pada suatu malam, maka tidak
akan ada di bumi ini satu ayat pun, dan tersisalah beberapa kelompok dari
manusia yang terdiri dari orang-orang yang tua renta dan pikun yang berkata:
‘Kami menemukan nenek moyang kami mengucapkan kalimat ini, mereka mengatakan: ‘La
Illaha Illalloh.’’” (HR. shohih Ibnu Majjah, Hakim dari Abu Hudzaifah. Dalam
kitab Shahihah Albani nomor 87).
“Di pintu gerbang (menjelang) hari kiamat akan datang
angin yang akan mencabut ruh-ruh setiap Mu’min.” (HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi
dan Ibnu Majjah dari An Nuwas Ibnu Sam’an), (HR. shohih Muslim dari Aisyah, dalam Ringkasan
Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2013, hal-1030, terbitan Gema
Insani).
“Sesungguhnya Allah akan mengutus suatu angin yang lebih
lembut dari sutra dari arah Yaman atau arah selatan. Maka tidak seorangpun yang
akan dia sisakan dari orang-orang yang masih ada iman di hatinya walaupun
seberat biji kecuali akan dicabut rohnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah. HR.
Hakim, dan dalam shahihah Albaani, nomor 1759), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2021,
hal-1032-1033, terbitan Gema Insani).
“Sesungguhnya Rabbmu telah memperingatkan kamu dengan 3
hal. (pertama): Asap yang akan mengakibatkan kepada orang Mu’min seperti demam
dan kepada orang kafir sehingga ia melepuh (pecah) dan keluar asap dari setiap
telinganya, yang kedua adalah binatang, yang ketiga adalah Dajjal.”
(Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dan diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Malik Al
Asy’ari dan sanadnya adalah jayyid).
Telah berkata Ibnu Abi
Hatim dari Ali bin Abu Tholib: “Sebelum
selesai tanda asap, maka ia akan mengakibatkan kepada orang-orang mu’min
seperti demam dan akan melepuhkan orang-orang kafir sampai pecah.” (Tafsir Ibnu
katsir, surat Ad Dukhkhan).
“Siang dan malam tidak akan hilang sehingga disembah
(lagi) Allata dan Al’uzza (Tuhan-tuhan berhala dari kaum musyrikin Mekkah)
kemudian Alloh akan mengutus angin yang harum, maka ia akan mewafatkan semua
orang yang ada di dadanya iman walaupun sebesar biji bayam, maka yang tersisa
setelah itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai kebaikan, maka mereka akan
kembali kepada agama nenek moyang mereka.” (HR. Muslim dari
‘Aisyah).
Dari hadits-hadits di atas kita
dapat mengetahui bahwa umat Islam mempunyai batas waktu (umur), batas waktu
tersebut ditandai dengan keluarnya asap yang juga menjadi salah satu tanda
kedekatan datangnya kiamat. Di
makalah ini kita akan coba uraikan perhitungan para ulama akan kedatangan asap
sebagai tanda umur umat Islam.
Perhitungan di sini
hanyalah sekedar perkiraan para ulama yang mengacu pada hadits-hadits
Rosululloh saw. Tetapi ketepatan terjadinya hanyalah Alloh swt. yang
mengetahui, karena Alloh swt. adalah Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha
Menguasai takdir. Dalam perhitungan ini maka tidak sembarangan orang bisa
memperhitungkannya, karena dibutuhkan orang-orang yang memang ahli di
bidangnya. Karena itu di makalah ini kami akan coba uraikan prhitungan
ulama-ulama besar yang memang sudah menjadi rujukan umat Islam di seluruh
penjuru dunia. Semoga makalah ini mudah dipahami oleh pembaca.
PENGHITUNGAN UMUR UMAT ISLAM
Dari
Abdullah Ibn ‘Umar ra., bahwa beliau mendengar Rosululloh saw. bersabda,
“Sesungguhnya menetapmu dibandingkan dengan umat-umat sebelum kamu adalah
seperti waktu antara sholat Ashar sampai terbenamnya matahari, Ahli Taurat
(Yahudi) telah diberikan kepada mereka kitab Taurat kemudian mereka mengamalkan
kitab tersebut, sehingga apabila telah sampai waktu tengah hari mereka pun
lemah untuk mengamalkannya, lalu mereka diberi ganjaran oleh Alloh swt.
masing-masing satu qirath.” (HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Umur Umat
Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 298).
Dari Abu
Musa ra. dari Nabi saw., “Permisalan antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi dan
kaum Nashrani adalah seperti seorang laki-laki (kaya) yang mengupah suatu kaum
untuk melakukan sebuah pekerjaan untuknya sampai malam, akan tetapi kaum
tersebut hanya bekerja sampai tengah hari dan mereka berkata kepada laki-laki
tersebut: ‘Kami tidak memerlukan gaji yang kamu berikan.’ Kemudian laki-laki
itu mengupah suatu kaum yang lain dan berkata: ‘Sempurnakanlah pekerjaan ini
sampai penuh hari ini dan kamu akan mendapatkan gaji seperti yang aku
syaratkan.’ Kemudian kaum tersebut hanya bekerja sampai waktu sholat ‘Ashar dan
berkata: ‘Ambillah olehmu apa-apa yang kami kerjakan.’ Kemudian laki-laki
tersebut mengupah suatu kaum yang lain, maka merekapun bekerja sampai penuh
hari tersebut sehingga terbenam matahari dan mereka mendapatkan gaji dua kaum
sebelum mereka.” (HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Umur Umat Islam
Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 299).
Cara Penghitungan Pertama Al
Hafizh Ibn Hajar
Al Hafizh Ibn Hajar
dalam kitabnya bernilai Fathul Baari menunjukan bahwa masa umat ini (umat
Islam) adalah lebih dari seribu tahun, karena hadits tersebut
menerangkan, bahwa masa umat Yahudi adalah sama dengan masa umat Nashrani
ditambah dengan masa umat Islam, sedangkan para sejarawan bersepakat,
bahwa masa kaum Yahudi sampai diutusnya Nabi Muhammad saw. adalah lebih dari 2000
tahun, sedangkan masa (umur) umat Nashrani adalah 600 tahun (Fathul
Baari, kitab Al Ijarah)
Kemudian Al Hafizh Ibn
Hajar juga berkata: “Hadits tersebut juga mengisyaratkan tentang pendeknya masa yang tertinggal dari (umur) dunia.” (Fathul
Baari, kitab Al Ijarah)
Dari
Salman Al Farisi, “Masa-masa antara ‘Isa dan Muhammad saw. adalah selama 600
tahun.” (HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Shohih Bukhori, kitab Manaqib Al
Anshar) (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin
Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 303).
Dengan mengetahui bahwa
umur umat Yahudi dan umur umat Nashrani adalah lebih dari 2000 tahun, sedangkan
umur umat Nashrani adalah 600 tahun, maka umur umat Yahudi sama dengan 2000
tahun dikurangi 600 tahun sama dengan 1400 tahun lebih dan para ahli
sejarah menerangkan bahwa kelebihan tersebut adalah lebih dari 100 tahun,
oleh karena itu tepatnya umur umat Yahudi adalah 1500 tahun lebih sedikit.
Dan dengan mengetahui
bahwa umur umat Islam sama dengan umur umat Yahudi dikurangi umur umat
Nashrani, maka bilangan umur umat Islam adalah sama dengan 1500 tahun dikurangi
600 tahun sama dengan 900 tahun lebih sedikit ditambah 500 tahun sama dengan
1400 lebih sedikit.
Tambahan 500 tahun ini
terdapat dalam sebuah hadits marfu’ dari Sa’ad bin Abu Waqqash: Telah bersabda
Rosululloh saw.,
“Sesungguhnya
saya berharap bahwa umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan
mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari.” Kemudian Sa’ad
ditanya: ‘Berapakah lamanya setengah hari itu?’ Ia menjawab: ‘Lima ratus
tahun.’” (hadits shohih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Al Hakim, dan
Abu Na’im dalam kitabnya Al Hilyah. Dan hadits ini dishohihkan oleh Al Albani
dalam kitab Ash Shahihah nya, no. 1643 dan dalam kitab Shahihul Jami’) (Umur
Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad
Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 303).
Imam As Suyuthi
dalam kitab beliau yang berjudul Al-Kassaf ketika menerangkan tentang keluarnya
Imam Mahdi, dia berkata: “Hadits-hadits hanya menunjukan bahwa: ‘Masa-masa
(umur) umat ini (umat Islam) lebih dari 1000 tahun dan tambahannya sama
sekali tak lebih dari 500 tahun.’” (dalam kitab Risalatul Kasyfi ‘An
Mujawazati Hazih Al Ummah Al Alfa)
Cara Penghitungan Kedua Al
Hafizh Ibn Hajar
Al Hafizh Ibn Hajar telah
menyebut hadits Ibn ‘Umar ra. melalui Mughirah bin Hakim yang berbunyi:
“Apa-apa
yang tersisa bagi umatku dari dunia hanyalah seperti apabila sudah selesai
sholat Ashar.”
Beliau juga menyebut
hadits Ibn ‘Umar dengan lafazh:
“Adalah
kami bersama Rosululloh saw. sedangkan matahari masih tinggi di atas sebuah
lembah setelah sholat Ashar, maka beliau saw. berkata: ‘Tiadalah umur kamu
dibandingkan dengan umur orang-orang yang telah berlalu kecuali seperti apa-apa
yang tersisa dari hari ini dibandingkan dengan yang telah berlalu darinya.’”
(Ibn Hajar berkata: Menurut Ahmad sanad hadits ini adalah hasan). (Umur Umat
Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 320).
Kemudian Al Hafizh Ibn
Hajar berkata: “Dan hadits Ibn ‘Umar ini adalah shohih Muttafaqun ‘Alaih, maka
adalah suatu kebenaran apabila berpegang kepadanya. Dalam hadits ini terdapat
dua tafsiran yaitu:
1. Yang dimaksud dengan permisalan pada hadits tersebut adalah
pendekatan dan bukanlah ia bermaksud kadar yang sebenarnya. Karenanya, dengan
tafsiran ini, hadits ini bersesuaian dengan hadits Sa’ad dan hadits Abu Sa’id
dengan menetapkan kevalidan hadits-hadits ini.
2. Yang dimaksud dengan permisalan dalam hadits tersebut adalah
penghitungan (al hisab), maka dengan tafsiran yang seperti ini kita harus
mendahulukan hadits Ibnu ‘Umar karena ia adalah hadits shohih dan ia menunjukan
bahwa masa umat ini adalah kira-kira seperlima (1/5) hari.” (Teks Kitab Fathul
Baari, Juz. 11) (1/5 adalah hitungan dari Shubuh sampai Maghrib, maka waktu
tinggal seperlima lagi: adh Dhoif / al Fakir).
Perhitungan umur umat
Islam berdasarkan perkataan Ibn Hajar adalah:
a. Masa umur umat Islam dibandingkan dengan keseluruhan umur dunia
adalah = (kira-kira) seperlima.
Jadi, umur umat Islam = 1/5 X 7000 tahun = 1400 tahun (kira-kira).
Cara Penghitungan Ketiga Al
Hafizh Ibn Hajar
Al Hafizh Ibn Hajar telah
berkata pada bab Mawaqitusshalah tentang riwayat dalam kitabuttauhid, yang pada
intinya mengatakan bahwa umur umat Yahudi lebih panjang dari umur umat Islam,
alasannya karena mereka (kaum Yahudi) memperbandingkan banyaknya pengikut
mereka dengan panjangnya masa kaum Yahudi karena mereka beriman dengan Nabi
Musa dan ‘Isa, hal ini telah diisyaratkan oleh Al Isma’ily (Kitab Fathul Baari,
Juz. 4, Kitabul Ijazah).
Dengan demikian Ibnu Hajar
telah menetapkan (tanpa ada tafsiran yang lain) bahwa : umur umat Yahudi adalah
lebih panjang dari kaum muslimin. Apabila kita sudah mengetahui masa kaum
Yahudi, kita akan dapat mengetahui bahwa masa kaum muslimin tidak lebih panjang
dari kaum Yahudi. Yang menjadi pertanyaan kita adalah: “Berapakah lamanya umur
umat Yahudi? Jumlah tersebut dapat kita ketahuidengan dua cara:
1. Dari hadits yang diriwayatkan oleh Hakim yang telah dinukil oleh Ibn
Katsir dari Abu Zar’ah Addamsyaqi dan dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibn
Asakir dalam kitab Tarikhul Damsyiq dan lain-lain sebagainya yang
menyatakan bahwa: umur umat Yahudi adalah: 1500 tahun.
2. Dari teks perkataan Ibn Hajar dalam kitab Fathul Baari (Juz. 4):
“Para ahli nukil (sejarawan) telah bersepakat bahwa masa kaum Yahudi sampai
diutusnya Nabi Muhammad saw. adalah lebih dari 2000 tahun, sedangkan
masa kaum Nashrani dari itu adalah 600 tahun dan menurut sebagian orang
kurang dari itu.” Jadi, umur umat Yahudi adalah 2000 tahun – 600 tahun =
lebih dari 1400 tahun.
Cara Penghitungan Imam As
Suyuthi
Imam Suyuthi
mengatakan:
Jumlah umur dunia dalam
sebuah hadits yang shohih dan mauquf dari Abu Hurairoh bahwasanya ia berkata
tentang firman Alloh swt.: “Dan mereka menetap di sana selama beberapa ahqab.”
“Satu
ahqab itu adalah sama dengan 80 tahun, yangmana satu hari darinya sama dengan
1/6 dari masa dunia.” (HR. Al Bazzar dengan marfu’ (sampai sanadnya kepada Nabi
saw.) diriwayatkan juga oleh Hakim dalam kitab haditsnya Al Mustadrak dari
Abdullah Ibn Mas’ud dan dishohihkannya dan penshohihan ini disetujui oleh Adz
Dzahabi Hadits tersebut diriwayatkan oleh ‘Abdun Ibn Hamid yang dimuat oleh As
Suyuthi pada akhir kitabnya Alla’ali, dimana sanadnya adalah shohih. Hadits
tersebut juga diriwayatkan oleh Hannad dalam kitab Az Zuhdu dengan mauquf
sedangkan sanadnya adalah shohih, dan juga diriwayatkan dalam kitab tafsirnya
dengan makna yang mauquf). (Umur
Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad
Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 307).
Ibn Jarir telah
berkata sambil mengomentari riwayat Abu Hurairoh di atas: “Maka jelaslah dalam
kabar ini bahwa keseluruhan umur dunia ini adalah 6000 tahun karena:
apabila satu hari dari akhirat itu adalah 1000 tahun dibandingkan dengan
waktu dunia sedangkan satu hari dari yang satu ahqab tersebut adalah sama
dengan 1/6 dari umur dunia maka: kita dapat menghitung bahwa umur keseluruhan
dari dunia ini adalah 6 hari akhirat yang sama lamanya dengan 6000 tahun.” (6
hari akhirat sama dengan umur dunia, atau sama dengan 6 x 1000, yakni
6000 tahun. Karena, satu hari akhirat adalah sama dengan 1000 tahun (Tarikh Ath
Thabari, Juz. 1).
Alloh swt. berfirman
“…Sesungguhnya
sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS.
Al Hajj 22:47).
“Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. As
Sajdah 32:5).
“Kaum
fakir miskin akan memasuki surga sebelum orang-orang kaya selama setengah hari
yaitu selama 500 tahun.” (hadits shohih dalam Shahihul Jami’, nonom 8076).
(Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad
Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 312).
Dalam
sebuah riwayat dari Ibn ‘Abbas termaktub bahwa: “Orang-orang Yahudi mengatakan
bahwa masa umur dunia ini adalah 7000 tahun.” (Diriwayatkan oleh Ibn Jarir,
Ibn Abu Hatim dan Alwahidy dari Ibn Ishaq berkata ia: “Muhammad bin Abu
Muhammad maula (bekas hamba sahaya) Zaid bin Tsabit telah menyampaikan kepada
kami dari Sa’id bin Jubair dari ‘Ikrimah atau dari Ibn ‘Abbas. Sanad hadits ini
dishohihkan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Al Itqan , dan juga oleh Al Hafizh
Ibn Hajar dalam kitab Fathul Baari.
Riwayat dari Ibn Abbas ini
yang diriwayatkan dengan sanad yang hasan dari ahlul kitab adalah terlihat
berlawanan dengan riwayat yang datang dari Abu Hurairoh yang menerangkan
bahwasanya umur dunia ini adalah 6000 tahun. Tapi penjelasannya adalah:
pemaduan (Pengkombinasian) kedua riwayat itu (riwayat Ibn Abbas dan riwayat Abu
Hurairoh) dengan cara melihat bahwa maksud dari perkataan Abu Hurairoh adalah
bahwa umur dunia adalah 6000 tahun tanpa adanya tambahan (500 tahun) dan tanpa termasuk hari kiamat
(500 tahun (dari 50.000 tahun)). Adapun perkataan Ibn Abbas, maka ia adalah
bermaksud 7000 tahun sampai kehancuran alam semesta. Keterangan hari kiamat 500
tahun :
Telah
berkata Abu Hurairoh dari Nabi saw.: “’(yaitu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.’ (QS. Al Muthaffifin 83:6)
adalah selama setengah hari dari 50.000 tahun, maka hari tersebut terasa ringan
(singkat) oleh orang-orang mukmin seperti waktu matahari yang sudah rebah akan
terbenam sehingga ia benar-benar terbenam.” (Hadits ini disebutkan oleh Al
Haitsami dalam kitab Al Majma, Kitabul Ba’tsi bab Khiffatu Yaumil Qiyamah ‘Alal
Mu’minin. Dan beliau berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’li, para
perawinya adalah para perawi hadits-hadits shohih selain dari Isma’il bin
Abdullah bin Khalid yangmana ia adalah tsiqoh (jujur, waro’ dan berkepribadian
tinggi). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin
Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 308).
Keterangan tersebut (7000
tahun) diperkuat oleh hadits-hadits shohih yang menyebutkan bahwa Nabi Adam
diciptakan pada hari Jum’at (akhirat) dan bahwa hari kiamat akan terjadi pada
hari Jum’at (dunia dan akhirat) tanpa ada perselisihan pendapat padanya. (Jadi,
masa waktu dari penciptaan Adam sampai berdirinya kiamat adalah 7 hari (menurut
hitungan akhirat) dari hari Jum’at ke Jum’at).
“Hari
yang terbit matahari padanya yang paling baik adalah hari Jum’at, pada hari itu
Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga, pada hari itu pula
ia dikeluarkan darinya dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali pada hari
Jum’at.” (HR. Muslim dalam kitab shohihnya, Ahmad dan Tirmidzi dari Abu
Hurairoh). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin
Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 308-309).
“Jibril
datang kepadaku dengan membawa sebuah cermin yang putih yang padanya sebuh
bintik hitam, aku bertanya: ‘Wahai Jibril, apakah ini?’ Ia menjawab: ‘Ini
adalah hari Jum’at.’ Aku bertanya lagi: ‘Dan apa pulakah bintik hitam ini?’ Ia
menjawab: ‘Ini adalah hari kiamat yang akan terjadi padanya hari kiamat.” (HR.
hasan Abu Ya’la dari Anas, Juz 7, hal. 228. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh
Muqbil dalam kitab Al Jami’ Asshahih). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi
& Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 309).
Jadi, jumlah umur
dunia adalah 7000 tahun, adalah menurut cara Imam As Suyuthi
Kedua :
Jumlah
umur dunia yang telah berlalu (dari masa Nabi Adam as. Sampai pada masa diutusnya Nabi Muhammad saw.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hakim dari Ibn ‘Abbas dari Nabi saw. ia
berkata:
“Umur Adam
adalah 1000 tahun.” Kemudian Ibn ‘Abbas berkata: “Antara Adam dengan Nuh adalah
1000 tahun dan antara Nuh dengan Ibrahim adalah 1000 tahun dan antara Ibrahim
dengan Musa adalah 700 tahun dan antara Musa dengan ‘Isa adalah 1500 tahun
sedangkan antara ‘Isa dan Nabi kita adalah 600 tahun.” (Umur Umat Islam
Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 310).
Dari perkataannya: “Antara
Musa dan ‘Isa adalah 1500 tahun.” Adalah bersesuaian dengan riwayat yang
dimuat oleh Al Hafizh Ibn Katsir dalam kitabnya Al Bidayah Wannihayah
Juz. 2 dari Abu Zar’ah Ad Damsyiqi telah berkata ia: “’Abdullah bin Shalih
telah berkata: Mu’awiyah bin Shalih telah mengabarkan saya dari orang yang
mengabarkannya: ‘Taurat diturunkan kepada Musa pada malam yang keenam yang
berlalu dari bulan Romadhon dan Zabur diturunkan kepada Dawud pada malam yang
kedua belas yang berlalu dari bulan Romadhon, dan itu terjadi setelah 482
tahun. Dan injil diturunkan kepada ‘Isa Ibn Maryam pada malam yang kedelapan
belas yang telah berlalu dari bulan Romadhon 1050 tahun setelah Zabur dan Al
Qur’an diturunkan pada malam yang keduapuluh empat dari bulan Romadhon.’”
Riwayat di atas juga
bersesuaian dengan kabar yang diriwayatkan oleh Ibn ‘Asakir dalam kitab
Tarikh Damsyiq, dan itu juga dikutip oleh Ibn Manzhur dalam meringkas
kitab sejarah tersebut dalam Juz. 1 dari Ayyub Ibn Atabah, telah berkata:
“Adalah waktu antara Adam dengan Nuh adalah sebanyak 10 bapak yaitu selama 1000
tahun dan adalah waktu antara Nuh dan Ibrahim adalah selama 10 bapak yaitu 1000
tahun dan adalah waktu antara Ibrahim dengan Musa adalah selama 7 bapak dan
beliau tidak menyebut tahunnya dan waktu antara Musa dengan ‘Isa adalah 1500
tahun sedangkan waktu antara ‘Isa dengan Muhammad saw. adalah 600 tahun dan
semua itu adalah jarak waktu.”
Atsar Ayyub Ibn ‘Atabah
ini adalah bersesuaian juga dengan hadits Ibn ‘Abbas tentang jarak waktu antara
Ibrahim dengan Musa as. Dan bahkan juga bersesuaian tentang semua jarak waktu
tersebut. Begitu juga halnya dengan kitab-kitab ahlul kitab yang disebutkan
dari segi jumlah.
Ketiga :
Penghitungan jumlah waktu
antara terbitnya matahari dari tempat terbenamnya (sekitar masa berakhirnya
umur umat Islam) sampai berakhirnya masa penghisaban dan masuknya manusia ke
negeri akhirat.
1. Masa antara terbitnya matahari dari tempat terbenamnya sampai
terjadinya kiamat adalah 120 tahun.
“Manusia
akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya selama 120
tahun.” (Hadits shahih yang mauquf yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abu
Syaibah, ‘Abdul Razzaq dan Ath Thabrani dari Abdullah bin Umar. Al Haitsami
telah berkata bahwa para perawinya adalah tsiqoh (terpercaya, waro’ dan
berkepribadian tinggi). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya
Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 311).
“Sesungguhnya
masa bagi Asyrar (manusia-manusia yang jahat) setelah akhyar (manusia-manusia
yang terbaik) adalah selama seratus dua puluh tahun.” (hadits ini dikeluarkan
oleh Abdur Razzaq, Ibn Abu Syaibah dan Na’im dalam kitab Al Fitan, sanadnya
adalah shohih) (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal,
Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 325).
2. Masa waktu antara duatiupan sangkakala Isrofil adalah 40 tahun.
“Antara 2
tiupan adalah 40, orang-orang bertanya: ‘Wahai Abu Hurairoh 40 hari kah?’, ia
menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk menjawab,’ mereka bertanya
lagi: ’40 tahun kah?’, ia ra. menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk
menjawab,’ mereka bertanya lagi: ’40 bulan kah? Ia menjawab: ‘Saya tidak tau
dan saya enggan untuk menjawab.’” (HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh.
Dan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dan Ibnu abu Dawud dalam
Al Ba’tsu dan dalam riwayat Ibnu Al Mubarak dalam kitab Az Zuhdu dari Al Hasan
terdapat tambahan teks yaitu: ‘Selama 40 tahun.’), (HR. shohih Muslim dari Abu
Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no.
2066, hal-1066, terbitan Gema Insani). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi
& Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 311).
Dalam sebuah atsar dari
Ibnu Abbas disebutkan bahwa tiupan sangkakala terjadi tiga kali. Maka atsar ini
tidak ada perbedaan dengan hadits dari Abu Hurairoh di atas. Hadits di atas
hanya menyebutkan dua tipuan, maksudnya dua tiupan yang pertama dan yang kedua,
dengan atsar dari Ibnu ‘Abbas menjadi lengkap sudah jumlah semua tiupan
sangkakala. (adh Dhoif / al Fakir).
Ibnu Abbas berkata, “Tidak ada lagi pertalian nasab
diantara mereka: yakni pada tiupan sangkakala yang pertama. Kemudian sangkakala
ditiup lagi (tiupan kedua), firman Alloh, ‘Dan ditiuplah
sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Alloh... (QS. Az Zumar 39:68).’ Kemudian
pada tiupan ketiga, sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain
dengan berbantah-bantahan.” (atsar shohih dari Ibnu Abbas, dalam
Ringkasan Shahih Bukhari, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3, no. 1959,
hal-316-317, terbitan Gema Insani).
3. Sedangkan waktu manusia dalam keadaan menengadah ke langit untuk
menunggu ke pengadilan yang terakhir adalah selama 40 tahun. Telah bersabda
Rosululloh saw.
“Alloh
mengumpulkan orang-orang yang awal dan orang-orang yang terakhir pada suatu
hari yang maklum yaitu selama 40 tahun dalam keadaan menengadah dan
membelalakkan kedua mata mereka ke langit untuk menunggu keputusan pengadilan
dan Alloh akan turun dalam lindungan awan-awan.” (Hadits ini telah dimuat Adz
Dzahabi dalam kitab “Al ‘Uluwwu” dan ia menghasankan sanadnya, demikian juga
halnya dengan Al Albaani. Lihat kitab “Mukhtsharul ‘Uluwwi” oleh Al Albaani,
hal. 110-111). (Umur Umat Islam
Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 312).
4. Masa waktu hari kiamat adalah 500 tahun
Telah
berkata Abu Hurairoh dari Nabi saw.: “’(yaitu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.’ (QS. Al Muthaffifin 83:6)
adalah selama setengah hari dari 50.000 tahun, maka hari tersebut terasa ringan
(singkat) oleh orang-orang mukmin seperti waktu matahari yang sudah rebah akan
terbenam sehingga ia benar-benar terbenam.” (Hadits ini disebutkan oleh Al
Haitsami dalam kitab Al Majma, Kitabul Ba’tsi bab Khiffatu Yaumil Qiyamah ‘Alal
Mu’minin. Dan beliau berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’li, para
perawinya adalah para perawi hadits-hadits shohih selain dari Isma’il bin
Abdullah bin Khalid yangmana ia adalah tsiqoh (jujur, waro’ dan berkepribadian
tinggi). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin
Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 308).
Jadi, keseluruhan jumlah
waktu antara terbitnya matahari dari tempat terbenamnya sampai masa selesainya
hisab adalah 700 tahun.
Jumlah umur dunia (7000),
sama dengan masa yang telah berlalu dari umat-umat yang telah berlalu sampai
diutusnya Nabi Muhammad saw. (4800) ditambah umur umat Muhammad ditambah jumlah
masa dari selesainya umur umat Muhammad (sekitar terbitnya matahari dari barat)
sampai selesainya masa penghisaban (700).
7000 tahun sama dengan
4800 tahun ditambah umur umat Muhammad ditambah 700 tahun.
Umur umat Muhammad sama
dengan 7000 tahun dikurangi 4800 tahun dikurangi 700 tahun sama dengan 1500
tahun (menurut penghitungan Imam As Suyuthi).
Dalam kitabnya Al Kasyaf
Imam Suyuthi memperkuat hasil hitungannya, ia berkata: “Kemudian setelah
selesai menulis risalah ini saya melihat dalam kitab Al ‘Ilal oleh Imam Ahmad
Ibn Hanbal, telah berkata ia: Isma’il bin Abdul Karim bin Ma’qal bin Munabbih
telah mengabarkan kepada kami, saya dikabarkan oleh ‘Abdusshamad bahwa ia
mendengar Wahab berkata: ‘Umur dunia telah berlalu 5600 tahun, sesungguhnya
saya sudah mengetahui setiap raja dan nabi yang terdapat di setiap zaman’, dan
ini menunjukan bahwa umur umat ini adalah lebih dari 1000 tahun dengan tambahan
kira-kira 400 tahun.” (sanadnya adalah hasan sebagaimana yang dikatakan oleh
pentahkik kitab Al Kasyaf yaitu Syaikh Jasim bin Muhammad Muhalhil Al
Kuwaiti). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya
Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 313).
Cara Penghitungan Imam Ibnu
Rajab Al Hanbali
Dari
Abdullah Ibn ‘Umar ra., bahwa beliau mendengar Rosululloh saw. bersabda,
“Sesungguhnya menetapmu dibandingkan dengan umat-umat sebelum kamu adalah
seperti waktu antara sholat Ashar sampai terbenamnya matahari, Ahli Taurat
(Yahudi) telah diberikan kepada mereka kitab Taurat kemudian mereka mengamalkan
kitab tersebut, sehingga apabila telah sampai waktu tengah hari mereka pun
lemah untuk mengamalkannya, lalu mereka diberi ganjaran oleh Alloh swt.
masing-masing satu qirath.” (HR. Bukhori dalam kitab shohihnya) (Umur Umat
Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin,
terbitan Cendekia, hal. 298).
Telah berkata Ibn Rajab
Rahimahulloh: “Sesungguhnya umat-umat yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah
umat Nabi Musa as. Dan umat Nabi ‘Isa as. Kami mengatakan demikian karena:
waktu umat ini (umat Islam) dibandingkan dengan umur dunia dari awal sampai
akhirnya adalah tidak sampai dengan waktu antara sholat Ashar sampai
terbenamnya matahari yang dibandingkan dengan waktu-waktu yang berlalu dari
satu hari dan bahkan jauh lebih sedikit dari itu.” (Kitab Fathul Baari oleh Ibn
Rajab, hadits nomor 557).
Ibn Rajab telah berkata:
“Kami telah mengetengahkan bahwa yang dimaksud oleh hadits ini adalah waktu
umat Muhammad yang dibandingkan dengan umat Musa dan ‘Isa as. Karenanya,
keseluruhan waktu umat yang tiga ini
adalah seperti satu hari penuh dan adapun waktu yang telah berlalu dari
umat-umat yang lain semenjak awal dunia adalah seperti malam menjelang
datangnya siang hari tersebut karena malam adalah mendahului siang, (jadi malam
itu diciptakan sebelum siang)
(dalilnya adalah firman Alloh swt.: “Dan suatu tanda (kekuasaan Alloh yang besar) bagi mereka
adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta
mereka berada dalam kegelapan.” (QS. Yaasiin
36:37)),
dan
malam yang berlalu tersebut padanya terdapat bintang-bintang yang bersinar yang
akan dijadikan sebagai petunjuk jalan, maka mereka itulah para nabi yang telah
diutus, dan pada malam itu juga ada bulan yang terang benderang, maka itulah ia
Ibrahim Khalilulloh as., imam para sekalian orang yang hanif dan bapak dari
sekalian Nabi-nabi. Jarak waktu antara Adam dengan Nuh adalah 1000 tahun, jarak
waktu antara Ibrahim dengan Musa adalah 1000 tahun. Hal ini dikatakan oleh
banyak orang dari orang-orang yang terdahulu.” Beliau berkata lagi: “Adapun
permulaan risalah Musa as. Adalah seperti permulaan siang hari karena Musa,
‘Isa dan Muhammad adalah para pemilik syari’at dan kitab-kitab yang diikuti.
Karenanya, masa amal Bani Isro’il sampai munculnya ‘Isa as. Adalah seperti
setengah hari yang pertama, dan waktu amal umat ‘Isa adalah seperti waktu
antara sholat Dzuhur sampai sholat Ashar sedangkan waktu amal umat Muhammad
adalah seperti dari waktu sholat Ashar sampai terbenamnya matahari.”
Demikianlah perkataan Imam
Ibn Rajab yangmana pernyataan tersebut menunjukkan bahwa beliau telah mengikuti
sebuah metode dalam pemahamannya terhadap hadits tersebut dengan keterangan
sebagai berikut:
Beliau telah meletakkan
keseluruhan waktu dunia adalah seperti satu hari yang penuh dengan siang dan
malamnya. Beliau menjadikan waktu yang telah berlalu dari umat-umat yang
berlalu dari masa Nabi Adam as. Sampai Musa as. Seperti waktu satu malam dari
hari tersebut karena, waktu malam itu adalah mendahului siang, dan waktu
malam itu adalah 3000 tahun. Kemudian Ibn Rajab menjadikan masa umat-umat
yang tiga (Yahudi-Nashrani-Islam) adalah sama dengan waktu siang dari hari
tersebut, dan hitungan waktunya adalah dekat dari setengah hari yang pertama.
(ingat, pengertian satu hari di sini adalah siang ditambah dengan malam)
(hitungan yang lain adalah hanya siang, tetapi hitungan Ibn Rajab siang
ditambah dengan malam sebelum siang adh Dhoif / al Fakir)
Berikut ini adalah
perkataan-perkataan Ibn Rajab dalam penghitungan (al hisab):
1. Masa umat-umat dari masa Nabi Adam as. Sampai Nabi Musa as. Adalah
(satu malam penuh) sama dengan 3000 tahun.
2. Masa umat-umat yang tiga (Yahudi-Nashrani-Islam) adalah (satu siang
penuh) sama dengan 3000 tahun (dekat dari itu).
3. Masa umat Yahudi adalah setengah dari siang tersebut sebagaimana
yang telah dinyatakan oleh Ibn Rajab dan masa umat Nashrani dan Islam adalah
setengah lagi dari siang tersebut. Oleh karena itu:
a. Apabila umur umat Yahudi adalah setengah dari siang tersebut
(dekat dari hitungan tersebut) adalah sama dengan 1500 tahun.
b. Umur umat Nashrani dan Islam adalah sama dengan 1500 tahun.
c. Sedangkan umur umat Nashrani adalah (menurut hadits Salman yang
diriwayatkan oleh Bukhori) sama dengan 600 tahun. Maka: umur umat Islam
(tanpa tambahan) sama dengan 1500 dikurangi 600 tahun sama dengan 900 tahun.
Dengan menambahkan
tambahan dari umur umat Islam yang telah disebutkan oleh hadits Sa’ad yang
berlalu (yaitu selama 500 tahun) maka: Umur umat Islam adalah sama
dengan 900 tahun ditambah 500 tahun sama dengan 1400 tahun (dalam
hitungan yang dekat dari itu) menurut cara penghitungan Ibn Rajab.
Cara Penghitungan Sebagian
Ulama
“Aku diutus adalah bersama’an dengan kiamat seperti dua
jariku ini,” Dan beliau mengisyaratkan dengan menggiringkan jari
telunjuk dan jari tengahnya.” (Keshahihan
hadits ini adalah Muttafaq ‘Alaih, yang juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Anas dan Sahal bin Sa’ad), (HR.
shohih Muslim dari Sahl bin Sa’ad, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2062, hal-1065, terbitan Gema Insani). (Umur
Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad
Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 170).
Imam
Al Baidhawy telah
berkata: “Hadits itu adalah bermaksud: perbandingan masa diutusnya Nabi saw.
dengan masa terjadinya kiamat adalah seperti perbandingan kelebihan panjang
dari salah satu kedua jari tersebut, Ath Tha’i telah mentarjih (menyatakan
kebenaran) pendapat Al Baidhawy (tafsiran perbandingan kelebihan panjang dari
kedua jari) dengan menambahkan sebuah hadits yang berasal dari Al Mustaurad bin
Syaddad.
“Saya
diutus pada waktu yang beriringan dengan hari kiamat yang mana aku mendahuluinya
sebagaimana ini mendahului ini.” Dan Beliau saw. mengisyaratkan kepada kepada
jari telunjuk dan jari tengah beliau.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi
dan Ath Thabari dari Al Mustaurad bin Syaddad). (Umur Umat Islam Kedatangan
Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia,
hal. 317).
Dalam mensyarah hadits ini
telah berkata Ibn Rajab: “’Seperti kedua
jariku ini dan beliau saw. mengisyaratkan kepada jari telunjuk dan jari
tengahnya.’ Telah ditafsirkan oleh Qatadah dan lain-lain, bahwa; hadits
ini bermaksud tentang kelebihan panjang salah satunya dari yang lain, yaitu
kelebihan panjang jari tengah dari jari telunjuk.” (Kitab Fathul Baari Ibn
Rajab, Juz 4).
Jadi, sesuai dengan
pemahaman kebanyakan para ulama maka: Sesungguhnya perbandingan jarak dari
lebih dahulunya masa pengutusan Nabi saw. dari masa berdirinya kiamat adalah
seperti perbandingan sisa panjang antara jari telunjuk dan jari tengah.
Telah berkata Al Hafizh
Ibn Hajar: “Orang yang lebih dahulu membahas masalah ini adalah Abu Ja’far
bin Jarir Ath Thabari.” (Fathul Baari oleh Ibn Hajar, Juz. 11).
Ibn Rajab telah berkata:
“Ibn Jarir Ath Thabari telah menyebutkan bahwa kelebihan panjang yang ada
antara jari telunjuk dan jari tengah adalah setengah dari sepertujuh (1/2 X
1/7).” (Fathul Baari oleh Ibn Rajab, Juz 4).
Beda kelebihan panjang
antara jari tengah dan telunjuk adalah setengah dari sepertujuh, yang berarti
setengah bagian dari tujuh bagian yang ada atau satu bagian dari empat belas
bagian (1/14)
Apabila panjang jari
tengah adalah 14 bagian sedangkan panjang jari telunjuk adalah 13 bagian, maka
masa yang terdapat antara saat diutusnya Nabi Muhammad saw. dan saat berdirinya
hari kiamat adalah sama dengan panjang jari tengah yaitu: 14 bagian. Sedangkan
masa yang terdapat antara saat diutusnya Rosululloh saw. sampai berakhirnya
umur umat Islam adalah sama dengan panjang jari telunjuk. (Para ulama besar
telah lebih dahulu membuat model gambar untuk penjelasan yang seperti ini,
seperti Al Hafizh Ibn hajar, Kitab Fathul Baari, Juz 10 Babul Imtisyath dan Kitaburraqqaq, Juz 11 serta Kitab
Riyadhusshalihin oleh Imam Nawawi).
Jadi, apabila kita sudah
mengetahui bahwa satu bagian yang terakhir tersebut adalah masa yang ada antara
saat terbitnya matahari dari barat
(yaitu masa beberapa waktu sebelum dicabutnya nyawa seluruh kaum
Mu’minin) sampai berdirinya kiamat, maka kita akan dapat mengetahui umur umat
Islam dengan penghitungan bagian-bagian tersebut berdasarkan metode Imam Ath
Thabari. Dengan mengetahui bahwa masa yang terdapat antara terbitnya matahari
dari barat sampai berdirinya kiamat adalah 120 tahun, maka kita dapat
menghitung umur uma Islam:
Umur umat Islam sama
dengan 120 tahun dikalikan 13 bagian sama dengan 1560 tahun.
(jarak antara keluarnya asap berdekatan dengan terbitnya matahari dari barat,
maka jika dihitung dari patokan terbitnya matahari dari barat adalah masih
berdekatan (adh Dhoif / al Fakir). Keterangan tentang 120 tahun
“Manusia
akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya selama 120
tahun.” (Hadits shahih yang mauquf yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abu
Syaibah, ‘Abdul Razzaq dan Ath Thabrani dari Abdullah bin Umar. Al Haitsami
telah berkata bahwa para perawinya adalah tsiqah (terpercaya, wara’ dan
berkepribadian tinggi). (Umur Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya
Dajjal, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Cendekia, hal. 311).
Metode Penggabungan
Sesungguhnya penggabungan
(pengkombinasian) beberapa cara yang berbeda-beda sumber dan dalilnya terhadap
penghitungan umur umat Islam adalah berkisar pada kesimpulan (hasil)
penghitungan: 1500 tahun dengan mutlak. Hasil atau kesamaan kesimpulan yang
didapat tersebut menekankan (walaupun penekanan ini tidak dari segi kepastian
akan tetapi dari segi kemungkinan yang paling kuat) bahwa hasil tersebutlah
yang dapat kita terima dan kita condong untuk mengatakan bahwa umur umat ini
berkisar pada hitungan yang seperti ini.
KARENANYA, BEBERAPA CARA TERSEBUT MEMBUAHKAN SUATU HASIL BAHWA: UMUR UMAT ISLAM LEBIH DARI 1400 TAHUN DAN
TIDAK LEBIH DARI 1500 TAHUN.
Maksud dari
penyampaian makalah ini tidak lain adalah agar kita semua berintrospeksi diri,
dalam rangka menuju ketaqwaan kepada Alloh swt. Jika memang benar penghitungan tersebut, maka bukankah ini benar-benar
harus kita renungi, kalau pun penghitungan itu tidak tepat, tetap saja umur
umat Islam semakin mendekati batas waktunya. Maka sudah tidak bisa kita hindari
lagi bahwa sebaiknya kita kembali kepada jalan ketaqwaan terhadap Alloh swt. di
samping itu, kita semua sebagai makhluk yang bernyawa yang pasti mati, adalah
sudah menjadi keharusan kembali kepada jalan ketaqwaan terhadap Alloh swt.
karena memang kematian seseorang tidak pernah diketahui kapan datangnya. Wallahu
a’lam bis sowab.
63. Manusia berlompat-lompat seperti keledai
“…Maka, tinggalah orang-orang yang jelek yang bertingkah
laku bagai binatang dan hewan buas, yang tidak mengenal kebaikan dan tidak
mengingkari kemungkaran. Lalu, mereka didatangi oleh setan yang menjelma
sebagai seorang manusia. Setan itu bertanya, ‘Apakah kalian tidak merasa malu?’
Kata mereka, ‘Apa yang kau perintahkan kepada kami?’ Maka, setan mengajak
mereka menyembah berhala, sehingga rezeki mereka melimpah ruah dan kehidupan
mereka penuh kenikmatan duniawi. Setelah itu ditiuplah sangkakala yang
mengejutkan setiap orang yang mendengarnya. Orang yang pertama kali
mendengarnya adalah seorang laki-laki yang berada di dekat tempat minum
ontanya. Maka, seorang laki-laki tersebut pingsan, lalu mati. Kemudian disusul
oleh semua manusia. Setelah itu Alloh menurunkan hujan bagai gerimis (atau
hujan terus-menerus) sehingga jasad-jasad manusia bermunculan, lalu sangkakala
ditiup lagi, tiba-tiba mereka bangkit dan hidup kembali. Lalu diserukan, ‘Hai
umat manusia, datanglah untuk menghadap ke hadirat Tuhan kalian!’ Alloh
berfirman kepada para malaikat, ‘Hentikan mereka di tempat pemberhentian,
karena akan ditanya.’ (QS. As Saffat 37:24). Difirmankan pula kepada para
malaikat, ‘Siapkanlah calon-calon penghuni neraka!’ Ditanya kepada Alloh,
‘Berapa?’ Dijawab oleh Alloh, ‘Siapkan 999 orang dari tiap 1000 orang.’ Itulah
hari yang bisa membuat anak-anak beruban dan betis pun disingkapkan.” (HR. shohih Muslim dari an-Nu’man bin
Salim dari Ya’qub bin ‘Ashim bin Urwah bin Mas’ud dari Abdullah bin Amru, dalam
Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2052,
hal-1055-1056, terbitan Gema Insani).
“Kiamat tidak akan terjadi kecuali apabila di bumi tidak
disebut-sebut lagi (nama) Alloh, Alloh.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu
Hibban dari Anas), (HR.
shohih Muslim dari Anas, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani,
hadits no. 2020, hal-1032, terbitan Gema Insani).
“Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas manusia-manusia
yang paling jahat.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Ibnu Mas’ud), (HR. shohih Muslim dari Abdullah bin
Mas’ud, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2022,
hal-1033, terbitan Gema Insani).
“Tidak akan
berdiri kiamat sehingga mereka bersetubuh (berjingkrak-jingkrak) di jalan
seperti keledai-keledai.” (HR.
Al Bazzar dan Thabrani dari Ibnu ‘Umar).
64. Pembenaman, bumi di timur, barat, tanah Arab
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang kepada kami
ketika kami sedang mengkaji suatu hal. Beliau berkata: “Apakah yang sedang
kalian bahas ?” Mereka menjawab: “Kami sedang (mengkaji) tentang hari kiamat.”
Beliau bersabda : “Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian
menyaksikan sebelumnya 10 tanda.” Maka beliau menyebutkan, yaitu: “Keluarnya
asap tebal, munculnya Dajjal, binatang bumi (binatang melata), terbitnya
matahari dari tempat terbenamnya, turunnya ‘Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj,
3 pembenaman bumi, di Timur, di Barat, di semenanjung ‘Arabia dan terakhir
adalah keluarnya api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke Mahsyar
mereka.” (HR. Muslim dalam shahihnya, kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah. Juga
riwayat Ahmad dalam Musnadnya), (HR. shohih Muslim dari Hudzaifah bin
Usaid al-Ghifari, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin Al-Bani, hadits
no. 2037, hal-1042, terbitan Gema Insani), (HR. shohih Muslim dari Hudzaifah
bin Asid Al Ghifari, dalam Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid
3, hadits no. 4311, hal-43, terbitan Pustaka Azzam).
65. Keluarnya api
“Adapun syarat kiamat yang pertama adalah api yang keluar
dari Timur, maka ia akan mengumpulkan manusia ke Barat.” (HR. Ahmad, Bukhari
dan Nasa’i dari Anas).
“Keluarnya api dari dasar Aden yang menggiring manusia ke
Mahsyar dan api tersebut akan bermalam di tempat manapun manusia itu bermalam
dan ia akan berada dimanapun manusia itu tidur siang (istirahat).” (HR.
Ahmad dan Muslim dari Abu Hudzaifah bin Asid).
Selanjutnya adalah tiga tiupan sangkakala. Tiga tiupan sangkakala ini
menjadi tanda dan pembatas menuju gerbang kehidupan akhirat, dimana manusia
tidak memiliki kebebasan, seluruh kekuasaan ada pada genggaman Alloh swt.
Ibnu Abbas berkata, “Tidak ada lagi pertalian nasab
diantara mereka: yakni pada tiupan sangkakala yang pertama. Kemudian sangkakala
ditiup lagi (tiupan kedua), firman Alloh, ‘Dan ditiuplah
sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Alloh... (QS. Az Zumar 39:68).’
Kemudian pada tiupan ketiga, sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian
yang lain dengan berbantah-bantahan.” (atsar shohih dari Ibnu Abbas, dalam Ringkasan Shahih Bukhari, M. Nashiruddin Al-Bani,
jilid 3, no. 1959, hal-316-317, terbitan Gema Insani).
66. Tiupan sangkakala pertama (mengguncang alam
dan pemutusan pertalian nasab)
“Hari yang terbit
matahari padanya yang paling baik adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam
diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga, pada hari itu pula ia
dikeluarkan darinya dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali pada hari
Jum’at.” (HR. Muslim dalam kitab shohihnya, Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairoh).
“Jibril datang
kepadaku dengan membawa sebuah cermin yang putih yang padanya sebuh bintik
hitam, aku bertanya: ‘Wahai Jibril, apakah ini?’ Ia menjawab: ‘Ini adalah hari Jum’at.’ Aku bertanya lagi:
‘Dan apa pulakah bintik hitam ini?’ Ia menjawab: ‘Ini adalah hari kiamat yang
akan terjadi padanya hari kiamat.” (HR. hasan Abu Ya’la dari Anas, Juz 7, hal.
228. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Muqbil dalam kitab Al Jami’ Asshahih).
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak
(benar), ketika dia berkata, “jadilah!” maka jadilah sesuatu itu. Firman-nya
adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup.
Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah yang Maha Bijaksana, Maha
Teliti.” (QS. Al-An’am 6:73).
“Dan
ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan.” (QS. Qaf 50:20).
“Apabila
ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit.” (QS.
Al Muddassir 74:8-9).
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan
diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan.
Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada
hari itu langit menjadi rapuh. Dan para malaikat berada di berbagai penjuru
langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di
atas (kepala) mereka.” (QS. Al Haqqah 69:13-17).
“(Ingatlah) pada hari langit kami gulung seperti
menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana kami telah memulai penciptaan
pertama, begitulah kami akan mengulanginya lagi. (suatu) janji yang pasti kami
tepati; sungguh, kami akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiya
21:104).
“Hai manusia,
bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah
suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu
melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak
yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat kerasnya.” (QS. Al Hajj 22:1-2).
“Sungguh, akan
berdiri hari kiamat (dengan mengejutkan) dimana apabila 2 orang laki-laki telah
memajang pakaian (dagangan) nya, maka keduanya tidak akan (sempat)
memperjualbelikan ataupun melipatnya kembali, dan sungguh akan berdiri hari
kiamat (dengan mengejutkan) dimana apabila seorang laki-laki sudah memerah susu
(ternak) nya maka ia tidak akan (sempat) meminumnya, dan sungguh akan berdiri
hari kiamat (dengan mengejutkan) dimana apabila seseorang sudah melepa (dengan
tanah liat) sumurnya maka ia tidak akan (sempat) meminum airnya, dan sungguh
akan berdiri hari kiamat (dengan mengejutkan) sehingga apabila seseorang sudah
mengangkat makanan ke mulutnya, maka tidak akan (sempat) memakannya.” (HR.
Bukhori, Muslim dan Ibnu Majjah dari Abu Hurairoh), (HR. shohih
Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M. Nashiruddin
Al-Bani, hadits no. 2065, hal-1066, terbitan Gema Insani).
“Antara 2 tiupan
adalah 40, orang-orang bertanya: ‘Wahai Abu Hurairoh 40 hari kah?’, ia
menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk menjawab,’ mereka bertanya
lagi: ’40 tahun kah?’, ia ra. menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk
menjawab,’ mereka bertanya lagi: ’40 bulan kah? Ia menjawab: ‘Saya tidak tau dan saya enggan untuk
menjawab.’” (HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh. Dan pada hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dan Ibnu abu Dawud dalam Al Ba’tsu dan dalam
riwayat Ibnu Al Mubarak dalam kitab Az Zuhdu dari Al Hasan terdapat tambahan
teks yaitu: ‘Selama 40 tahun.’), (HR. shohih Muslim dari Abu Hurairoh, dalam Ringkasan Shohih Muslim, M.
Nashiruddin Al-Bani, hadits no. 2066, hal-1066, terbitan Gema Insani).
67. Tiupan sangkakala kedua (mematikan makhluk)
“(Sungguh, kamu akan
dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, (tiupan
pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua, hati manusia pada waktu itu merasa
sangat takut.” (QS. An-Naziat 79:6-8).
“Dan
sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi
kecuali mereka yang dikehendaki Alloh. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala
itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan
Alloh).” (QS. Az Zumar 39:68)
68. Tiupan
sangkakala ketiga (membangkitkan makhluk)
“Dan
apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)” (QS. At
Takwir 81:7).
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru
(malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (yaitu) pada hari mereka mendengar
teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur).” (QS.
Qaf 50:41-42).
“
Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangsakala lalu kamu datang
berkelompok-kelompok.” (QS. An Naba’ 78:18).
“Pada hari itu
manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” (QS. Az Zalzalah
99:6).
69.
Menunggu pengadilan.
“Alloh
mengumpulkan orang-orang yang awal dan orang-orang yang terakhir pada suatu
hari yang maklum yaitu selama 40 tahun dalam keadaan menengadah dan
membelalakkan kedua mata mereka ke langit untuk menunggu keputusan pengadilan
dan Alloh akan turun dalam lindungan awan-awan.” (Hadits ini telah dimuat Adz
Dzahabi dalam kitab “Al ‘Uluwwu” dan ia menghasankan sanadnya, demikian juga
halnya dengan Al Albaani. Lihat kitab “Mukhtsharul ‘Uluwwi” oleh Al Albaani,
hal. 110-111).
Telah berkata Abu Hurairoh dari
Nabi saw.: “’(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap
Tuhan semesta alam.’ (QS. Al Muthaffifin 83:6) adalah selama setengah
hari dari 50.000 tahun, maka hari tersebut terasa ringan (singkat) oleh
orang-orang mukmin seperti waktu matahari yang sudah rebah akan terbenam
sehingga ia benar-benar terbenam.” (Hadits ini disebutkan oleh Al Haitsami
dalam kitab Al Majma, Kitabul Ba’tsi bab Khiffatu Yaumil Qiyamah ‘Alal
Mu’minin. Dan beliau berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’li, para
perawinya adalah para perawi hadits-hadits shohih selain dari Isma’il bin
Abdullah bin Khalid yangmana ia adalah tsiqoh (jujur, waro’ dan berkepribadian
tinggi).
70.Umatnya Rosululloh saw.
yang terakhir di dunia tapi menjadi orang-orang yang paling pertama menjalani
hisab pada hari kiamat.
(HR.
Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh dan Hudzaifah)
Daftar Pustaka :
-
Ringkasan
Shahih Bukhari, M. Nashiruddin Al-Albani, jilid 3, terbitan Gema Insani.
-
Ringkasan
Shahih Muslim, M. Nashiruddin Al-Albani, terbitan Gema Insani.
-
Shohih Sunan Abu Daud, M. Nashiruddin Al-Bani, jilid 3,
terbitan Pustaka Azzam.
-
Umur
Umat Islam Kedatangan Imam Mahdi & Munculnya Dajjal, Amin Muhammad
Jamaluddin, terbitan Cendekia.
-
Huru
Hara Akhir Zaman, Amin Muhammad Jamaluddin, terbitan Aqwam
Catatan : Amin Muhammad Jamaluddin (Pascasarjana
Fakultas Dakwah dan Tsaqafah Islamiyah Universitas Al Azhar Kairo)
Alhamdulilah dengan anda berkenan sedikit
meluangkan waktu membaca bacaan ringan ini, mudah-mudahan bisa sedikit menambah
informasi tentang kiamat. Mengapa saya sebut informasi karena yang mengetik
lembaran ini juga hanyalah seorang adh-Dhoif / al-Fakir, jadi ini hanya sekedar
informasi saja, yang mudah-mudahan bisa dikembangkan ke dalam bentuk yang
positif. Mudah-mudahan dengan bacaan ringan tentang kiamat ini, menjadi pemompa
semangat agar kita mau mengkaji ilmu tentang kiamat lebih dalam lagi, di mana
saja, kapan saja, sehingga juga dapat mengkritik saya, agar saya juga mendapat
ilmu tentang kiamat yang lebih dalam lagi. Jika isi bacaan ringan ini benar,
maka datangnya dari Alloh dan rosul-Nya, tetapi jika ada kesalahan itu
datangnya dari saya pribadi.
Hamba Alloh SWT.
Panji
Guntur S.
Label: Kajian Khusus Kiamat
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar